↳①⑨┊NEW STEP

3.3K 465 626
                                    

1ੈ‧₊˚┊𝙽𝙴𝚆 𝚂𝚃𝙴𝙿
─── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
ⓐⓡⓡⓐⓝⓘⓔⓡ

[🌾] Mang bolehh selama ini apdetnya? Look at the stars.

























"AKU TIDAK MAU tahu pokoknya tahun ini aku akan pergi ke Hogwarts!" [Name] terdiam cukup lama di depan pintu kerja ruangan Leiden. Ketika Selena Cardwell keluar dari sana dengan amukan kecilnya dan sahutan Leiden yang memanggil namanya.

Tahun kedua tak menginjakan kaki disana membuat Selena Cardwell setengah mati membenci ayahnya. Alasan merumahkannya hanya karena insiden tahun pertama itu omong kosong.

Ia terkejut mendapati [Name] dengan buku-bukunya, menatap sebentar lalu melenggang pergi meninggalkan kembarannya yang berbeda itu.

Selena merasa alasannya dirumahkan bukan hanya itu saja, fakta membuat [Name] mempelajari sihir ahli waris juga membuatnya semakin kesal pada Sang Ayah. Jika saudari tak seirasnya itu harus belajar, mengapa bukan dia saja yang dirumahkan? Kenapa ia juga harus ikut-ikutan? Selena tak habis pikir dengan Leiden.

[Name] kemudian mengetuk pintu ruang kerja Leiden. "Saya [Name], ayah."

"Masuk."

Dan disinilah keduanya berada. Tempat dimana biasanya [Name] melapor segala perkara. Dengan pandangan datar dan wajah angkuh. Ia menatap Cardwell lebih tua di depannya.

"Pelajaran saya untuk kelas ilmu pertahan sihir telah usai."

"Keep it." Leiden berdiri dari kursi kebesarannya. "Persiapanmu untuk peresmian sudah sejauh apa? Setelah upacara kedewasaan untuk kalian berdua. Aku pikir akan benar-benar memperkenalkanmu di ruang publik. Sebagai Cardwell. Jadi kupikir apa yang kau lakukan harus benar-benar matang."

Keringat turun, selama ini ia sama sekali belum di bawa keruang publik secara resmi. Hanya diperkenalkan karena ia anak yang sakit, namun setelah itu tak pernah lagi datang keperjamuan.

"Saya rasa lancar, hanya saja mungkin saya akan sedikit tidak baik dalam interaksi publik," jujur [Name] ragu. Ia cukup baik dalam berbicara dari mata ke mata. Namun berbicara dengan orang banyak adalah satu hal yang baru baginya. Jelas ini membuatnya risau.

Leiden melihat ke khawatirannya, sebelum kembali menimbang dengan gelagat dinginnya. "Untuk siapa kamu bicara diruang publik?"

"Cukup berdiri dengan manis saat sesi Daily Prophet dan potong kue. Setelah itu kamu bebas kemanapun." Diam sejenak sebelum yang tua berkata lagi. "Hanya, jangan buat keributan."

[Name] mengangguk.

Tentu saja, ini semua masih tentang kecerobohan di masa kecilnya. Setelah itu mereka berbincang beberapa hal lainnya, namun topik selanjutnya dimulai.

"... Saudarimu berencana untuk sekolah lagi tahun ini. Gadis itu sama sekali tak tahu apa yang menimpa dirinya sebelumnya ...." Kali ini [Name] diam saat Leiden berbicara dengan memijit pelipisnya. "Aku tidak tahu apa Erta - kakekmu akan setuju atau tidak. Bagaimana menurutmu?"

[Name] bersua, "Saya rasa ... Selena memang sedang berada dalam fase memberontak. Itu umum."

"Tidak bukan itu." Leiden menatap tajam dari kursinya. "Aku tanya bagaimana menurutmu untuk kembali bersekolah?"

[Name] terdiam sebentar sebelum ia angkst suara kembali. "Itu ... Keputusan Ayah."

Selama ini ia tak punya hak untuk mengutarakan pendapat, jadi cukup aneh bagi [Name] mendapat perlakuan seperti ini dari Cardwell yang lebih dewasa dari dirinya.

𝐑𝐄𝐕𝐄𝐀𝐋 || ∂. мαℓƒσуTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang