1

418 57 7
                                    

Pemuda itu duduk mematung diatas tempat tidurnya.

Entah sudah berapa jam, atau beberapa hari berlalu. Ia tidak mengetahuinya sama sekali. Tidak ada jam dinding atau kalender, bahkan jendela dan ventilasi sekalipun. Ruangan ini sangat tertutup rapat dan mengisolasinya dari dunia luar.

"Apa mereka belum sadar juga?" Cukup bosan juga ternyata duduk diam tanpa melakukan apapun.

Yoonbin akhirnya beranjak dari tempat tidurnya dan mulai berjalan mendekati salah satu pemuda asing yang sedang terbaring di seberang sana. Ia mendekat dan mengamati wajahnya, untuk memastikan bahwa pemuda bersurai pirang itu benar-benar manusia normal seperti dirinya.

Siapa tahu saja kan, ada beberapa diantara mereka yang bukan manusia?

Sedetik kemudian, Yoonbin menggelengkan kepalanya, dan menyangkal. Sepertinya ia terlalu banyak menonton film sehingga bisa berpikiran buruk seperti itu.

"Kapan kalian semua akan sadar? Aku benar-benar bosan!!" Teriak Yoonbin melampiaskan rasa frustasinya. Tidak ada orang yang akan menganggapnya gila, karena pemuda Ha itu merasa bahwa ia benar-benar sendirian di tempat misterius ini, terkurung tanpa tujuan yang jelas.

Ah!! Ada sebuah pintu disana. Mengapa ia tidak menyadarinya sejak tadi?

Buru-buru Yoonbin berlari mendekati pintu berwarna cokelat tua itu dan mencoba membukanya,"Sial, terkunci" ia menghembuskan nafasnya kasar. Sia-sia sudah semua usahanya untuk bisa keluar dari ruangan ini.

Putus asa, Yoonbin kembali lagi ke tempat tidurnya dan berbaring menatap langit-langit. Karena sudah tidak tahu lagi apa yang harus ia perbuat.

Apakah kembali tidur adalah pilihan yang tepat? Siapa tahu semua yang Yoonbin alami saat ini hanyalah mimpi buruk dan ia bisa kembali lagi ke dunia nyata. Ide bagus.

Eunghh...

"Suara apa lagi itu? Mengganggu saja"

Baru saja Yoonbin akan memejamkan kedua matanya, tetapi ia dikejutkan dengan suara lenguhan khas seseorang yang baru saja bangun tidur di pagi hari.

"Dia sudah sadar rupanya" Sorot matanya tertuju ke sisi seberang. Pemuda pirang itu sudah terbangun dengan wajah yang masih mengantuk dan beberapa helai surainya berantakan.

Yoonbin melompat dari kasurnya dan berjalan cepat menghampiri pemuda itu. Pandangan mereka saling bertemu satu sama lain, dan hal tersebut membuat jantung Yoonbin semakin berdetak dengan kencang.

"Si..siapa kau?" Tanya pemuda itu kebingungan. Matanya terus menatap setiap sudut ruangan, gestur tubuhnya terlihat sangat panik, nafasnya pun memburu,"Aku siapa? Aku ada dimana sekarang?" Ia memegang kepalanya yang terasa sangat nyeri.

Melihat pemandangan tersebut, dahi Yoonbin mengernyit seketika. Pemuda berwajah asing itu tidak tahu siapa dirinya? Apa kepalanya terbentur dengan keras?

"Kau benar-benar tidak tahu siapa dirimu? Bahkan namamu sekalipun?" Tanya si pemilik marga Ha berusaha untuk mencari tahu lebih lanjut. Ini sangat aneh. Padahal saat tersadar tadi, Yoonbin saja masih mengingat namanya.

Jangan-jangan...pemuda itu mengalami amnesia?

"Kau siapa? Apa kau tahu siapa diriku? Katakan sesuatu, please!!" rengeknya terus memohon dan menggoyang-goyangkan lengan Yoonbin layaknya seorang anak kecil.

Sial, dia sama sekali tidak membantu. Makin pusinglah Yoonbin.

"Apa itu?"

Tanpa sadar, kedua matanya menangkap sesuatu yang tercetak di kulit pergelangan tangan si pemuda. Sebuah tato gabungan tulisan dan angka dengan barisan garis-garis tebal serta tipis di bawahnya, seperti Barcode pada barang-barang di supermarket.

[3] DIFFERENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang