6

144 43 12
                                    

Tubuh pemuda itu gemetar hebat. Jantungnya berdetak dua kali lebih kencang. Desiran darahnya mengalir teramat deras. Kedua netranya berkaca-kaca. Ia melihat kedua tangannya dan merutuki dirinya sendiri,"Aku seorang pembunuh?"

Yoonbin sendiri tidak mengingat apapun, terutama mengenai kejadian dimana ia tidak sengaja menyerang Sunoo dengan kekuatannya, hingga membuat pemuda berkulit pucat itu terkapar dalam keadaan sekarat.

Semua mata kini memandangnya dengan bengis. Benar, Yoonbin bisa merasakannya sekarang. Mereka semua pasti akan membencinya karena telah melukai dan membunuh orang yang tidak bersalah. Mereka pasti akan mengucilkan dan menjauhi dirinya.

Yoonbin meraung di dalam hati, masih belum menerima kenyataan yang ada. Tidak, ia bukan monster seperti yang mereka semua tuduhkan kepadanya. Ia tidak bermaksud untuk membunuh Sunoo. Ia bukan pembunuh.

Tetapi terkadang Yoonbin sempat berpikir, apakah kekuatan yang ia miliki ini adalah sebuah anugerah atau kutukan?

"Sudah kubilang, dia itu monster yang berbahaya. Tetapi kalian tetap saja tidak mau percaya kepadaku" seru Jungwon semakin memojokkan Yoonbin,"Sekarang lihat buktinya, salah satu dari kita akhirnya menjadi korban"

"Benar. Apa kalian mau menunggu hingga kita semua mati di tangannya?" sindir Hyunjin, lalu membuang ludahnya hingga mengenai baju si pemuda Ha.

Suasana kian waktu kian memanas. Taehyun memijat pelipisnya yang mulai terasa nyeri, Jisung dan Felix terus memegangi tubuh Jay, mencegah pemuda blasteran itu agar tidak berbuat onar kembali. Beomgyu tetap memberikan tatapan sinisnya kepada Yoonbin, sementara Jeongwoo dan Haruto masih mematung di tempat karena shock.

Mengapa keadaan menjadi semakin kacau?

"Uhukk...uhukk..."

Yoonbin mendongak, dan mendapati Sunoo tengah terbatuk-batuk hingga memuntahkan banyak darah segar dari mulutnya. Keadaan si pemuda manis sangat memprihatinkan, tubuhnya semakin memucat.

Merasa iba dan bersalah, Yoonbin langsung berlari kecil menghampiri tubuh lemah itu, lalu membaringkan kepala Sunoo di atas kedua pahanya. Air mata Yoonbin mulai mengalir, tidak tega melihat wajah sekarat Sunoo.

Perasaan bersalah kembali menghantuinya. Ia harus segera melakukan sesuatu. Tetapi apa?

"Yoon...bin hyu...ng" ucap Sunoo terbata-bata, tangan kanannya bergerak perlahan untuk menyentuh tangan pemuda bermarga Ha.

Yoonbin sedikit tersentak, namun membiarkan Sunoo melakukan hal itu kepadanya. Perlahan, ia merasakan sebuah desiran aneh yang muncul dan mengalir deras di seluruh bagian tubuhnya. Netra hitamnya menatap mata pemuda yang terbaring lemah di pangkuannya.

Sunoo tersenyum tipis. Tangannya menepuk-nepuk lembut tangan Yoonbin.

"Ti..dak per..lu. Teri..ma ka..sih, hyu..ng" dengan tulus, Sunoo mengucapkan hal itu kepada orang yang tidak sengaja membunuhnya. Perlahan-lahan, kedua mata kecil itu mulai tertutup rapat, tangannya terkulai lemas.

Sunoo menghembuskan nafas terakhir dan meninggal dunia dengan damai, setelah melihat memori-memori kenangan masa kecilnya hingga sekarang, yang terputar kembali ke dalam ingatannya. Seberkas cahaya terang kemudian menutupi pandangan Sunoo di saat-saat terakhir hidupnya.

"Sunoo, Kim Sunoo"

Yoonbin memanggil-manggil nama itu, tetapi tidak ada respon. Ia menghela dan menghembuskan nafasnya berat. Temannya itu telah pergi jauh untuk selama-lamanya.

"Apa Sunoo sungguhan...." Jisung tak dapat melanjutkan kalimatnya lagi begitu melihat Yoonbin bangkit berdiri, seusai membaringkan tubuh kaku Sunoo di atas permukaan lantai yang dingin. Ia berbalik badan dan menatap satu-persatu wajah pemuda-pemuda lain dengan sendu.

[3] DIFFERENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang