✎..kabar burung yang terdengar

1K 232 12
                                    

chris memeluk erat tubuh sky dalam dekapan, memberikan kecupan di pucuk kepala serta kalimat-kalimat penenang agar istrinya berhenti menangis.

"sayang tenanglah, itu hanya mimpi buruk." ujarnya dengan lembut. namun sky tak kunjung meredakan tangisnya, memeluk erat sang suami dengan isakan serta tubuh yang masih gemetar hebat.

pukul dua dini hari, pemuda manis itu terbangun dengan teriakan serta keringat mengucur di dahi. membuat chris yang sudah pulas membuka mata dan terkejut melihat istrinya tengah menangis ketakutan.

sky mengatakan dia bermimpi, mimpi yang sangat buruk tapi terasa begitu nyata seolah benar-benar terjadi.

"a..aku pergi mengambil minum didapur dan hiks..seseorang berdiri di lorong kamar kita. dia berpakaian aneh dan membawa sebuah boneka usang. w-wajahnya pucat dan dia terus meminta tolong padaku hiks.."

sky bahkan masih mengingat dengan jelas ekspresi sedih si wanita yang terus meminta tolong padanya.

"mimpi itu hanya bunga tidur sayang."

"t..tapi hiks..mimpi itu terasa begitu nyata chris."

si pirang lepaskan pelukan, menangkup wajah sky yang dipenuhi air mata dengan kedua telapak tangan besarnya.

"itu hanya mimpi dan tidak nyata. sekarang lihat ke arahku, aku disini dan tidak ada perempuan berwajah pucat membawa boneka seperti yang kau ceritakan." chris membawa tangan sky untuk menyentuh wajahnya, berusaha meyakinkan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan lagi. "apa kau tidak kasihan dengan baby hm? dia pasti ikut gelisah melihat mommnya seperti ini."

kalimat itu seketika menghentikan tangisan sky. pemuda itu mengusap perutnya dengan perasaan bersalah saat merasakan gerakan halus sang janin yang sepertinya ikut gelisah akibat ketakutannya.

"sayang, m..maafkan mommy."

chris tersenyum, mengajak sky untuk kembali berbaring setelah membantunya meminum segelas air.

"istirahatlah sayang, sepertinya kau hari ini cukup kelelahan. besok jangan melakukan pekerjaan apapun dan biarkan jean yang mengurus semuanya. okay?"

sky mengangguk patuh, memandang wajah teduh suaminya yang terlihat begitu lelah. seketika ia kembali merasa bersalah, chris sudah lelah karena pekerjaannya dan sekarang waktu istirahatnya harus terganggu karna mengurusnya.

"maafkan aku chris."

"bukan masalah sayang. sekarang kita pergi tidur hm?"

pasangan itu kembali berpelukan, mencoba kembali mengarungi alam mimpi di sepertiga malam.

"selamat tidur sayang."

satu kecupan sky dapat di dahi, mengantarkannya pada kantuk yang menjemput datang. sementara chris masih terjaga untuk memastikan bahwa istrinya telah pulas, lalu memejamkan mata untuk menyusul setelahnya.

sret!

sekelebat bayangan dari arah pintu yang setengah terbuka menarik perhatian chris, namun pria itu memilih untuk mengabaikan. ah, itu pasti jean yang terbangun karna mendengar tangisan sky tadi, fikirnya.

andai chris mau memperhatikan, bahwa sosok yang disangkanya jean itu adalah sosok perempuan yang baru saja dimimpikan istrinya.

andai chris mau memperhatikan, bahwa sosok yang disangkanya jean itu adalah sosok perempuan yang baru saja dimimpikan istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"apa ada tempat yang ingin kau kunjungi lagi?"

jean bertanya sembari menenteng papper bag berisi beberapa pakaian bayi. siang ini ia dan sky memang pergi keluar untuk berbelanja, juga untuk menghibur si ibu hamil yang terlihat begitu stress berada di rumah.

ia tahu apa yang terjadi karna chris sudah menceritakan semuanya saat mereka sarapan.

"sky begitu ketakutan karna mimpi buruk itu, dia bahkan tidak mau melihat ke arah lorong saat keluar dari kamar."

"pergilah dan ajak sky ke suatu tempat agar perasaannya membaik dan melupakan ketakutannya jean."

"dan..oh, apa kau semalam mendengar teriakan sky dan menghampiri kami? aku ingin memastikan tapi terlalu mengantuk."

jean sempat terheran saat kembali mengingat pertanyaan chris pagi tadi. ia merasa sedikit bingung. karena kelelahan, ia tidur dengan pulas kemarin malam dan tidak mendengar apapun. bagaimana mungkin dia menghampiri mereka ke lantai atas?

"jean!"

seruan sky kembali menyadarkan si pemuda rubah, ia menatap kakak angkatnya yang terlihat berseri-seri.

"kau bilang teman barumu itu bekerja di toko roti kan? bagaimana jika kita kesana dan membeli beberapa potong tiramisu?"

jean mengangguk cepat, mengabaikan apa yang baru saja dilamunkannya.

ah, mungkin chris hanya salah melihat.

"ayo kesana." ajaknya kemudian. kebetulan juga letak toko roti itu tidak terlalu jauh dari posisinya saat ini. mereka kemudian pergi kesana berjalan kaki, menyusuri trotoar perlahan-lahan mengingat kondisi sky yang sedang berbadan dua.

hanya butuh waktu lima menit untuk sampai pada bangunan dengan cat kuning tuanya yang mencolok itu.

tling!

lonceng kecil diatas pintu berbunyi begitu jean mendorong pintu kaca tersebut, disambut sapaan ramah oleh para pegawai.

"selamat dat -oh jean?"

perempuan itu keluar dari balik meja kasir dan menghampiri teman barunya dengan gembira.

"akhirnya kau datang juga."

"hai ellyn. aku datang bersama sky, kakakku."

ellyn menatap kebelakang tubuh jean, memekik kecil melihat sosok manis tersebut. "selamat datang! namaku ellyn dan aku teman jean." ujarnya dengan gembira yang dibalas lambaian tangan oleh sky. "apa ada sesuatu yang kau dan bayimu inginkan?"

"terimakasih ellyn. sepertinya aku akan melihat-lihat dan membeli beberapa."

"silahkan, ada banyak kue disini dan kau bisa memilih."

sky mengangguk, kemudian menuju etalase yang memajang aneka kue, memilih-milih sekiranya mana yang harus dia beli.

"kakakmu manis sekali, pasti kakak iparmu sangat tampan." komentar ellyn.

"tepat sekali." balas jean membenarkan.

pemuda rubah itu mengikuti ellyn yang kembali menuju meja kasir, melihat macam-macam cupcake mungil yang dipajang didekat sana. sepertinya dia ingin membeli beberapa untuk dibawa pulang.

"kalian habis berkeliling?"

"membeli beberapa perlengkapan bayi. keadaan sky juga kurang baik, jadi aku mengajaknya keluar dan berharap itu bisa membantunya."

"eh? ada masalah dengan kehamilannya?"

"tidak. tapi kemarin malam dia bermimpi buruk dan itu sedikit mempengaruhinya."

ellyn mengerutkan dahi. "mimpi buruk seperti apa?"

"entahlah, kakak ipar bilang dia bermimpi bertemu seorang perempuan aneh yang terus meminta tolong padanya di lorong."

"apakah wanita itu membawa boneka?"

gerakan tangan jean yang hendak meraih salah satu cupcake terhenti, menatap teman perempuanya itu dengan kedua alis menyatu sempurna.

"aku tidak mengatakannya, tapi bagaimana kau bisa tahu?"

perempuan itu melirik sky yang asik melihat-lihat kue, kemudian tatap jean yang masih menunggu dengan penasaran.

"aku tidak menyangka kabar burung itu ternyata benar."




















hai...
akhirnya bisa update lagi, ada yang nungguin book ini update? :')

𝐇𝐨𝐮𝐬𝐞𝐦𝐚𝐭𝐞✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang