14

127 38 4
                                    

"Ji..Jisung"

Yoonbin mematung kaku di tempat. Kedua netra putih susu itu terbelalak sempurna, menyaksikan aksi heroik sang rekan yang telah melindunginya dari serangan maut.

Han Jisung.

Pemuda itu kini berada di dalam keadaan sekarat, setelah tubuhnya tertusuk oleh tombak raksasa yang dilempar oleh Jungwon. Senjata itu melesat dan menembus bagian perut hingga punggung Jisung, menciptakan luka menganga yang membuat sang korban kemungkinan besar tidak dapat bertahan hidup, walau sudah mendapatkan pertolongan medis sekalipun.

"Ak..khhh si..sial" Gumam Jisung menahan rasa sakit yang luar biasa di perutnya. Beberapa detik kemudian, ia memuntahkan banyak cairan merah. Tubuh si pemuda Han pun tumbang dan terkulai lemas di atas genangan darahnya sendiri.

"TIDAK! HAN JISUNG!"

Taehyun berteriak nyaring, memanggil-manggil nama Jisung yang  tengah berjuang melawan kuasa maut yang akan datang untuk menjemputnya. Pemuda itu menangis dan meraung, merasa gagal melindungi teman-temannya.

Sementara Felix hanya bisa membeku tak berkutik. Ia mengalami shock berat. Tubuhnya gemetar hebat, tidak menyangka jika Jisung akan berbuat hal senekat ini.

Mereka semua tak ada yang mengira, bahwa seorang Han Jisung telah mengorbankan dirinya, untuk menyelamatkan hidup orang-orang yang bahkan baru ia kenal beberapa hari yang lalu.

"Hahahahaha lihatlah pahlawan kita ini! Rela mengorbankan nyawanya sendiri, hanya untuk melindungi teman-teman tercintanya. Uhh sungguh sangat dramatis sekali!" Jungwon tertawa penuh kemenangan. Meskipun serangannya itu salah sasaran, namun ia tetap merasa bahagia saat melihat raut-raut penyesalan yang terlihat jelas dari wajah Yoonbin, Taehyun, dan Felix.

"Han Jisung, Han Jisung, sudah kukatakan berkali-kali kepadamu. Jangan sok menjadi pahlawan kesiangan. Sekarang lihatlah, ambisi besarmu itulah yang akan membunuh dirimu sendiri hahaha!"

Yoonbin mengepalkan kedua anggota gerak atasnya dengan erat, hingga buku-buku jarinya memutih sempurna.

Cukup sudah!

Kali ini, giliran hidup sang lawanlah yang akan habis di tangannya.

"Sebaiknya berhentilah bicara omong kosong. Kau sama saja dengan rekan-rekan sesama gilamu itu. Sama-sama sampah"

Alis Jungwon refleks terangkat,"A..apa katamu?! Berani-beraninya kau..."

Ucapan pemuda bermarga Yang itu tiba-tiba saja terhenti. Nafasnya tersenggal-senggal. Ia panik bukan main, begitu merasakan tubuhnya menjadi kaku bak patung. Jungwon tak bisa menggerakan tubuhnya, bahkan mengendalikan sayapnya pun ia tak sanggup.

Kedua matanya melotot, memandang Yoonbin yang kini mendapat giliran untuk memamerkan seringai tajamnya,"BAJINGAN! APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP TUBUHKU?!" Berkali-kali Jungwon mencoba meronta-ronta dan melepaskan diri, namun ia selalu gagal melakukannya.

"Kau sungguh ingin tahu?" Jawab Yoonbin santai,"Bisa dibilang, ini adalah buah karma atas rasa angkuh yang terus bertumbuh di dalam dirimu sampai saat ini"

Yoonbin lantas melangkahkan kakinya, mendekati Jungwon yang masih membeku di atas permukaan lantai tempatnya berpijak.

"Karena itulah, aku memanfaatkan celah ini untuk bisa mengontrol dirimu, membuatmu bertransformasi menjadi bonekaku yang selalu menuruti perintah tuannya"

"A..pa yang mau kau lakukan, brengsek?!" Bentak Jungwon terus menatap tajam kearah sang lawan yang kini berdiri tegap di hadapannya.

"Hmm apa ya?" Setelah itu, Yoonbin terkekeh sembari mengamati tubuh Jungwon dari bawah hingga ke atas,"Mungkin...membuatmu menderita terlebih dahulu sebelum membunuhmu?"

[3] DIFFERENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang