hai, kgn ak g c?
──────────────***
「 Author pov 」
"Hah?" Amaris bengong"Ck, lo author novel 'Secret Neverland' kan? si JiU?" Tanyanya lagi
'DIA TAU DARIMANA WOY!?' batin Amaris berteriak.
"Eh!?"
"Lo cuma bisa bilang hah sama eh aja?" Oh mulai jengkel dia.
"A—ah.. sorry, gue cuma kaget ada yang tau nama pena gue.." Kata Amaris pelan.
"Hah.." Riendra menghela napas.
Lelah ya mas? Sama kok aku juga. bisa yuk bisa. —othor sheea
"Ini.. buat cerita tema apa, ya, kak?" Lanjut Amaris dengan tatapan agak berbinar. Jujur, karena di sekolah dia dikenal sebagai anak yang kalem dan terkesan cuek, jadi dia tidak bisa leluasa menjalankan hobinya.
"Terserah. Yang pasti disitu cuma ada lo, sama gue." Dia beranjak pergi meninggalkan Amaris yang terbatu.
Itu maksudnya apa?
***
Amaris berlari kencang menuju kos-annya, mengingat ada yang menunggunya.
"Hah.. Aksa!" Panggilnya.
Dia—Aksama, atau Aksa, menoleh dan memasang wajah kesal kepada 'adik' nya tersebut.
"Lama bener! Gue udah lumutan disini!" Katanya ketus, Amaris nyengir.
"Sorry, tadi ada masalah, masuk, yuk." Dia membuka pintu, lalu mempersilahkan Aksa duduk.
Amaris menaruh teh hangat dan cemilan di depan Aksa, dan bertanya pelan.
"Apa? tumben dateng. Mau minta duit? gue gaada duit." Katanya acuh sambil memainkan handphone miliknya.
"Gagitu, ris..."
"Ya terus apa, Aksama Reswala?"
Aksa meringis mendengar celetukan adik kembarnya.
"Gue cuma kangen, elah! Ga boleh gitu?" Tanyanya memelas.
"Ga. Cringe tau ga?" Amaris menabok kepala Aksa dengan buku tulisnya.
"SAKIT ANJ—" Aksa nyaris mengumpat.
"Yaudah bilang cepetttt" Seru Amaris greget.
"Ayah sama Bunda ngajak buat ke party," Ucap Aksa gugup.
"Ga. Lo pergi sendiri sana. Gue gamau ketemu sama mak lampir itu." Tolak Amaris langsung.
"Ris..."
"APASIH GELI TAU GA!"
"Ayoo, Ayah bilang lo harus dateng." Kata Aksa dengan senyum pahit.
"Lo mau sogok gue pake coklat c*dburry pun gue ga sudi ketemu sama itu cewek!" Teriak Amaris sarkas.
"Gue juga ga mau.. tapi mau gimana? Ayah bilang kalo kita ga dateng nanti atm diblokir." Aksa berkata dengan senyum mengejek terpatri di wajahnya.
"Gue ga peduli. Asal gue ga ketemu, atau sekedar dengar nama si sialan itu, it's ok." Kata Amaris acuh.
"Dahlah. Gue ikut lo aja, ya."
"Iya. Btw lo bukannya ada pr?"
"Pr? apa itu? makanan?"
***
「 amaris pov 」
Tok! Tok! Tok!
ITU SIAPA SIH YANG KETUK ASTAGAA GA TAU LAGI NGERJAIN DEADLINE YA!?
LAGIAN INI UDAH MALEM PLS...
Aku membuka pintu, dan terlihatlah 2 makhluk asing yang terdampar di bumi, bersama 1 bocah laki-laki umur 10 tahun, yang menatapku takut-takut.
APA LO LIAT-LIAT CECAN HAH!?
Aku melotot padanya, yang langsung dibalas tundukan kepala dan tubuhnya yang bergetar.
"Ayah bilang kan kamu ikut ke party, kok belum siap?" Ayah mengernyitkan dahi.
Siapa yang mau ikut woe.
"Ga. Aku sibuk. Kalian pergi sana." Kataku dingin.
"Aris.." Panggil si cewek sialan itu pelan.
"Gue ga sudi nama panggilan dari ibu gue lo sebut dari mulut kotor lo!" Kataku sarkas
"Aris! Jaga sikapmu sama bunda!" Ayah berseru
"Loh. Sejak kapan dia jadi bundaku? sorry ya. Makhluk asing, mending kalian pergi. Aku lagi ngerjain tugas." Aku menutup pintu, tak menghiraukan teriakan marah ayah.
AAARRRRGGGHHH!! KAMPRET! JADI KESEL KAN!
Kalo gini gimana mau nyelesaiin tugas fisika woe..
Ah, sudahlah. Lucifer sama Beel udah ngechat.
Rute jumin udah setengah juga.
I'm coming jodohku~~
「 amaris pov end 」
***
Ayah Amaris masih berteriak. Lalu terdengarlah suara serak-serak basah milik si cowok tengil.
"Berisik, tau ga? Ini udah malem." Katanya dengan senyum dingin, juga tatapannya yang bak silet.
"Kamu ikut ayah ke party. Adikmu itu bandel banget, sih" Dia berdecak kesal.
"Siapa yang bilang gue mau ikut?" Tanya Aksa dingin
"Aksa!"
"Stop panggil nama gue dengan mulut kotor lo. Dan lo," Dia menunjuk wanita yang berstatus sebagai 'Bunda'nya dan si bocah yang notabene adalah adiknya, lalu tersenyum mengejek.
"Jangan harap gue sama adik gue mengakui kalian sebagai bagian dari keluarga gue." Lanjutnya dengan aura yang menyeramkan.
"Nah, sekarang, udah ngerti? kalian bisa pergi, kan?" Tanyanya ceria, aura mengerikan tadi telah berubah menjadi fuwa-fuwa.
Tapi itu jauh lebih mengerikan.
Dia berbalik dengan acuh, dan masuk kedalam kos-an adiknya, meninggalkan sang ayah, bunda, dan adiknya.
***
aku sayang tsukinaga, izumi,
tapi saeyoung tetap dihati.
HAHAHAHAHA
KAMU SEDANG MEMBACA
ꕤ 𖥻. αmαris's book | slow updαte ★̲ ▸
Genel Kurgu★☆.ᥕᥱᥣᥴ᥆꧑ᥱ t᥆ ꧑ᥡ b᥆᥆k ! ^^ ────────────── Oi, indah nian lantunan syairmu itu, teman! Sangat indah sampai aku ingin masuk ke dalamnya. Bermain bersama kelopak bunga yang bertebaran, Tanpa takut bagaimana kerasnya dunia bekerja. Oi, bagus betul lagu...