✎..penjara dalam ruangan

769 176 13
                                    

“apa yang harus kita lakukan?”

chitta bertanya sembari menahan tangis, sementara sam berjalan mondar-mandir didekat sofa dimana tubuh jean tengah dibaringkan. semua orang sangat cemas, tidak pernah menyangka bahwa jean pada akhirnya ikut terseret. karena dugaan awal iblis itu hanya mengincar sky dan bayinya, mereka semua menjadi lengah.

penemuan koper berisi potongan tubuh korban tak lagi menjadi topik utama, karena kini semua orang terfokus pada jean. apa yang harus dilakukan? bagaimana mengatakan situasi ini pada chris nantinya?

“jika iblis itu membawa jean bersamanya, maka aku akan menjemputnya kembali.”

semua orang menatap pada hansel yang memasang ekspresi serius. “aku sudah berjanji pada chris akan menjaga jean, maka aku harus menepati janji itu.”

“bagaimana kau akan melakukannya?” tanya chitta.

“proyeksi astral.”

hansel bisa melakukan hal tersebut, keluar dari badan kasarnya dan berkenala ke dimensi lain yang diinginkannya. itu merupakan salah satu keistimewaan yang ia punya, meski saat kecil keistimewaan itu pula yang mendatangkan petaka pada keluarganya.

“kau yakin akan melakukannya lagi?”

rino bertanya ragu, dengan ekspresi cemas yang tak kunjung hilang dari wajah. sudah cukup lama semenjak terakhir kali hansel melakukannya. sebagai seorang suami, ia tahu betul jika istrinya itu masih memiliki sedikit trauma akan keistimewaannya tersebut.

“ini satu-satunya cara dan kita sudah tidak memiliki banyak waktu.” menggenggam tangan rino yang terasa dingin, hansel berikan senyum termanisnya untuk sang suami. “aku akan baik-baik saja. bukankah ada kau yang akan membantuku menemukan jalan pulang?”

hansel tanpa ragu berikan sebuah kecupan ringan pada bibir rino. mengabaikan chitta dan sam yang langsung palingkan wajah.

saat ini, ia hanya butuh dukungan dari rino untuk mengumpulkan keberanian.

“aku akan selalu menunggumu pulang.”

maka dengan itu, segala sesuatunya mulai dipersiapkan. hansel duduk dengan nyaman di sofa, sementara sam menghidupkan lilin serta meletakkan jam pasir di atas meja.

“kau siap?”

hansel mengangguk, menarik nafas panjang dan berikan senyum manisnya pada rino.

“aku siap.”

rino mulai mengayunkan kalung dengan liontin berbentuk lingkaran di depan wajah hansel, memancing sepasang maniknya agar mengikuti kemana arah liontin itu bergerak.

semakin lama, kelopak mata hansel semakin terasa berat. beberapa kali ia mengerjap-ngerjap, sebelum akhirnya menutup mata dan jatuh tertidur.

hansel..hansel? kau bisa mendengar suaraku? hansel!”

dengungan di telinga membuat hansel kembali tersadar dan membuka mata. pemuda itu beranjak bangun, menemukan tubuhnya yang tertidur di atas sofa, berseberangan dengan tubuh milik jean disana.

hansel menatap sekitar, keadaan ruangan masih sama seperti saat sebelum ia tidur, tapi aura disini sudah jauh berbeda.

tentu saja karna hansel sudah berada di dimensi lain, tempat dimana para jiwa yang telah meninggalkan raganya tinggal.

pemuda itu memutuskan beranjak menaiki lantai dua saat seorang wanita dengan boneka di tangan menunjuk pintu kamar chris dan sky. setelah mengangguk sebagai ucapan terimakasih, ia mendorong pintu tersebut dan berjalan masuk.

𝐇𝐨𝐮𝐬𝐞𝐦𝐚𝐭𝐞✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang