3

196 46 5
                                    

Kesebelas pemuda itu duduk terpaku, pasrah dan tak berdaya. Hidup mereka kini diujung tanduk, terkurung tanpa tujuan yang jelas. Pernyataan sang suara misterius tersebut semakin membuat mental mereka menjadi down, apalagi jika menyangkut soal kematian.

Usia para pemuda itu masih sangat muda, tetapi mereka semua sudah dihadapkan ke dalam masalah yang sangat kompleks dan rumit ini.

"Apa kita semua akan mati?"

Si pemilik kode KSN-03 tiba-tiba saja bersuara. Sunoo mendongak, dengan wajah yang sangat pucat, tubuhnya gemetaran. Sejak tadi ia selalu terlihat dalam posisi meringkuk di atas tempat tidur, seakan sudah tidak mempunyai semangat untuk hidup lagi.

"Semua manusia pasti akan mati, tapi aku tidak mau mati dengan cara seperti ini" jawab Jongseong dengan tatapan tajamnya. Kita panggil saja dia dengan sebutan Jay untuk lebih akrabnya.

"Sunoo-ssi, kau sakit?" Tanya Yoonbin khawatir. Karena sejak tadi, pemuda itu selalu merebahkan diri di tempat tidur, kakinya tidak pernah beranjak sedikitpun dari sana,"Benar, wajahmu pucat sekali. Kau sungguhan tidak apa-apa?" Timpal Jisung.

Sunoo menggeleng,"Aku baik-baik saja, hanya sedikit sesak di bagian ini" ia memegang dadanya,"Tapi itu mungkin terjadi karena aku merasa terlalu takut"

"Haha dasar muka dua"

Jungwon tertawa sarkas, saat mendengarkan percakapan yang menurutnya sangat cringe tersebut. Di samping kanannya, Beomgyu dan Hyunjin juga bereaksi hampir sama seperti si pemuda Yang, seraya menatap seseorang dengan waspada.

Dan tanpa mereka sadari juga, ada satu orang yang memperhatikan ketiganya diam-diam, lalu sebuah seringai tipis terbentuk di sudut bibirnya.

"Apa kalian tidak punya ide atau rencana untuk melarikan diri dari tempat ini?" Si pemuda dengan aksen berantakan itu berseru. Haruto namanya, dia berasal dari Jepang dan sedang melakukan pertukaran pelajar di Korea,"Kalian jahat sekali, memberikan harapan palsu untukku" ia kesal lalu melipat kedua tangannya di depan dada sembari menyandarkan punggungnya pada dinding.

"Percuma, dia selalu mengawasi dan bisa mendengarkan setiap percakapan kita" balas Hyunjin frustasi,"Kita semua tidak akan pernah bisa keluar hidup-hidup. Kemungkinannya sangat kecil"

"Kita hanya bisa duduk diam, dan menunggu giliran untuk mati di tempat asing ini" celetuk Beomgyu.

"Sialan" Umpat Jay mengacak-acak surainya kasar.

Yoonbin meringis. Melihat teman-temannya yang mulai menyerah untuk bertahan hidup, membuat hatinya terasa sangat sakit. Ia harus secepatnya mencari jalan untuk bisa membawa mereka semua keluar dari tempat mengerikan ini, dalam keadaan hidup tentunya.

Akan tetapi, ada dia yang akan menjadi penghalangnya untuk mewujudkan hal tersebut. Yoonbin tentunya harus berhati-hati karena dia tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia tidak tahu hal buruk apalagi yang akan menimpanya dan pemuda-pemuda lain, selama mereka semua masih terperangkap di dalam ruangan ini.

"Yoonbin hyung, jadi namaku adalah Park Jeongwoo?"

Pemuda Ha seakan tersadar dari lamunannya lalu menoleh ke kanan. Disana sudah ada Jeongwoo yang melihatnya dengan polos, namun ada sedikit kesedihan yang terpancar di dalam tatapan tersebut.

"Benar, namamu adalah Park Jeongwoo, dan nama itu juga sesuai dengan inisial di tatomu" jawab Yoonbin tampak kebingungan, merasa ada yang salah dengan teman barunya,"Kata hyung, aku mempunyai seorang kakak ya? Dan kakakku masih hidup?"

Jadi itu sebabnya, Jeongwoo ingin bertanya mengenai keluarganya. Mungkin saja ia merasa rindu dengan kehadiran sang kakak, walaupun ia sama sekali tidak bisa mengingat apapun mengenai memori tersebut.

[3] DIFFERENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang