Part 15

6 3 0
                                    

Kini waktu yang di tunggu-tunggu para siswa-siswi tiba. Setelah makan malam tadi, mereka di kumpulkan di tengah antara tenda-tenda mereka dengan duduk melingkar.

Di tengah lingkaran, sudah ada ketua osis yang sedang berbicara dan mengumumkan kegiatan-kegiatan yang akan mereka lakukan malam ini.

Sekarang, waktunya mereka bermain game sebelum pergi tidur lalu jurit malam.

"Gue punya permainan, jadi kita akan nyanyi bareng sembari ngoper bola ini, kalo lagunya berhenti dan bola ini ada di tangan kalian, kalian harus maju dan milih Truth Or Dare, gimana? Setuju gak?" ujar Febri mencoba membuat suasana menjadi seru dan berkesan.

Mereka semua setuju dengan usulan Febri. Mereka memulai permainan dengan membawakan lagu Potong bebek angsa di mulai dari barisan depan.

Reysya yang berada di barisan kedua menghela nafas lega saat bola melewati dirinya dan berhenti di tangan salah satu siswa yang ia ketahui kelas dua belas.

Semua bersorak saat Andi ketua kelas 12 MIPA 3 mendapati bola berhenti di tangannya.

Andi mengacak rambutnya, mau tidak mau ia berdiri dan maju ke tengah lingkaran.

"Kak Andi, Truth Or Dare?" tanya Febri pada Andi dengan embel-embel 'Kak' karna dirinya masih duduk di kelas 11 dan dia baru saja menjabat sebagai ketua osis SMA Harsa.

Karena Andi lelaki sejati yang suka tantangan jadi dia memilih Dare.

"Oke! Emm, Kan udah hampir tiga tahun lo sekolah di Harsa, pasti ada dong cewek yang lo suka. Coba dong lo ungkapin perasaan lo sama cewek itu," tantangan dari Febri mengundang teriakan heboh dari siswa-siswi lain terutama teman-teman Andi yang cie-ciein.

Andi mengambil alih mic yang ada di tangan Febri. Sebelum ia melakukan tantangan itu, Andi menghela nafas untuk meyakinkan dirinya. Sudah saatnya ia mengungkapkan perasaan yang selama ini ia pendam cukup lama.

"Jujur aja, gue bukan orang yang pandai ngungkapin perasaan dengan kata-kata manis. Disini gue mau ngungkapin perasaan yang udah sejak lama gue simpen sendiri," Andi berkata serius membuat teman-temannya menatap cowok itu serius. Selama ini teman-temannya tidak tahu kalau Andi sedang menyukai seseorang.

"Gue punya seribu alasan kenapa gue cinta sama dia. But, gue gak bisa nyebutin alasan itu satu-persatu. Karena yang gue mau hari ini dia tau perasaan gue yang sebenarnya,"

"Mungkin bagi orang lain Cinta pandangan pertama itu hanya omong kosong. Tapi, bagi gue cinta pandangan pertama itu benar-benar ada gue ngerasain itu sendiri. Ya, gue cinta sama dia dari pertama kita ketemu tepatnya di lapangan basket. Saat itu dia lagi di hukum karena gak bawa atribut MOS dan gue dateng buat ngasih dia minuman,"

"Lo inget itu kan, Rin?" mata Andi menatap Arin dalam dengan seulas senyuman dibibirnya. Perhatian seluruh siswa-siswi ikut beralih menatap Arin dengan tatapan menggoda.

"Gue suka sama lo, Arina. Udah lama gue mendem perasaan ini, gue gak berani ngungkapin ini karena dulu lo pacar sahabat gue. Sekarang, gue gak tau lo punya pacar atau nggak. Yang penting lo udah tau gimana perasaan gue saat ini, gue gak maksa lo buat balas perasaan gue, lo hanya cukup tau udah itu aja. Sekian, makasih." Andi mengembalikan mic ke tangan Febri semula dan ia berjalan ke tempat duduknya dengan tatapan menatap Arin yang kini sedang menunduk malu.

Saat ini hatinya merasa lega setelah mengatakan itu semua. Seharusnya ia lakukan saja itu dari dulu.

"Gila Rin! Kak Andi so sweet banget ya ampun. Iri gue iri!" heboh Windi yang membuat Arin tambah malu.

Sejujurnya dia kaget saat tahu kalau Andi memiliki perasaan padanya. Pasalnya cowok itu tidak pernah menunjukan kalau dia suka sama Arin.

"Yes! Arin otw gak jomblo, uhuy" kini giliran Reysya yang menggoda.

ReysyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang