↳⓪②┊DIEGON ALLEY

6.8K 1.1K 485
                                    

ੈ‧₊˚ ┊͙ 𝙳𝙸𝙴𝙶𝙾𝙽 𝙰𝙻𝙻𝙴𝚈
─── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
ⓐⓡⓡⓐⓘⓝⓘⓔⓡ































































KURSI BERDERIT SEBAGAI Pertanda dimulainya perjamuan makan pagi hari itu, peri rumah mereka senantiasa menghidangkan berbagai macam jenis dan bentuk makanan pada meja panjang berlapis kayu dan emas. Semuanya tampak penuh dengan kemewahan dan senyum sukacita mengembang dari bibir sang pemilik rembulan.

"Pagi Dad," ujar Selena sambil mencium pipi ayahnya kemudian bergantian mengecup pipi sang ibu dengan lembut. "Pagi Mom!"

Ketiganya tampak seperti keluarga bahagia kalau saja mereka melupakan eksetensi anak mereka yang satu lagi duduk dalam diam di tepi meja.

Kabar gembira, semenjak kedatangan keluarga Malfoy beberapa waktu yang lalu hidup [Name] sedikit berubah dan sedikit membaik. Duduk satu meja dengan ayah, ibu, serta Selena termasuk salah satunya.

[Name] bahkan sudah boleh kembali  menginjakan kakinya di pergaulan kelas atas para penyihir, walau pastilah Leiden membawa alasannya yang sama seperti yang ia lakukan ke keluarga Malfoy untuk menyelamatkan reputasinya sekaligus mendapatkan simpati sebagai predikat ayah terbaik.

"Dad ...," panggil Selena di tengah makannya yang langsung di balas Leiden dengan dehaman; mengiyakan.

"Ceritakan tentang Hogwarts padaku!" Bukan tanpa sebab Selena mencari tentang tahu soal Hogwarts akhir-akhir ini. Semenjak surat yang datang seminggu sebelumnya, Selena tak henti-hentinya berkhayal ingin sekolah, bermimpi menjejalkan segera kakinya di sana.

[Name] juga mendapatkan suratnya, walau rada terkejut dan mendapatkan perlakuan skeptis dari orang sekitarnya. Namun setelah Leiden kembali menimbangnya, lelaki dewasa itu memutuskan untuk mengirim [Name] untuk bersekolah di sana, bersamaan dengan Selena.

"Selena tak baik bicara saat makan," tegur Marion seraya tersenyum manis menatap anaknya gemas.

"But mommm, i already curious! Dad di asrama mana kau berada?" tanya Selena lagi tidak bisa menghentikan antusiasnya. Sedangkan [Name] makan dalam diam sambil sesekali menguping ketiganya, sejujurnya gadis itu juga penasaran.

"Slytherin," jawab Leiden singkat lalu meneguk segelas air dari cangkirnya. "Ibumu Gryffindor. Kedua asrama itu terkenal tidak akur sedari dahulu."

"Lalu bagaimana kalian bisa bertemu?"

"Kita rival di kelas, lalu di jodohkan. Saling tertarik, jatuh cinta, and then married." Leiden tersenyum menatap Marion yang tersipu, sedangkan Selena hanya menatap dengan mata penuh binar.

Pengalaman yang aneh bagi [Name] melihat ketiganya cukup harmonis, seolah lepas di dunia mereka sendiri. Tanpa mengikut sertakan [Name] di dalamnya.

"Wow aku jadi bingung ingin berada di asrama yang mana."

"Asrama manapun tidak masalah Dear, Ravenclaw atau Hufflepuff tak ada masalahnya." Selena mengangguk paham mendengar penuturan Marion.

[Name] mengunyah makanannya sambil mencerna kata demi kata yang lolos dari mulut ketiganya. Semua asrama tidak masalah ... Kuharap itu juga berlaku untuk ku.

"Ah ... Esok kita akan pergi ke Diagon Alley, sebelum bersekolah tentu saja kita harus mencari peralatan belajarmu bukan?" Marion kembali berujar, senyum manis bak dewi kembali merekah di bibir rupawan Selena. Ia tak mampu menahan kegembiaraannya.

𝐑𝐄𝐕𝐄𝐀𝐋 || ∂. мαℓƒσуTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang