Part 03

75 12 21
                                    

•Happy Reading•

"Kamu gak pernah bisa ngehargain aku sebagai suami, kamu–"

"APA? Aku udah capek Mas kamu selalu bohongin aku. Kamu fikir aku gak tau kalau kamu dan sekretarismu–"

"CUKUP!"

BRAK

Reysya memejamkan matanya. Ini bukan hal yang asing lagi, hampir setiap hari dia mendengar pertengkaran kedua orang tuanya entah apa penyebab keduanya bertengkar.

Lelah. Pagi harinya selalu di awali dengan pertengkaran kedua orang tuanya. Setiap malam Reysya selalu berdoa agar pagi harinya di awali dengan hal-hal baik. Tapi tuhan belum mengabulkan doanya. Meskipun begitu Reysya tidak marah akan takdirnya, ia akan selalu berdoa pada tuhan agar takdir buruk berganti dengan takdir yang baik.

Mungkin orang-orang akan terkejut jika tahu kehidupan yang sebenarnya ia alami. Karena mereka hanya melihat Reysya sebagai gadis ceria yang hidup seperti tanpa beban, padahal tanpa mereka ketahui hidup Reysya tidak semulus itu. Biarlah ia rasakan kesedihan ini sendiri, dan biarlah orang-orang selalu menganggapnya gadis ceria yang hidupnya selalu bahagia.

Reysya menghembuskan nafas kala melihat Papa nya membanting pintu ruang kerja dan pergi entah kemana.

Ia melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dan masuk ke ruang kerja sang Papa. Di sana Mama nya sedang duduk di sofa sembari menangis. Reysya mendekat dan mengusap lembut bahu Sarah –mamanya– yang bergetar akibat menangis.

Sarah menoleh ke arah putri semata wayangnya. Ia menghapus air matanya dengan cepat.

"Kamu belum berangkat? Ini udah jam setengah tujuh nanti kamu terlambat." ujar Sarah.

"Mah, Rey gak tau apa akar permasalahan kalian. Rey berharap hubungan Mama dan Papa kembali harmonis kaya dulu lagi. Jujur, Rey kangen sarapan bareng kalian, Rey kangen bercanda bareng kalian, Rey kangen momen bahagia sama Mama dan Papa." Reysya menghapus air matanya yang mengalir tanpa permisi.

"Rey, semua ini bukan kemauan Mama. Ini semua salah Papa mu yang mengkhianati Mama sama sekretarisnya," Reysya terdiam kaku mendengar ucapan Mama nya.

"Mama minta maaf karena belum bisa menjadi Mama yang baik buat kamu, Rey." Sarah memeluk putrinya erat. Menyalurkan kekuatan pada putrinya yang rapuh. Sarah tau, putrinya tidak sekuat kelihatannya, maka dari itu Sarah mencoba menyalurkan kekuatannya, meskipun dirinya tidak jauh beda dengan Reysya.

...

Hari ini ada mata pelajaran penjaskes di kelas 11 Bahasa. Reysya pergi ke lokernya untuk mengambil seragam olahraganya yang sengaja ia taruh disana agar tidak tertinggal saat ada jadwal olahraga.

Reysya mengeluarkan kunci dari sakunya, dan membuka lokernya. Saat mengambil seragamnya, Reysya melihat ada sesuatu di samping seragamnya, ia mengambil benda itu yang ternyata adalah sebatang coklat yang dihiasi pita merah, juga ada note di atasnya.

Aku tau pagi harimu tidak di awali dengan hal baik. Aku juga tau kalau saat ini kamu sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu, makanlah coklat ini. Meskipun tidak mengurangi masalahmu setidaknya coklat ini bisa membuat mood mu kembali membaik.

:)

Reysya tersenyum membaca isi note itu. Bukan pertama kalinya ia mendapat seperti ini. Setiap ia sedih atau mood nya sedang buruk, selalu saja ada yang memberikan sesuatu yang bisa mengembalikan moodnya menjadi baik. Entah siapa yang memberikannya. Yang pasti, hal ini sudah terjadi semenjak kepergian seseorang yang sangat berarti baginya. Biasanya, orang itu lah yang selalu berhasil membuatnya tersenyum dikala senang maupun sedih. Namun sekarang dia sudah pergi dan tidak akan mungkin kembali lagi

ReysyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang