↳①⑥┊ABORT MISSION

2.6K 475 152
                                    

1ੈ‧₊˚┊𝙰𝙱𝙾𝚁𝚃 𝙼𝙸𝚂𝚂𝙸𝙾𝙽
─── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

ⓐⓡⓡⓐⓘⓝⓘⓔⓡ

[🌾] Kaget lo semua gua apdet ga nunggu tahun baru, silahkan membaca.























































BERITA HILANGNYA [NAME] Cardwell, menyeruak cepat ketelinga orang-orang. Setelah mengadu, ujian di tunda untuk besok. Menggunakan kesempatan dari berita duka yang menjadi momok masyarakat itu sebagai tak-tik.

"Tak kusangka saudari Selena itu — who's her name again? Yeah! [Name] Cardwell. Hilang di tengah malam!"

"Hilang di tengah ujian? Bukan 'kah itu aneh?"

"Who knows where she is, apa ia memutuskan bunuh diri karena stress dengan kehidupannya?"

"Bisa jadi, soalnya menjadi orang cacat di keluarga yang sempurna itu beban tahu."

"Haha, agak miris. Tapi kalau aku jadi dia juga tak bisa menahan malu sih, terlebih lagi tekanan dari anak-anak Salazar itu."

"Bet, she's gone forever."

"You're cruel! Wicked! But, i also agreed."

"Professor Dumbledore!" panggil Sabumi, mempercepat langkahnya. Menyamai langkah Professor tua yang sudah jauh di depan itu.

"Anda mau kemana?"

Dumbledore melirik sedikit, anak sebelas tahun dengan muka asing itu. Lalu berujar, "aku harus pergi atas imbauan kementrian Sihir."

"Anda punya tugas disini Professor! Teman saya hilang!" Sabumi tak terima.

"Ada banyak guru yang berkompeten menggantikan aku, oh aku berduka dengan hilangnya Putri Leiden. Tapi harus kutinggalkan, ini mendesak. Masalah lebih besar dan lebar harus kutangani."

Sabumi terus mengejar Professor Dumbledore. Hal mendesak macam apa kalau itu tidak berkaitan dengan kehancuran dunia sihir? Hey, pertama yang akan hancur itu sekolahmu.

Ingin membeberkan perihal Batu Bertuah, Dumbledore sudah lebih dulu mengucap mantra. "Apparation!" lalu hilang mengasap di ujung balkon ruang kepala sekolah.

"Haah ...." Orang dewasa tak akan pernah mau mendengarkan anak kecil, siapa yang harus ia beritahu selanjutnya? Untuk menjamin keselamatan mereka? Jika tak ada orang tua yang tahu, ini sama saja menumbalkan anak kecil kurang kompeten seperti mereka ke dalam kubangan curam.

Haruskah ia berbicara dengan Professor Snape? Ia tahu tentang batu bertuah, ia yakin Professor Snape berada di pihak Sabumi dan [Name].

Hanya saja, Harry akan berburuk sangka jika Snape turut ikut campur. Semua itu akan gagal. Ia tak bisa berkata jujur dengan Snale.

Menepi di dinding koridor, Sabumi menangkap Professor Quirrell yang berjalan dengan canggung. Dan gelagat tak percaya dirinya itu.

Andai saja Pemuda Asia itu punya bukti cukup, untuk membuktikan segala tuduhan pada suspek utamanya.

Berdiam diri, tanpa sadar senyum ia sunggingkan. Terkekeh samar. Sabumi menggengam tongkatnya. "Looks like you got wha' u want huh? Myself."

"And then, what's next?"
























.✮。• *₊°。 ☆°。

𝐑𝐄𝐕𝐄𝐀𝐋 || ∂. мαℓƒσуTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang