✎..langkah kaki di depan pintu

893 195 18
                                    

“aku dan chris sedang dalam perjalanan pulang, kami mampir ke restoran itali untuk membeli makan malam jadi kau tidak perlu memasak.”

jean yang sedang berada di dapur dan tengah bersiap untuk memasak akhirnya mengurungkan niatnya begitu mendengar perintah dari sebrang telepon.

sky dan chris memang belum kembali dari acara kencannya omong-omong.  

“sebenarnya tak masalah jika kau dan chris makan malam berdua di luar sky.”

“aku ingin makan malam dirumah saja. lagipula kami sudah seharian di luar, aku dan bayiku sedikit lelah.”

“ah, baiklah jika begitu.”

“hm, itu saja. aku akan menutup panggilan.”

“okee bye sky.”

setelah sambungan terputus, jean menyimpan ponselnya ke dalam saku. keluar dari dapur dan berkeliling untuk menghidupkan lampu di segala penjuru rumah. lampu teras, halaman samping, halaman belakang dan pagar, ia pastikan tidak ada yang terlewat satupun.

woof!

woof!

berry datang menyusul tak lama kemudian, mengelilingi kaki jean dengan ekor yang bergerak lincah.

“kau pasti lapar kan? baiklah ayo ambil makananmu.” si pemuda bermata rubah kemudian kembali ke dapur, mengisi mangkuk berry dengan makanan dan meletakkannya ke lantai. “nah makanlah dengan lahap.”

elusan sayang jean berikan pada berry sebelum beranjak meninggalkan si anjing yang sedang makan menuju ruang tamu. dengan toples keripik di pangkuan, ia putuskan untuk menonton televisi sembari menunggu sky dan chris pulang.

beberapa menit jean lewati dengan tenang sebelum gonggongan berry dari dapur memecah habis fokusnya.

“berry?”

meletakkan toples keripiknya ke atas meja, buru-buru jean menuju dapur dan menemukan berry yang menggonggong ke arah pintu belakang.

“berry ada apa?” diangkatnya anjing mungil itu dalam pelukan, memberikannya elusan di kepala agar berry menjadi tenang. namun hewan berbulu coklat itu masih terus menggonggong, menyalak entah pada apa.

dengan cepat jean membawa berry menuju kamarnya, mengunci pintu dan jendela secepat yang ia bisa. jantungnya berdegup kencang, duduk di sisi ranjang sembari eratkan pelukan pada berry yang mendengkur.

ada alasan yang membuat jean tiba-tiba merasa takut sekaligus khawatir.

pertama, karna berry tidak pernah menggonggong atau menyalak tanpa sebab. melihat si anjing yang tiba-tiba seperti itu, membuat jean yakin bahwa saat ini ada orang lain selain mereka berdua di dalam rumah.

mungkinkah?

percakapannya dengan ellyn siang tadi seketika kembali teringat.

“sangat yakin karna aku sempat mengikutinya dan melihat dia mengendap-ngendap masuk!”

“jangan bercanda ellyn!”

“ya tuhan, untuk apa aku bercanda?”

“sebelum tidur aku sudah memastikan semua pintu dan jendela tertutup rapat, tidak mungkin ada yang bisa masuk dengan mudah ke dalam rumah.”

“aku juga tidak tahu pasti, yang jelas aku melihatnya mengendap-ngendap masuk ke rumah kalian. sepertinya dia memiliki niat jahat.”

“kau melihat bagaimana rupanya?”

“sayangnya tidak. saat itu gelap sekali dan dia memakai pakaian tertutup.

kau harus berhati-hati jean. aku takut dia berniat jahat padamu dan keluargamu.”

𝐇𝐨𝐮𝐬𝐞𝐦𝐚𝐭𝐞✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang