Part 01

125 19 13
                                    

FYI, Cerita ini di publish ulang dengan Alur yang lebih rapih sebelumnya. Keep enjoy.

...

Dengan perasaan gelisah gadis itu melirik arlojinya yang berada di pergelangan tangan kanannya. Dia berdecak kesal sebab sedari tadi angkutan umum belum juga lewat padahal 5 menit lagi gerbang akan di tutup ia memutuskan untuk berlari sekencang-kencangnya agar sampai di sekolah tepat waktu, ya walaupun itu terdengar mustahil.

Dan benar saja, saat ini gerbang sudah di tutup. Padahal saat di tengah jalan ia memutuskan untuk naik angkot agar meminimalisir waktu terlambatnya tapi tetap saja ujung-ujungnya ia akan mendapat hukuman juga setelah ini. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena bergadang semalaman menonton drama korea.

Dengan langkah lunglai gadis itu berjalan mendekati Pagar besi yang menjulang tinggi. Tangannya memegang pagar dan menggoyang-goyangkan pagar sambil berteriak pada satpam yang berjaga.

"Pak bukain dong pintunya, saya janji deh besok gak telat lagi," ujar gadis itu memohon dengan wajah dibuat memelas agar Pak satpam luluh dan mau membukakan pintu untuknya.

"Ini udah janji yang ke sekian kalinya yang saya dengar, gak capek apa neng janji mulu tapi gak di tepatin?" ujar Pak satpam yang jengah mendengar janji janji yang gadis itu ucapkan setiap harinya saat telat datang ke sekolah.

"Beneran deh ini yang terakhir kalinya saya telat dateng," ia tidak menyerah membujuk Pak satpam.

"Nggak bisa Neng, udah jadi peraturan di sekolah ini kalau telat lebih dari tiga kali gak boleh dikasih masuk."

"Rumah saya kan jauh, gak kasihan apa sama saya. Saya sampe keringetan gini lari-larian biar gak telat," gadis itu mengusap keringatnya yang berada di dahi.

"Makanya atuh kalau rumah jauh datengnya dari pagi biar gak telat,"

Gadis itu semakin keras menggoyang-goyangkan pager. "Pak ayolah sekali aja bukain pintu buat saya, saya-"

"Ada apa ini?" refleks keduanya menoleh ke sumber suara.

Sial, ia malah terpanah melihat wajah tampan cowok itu.

"Ini Den, gadis ini telat lebih dari tiga kali, itu artinya dia gak boleh mas-"

"Bukain gerbang."

"Gak bisa gitu atuh Den ini-"

"Mana kuncinya biar saya yang buka." dengan ragu Pak satpam memberikan kunci gerbang. Cowok itu bergegas membukakan pintu.

"Masuk! Mau gue tutup lagi?" lamunan gadis itu langsung buyar, setelah sadar ia langsung cepat-cepat masuk, takut cowok itu berubah pikiran dan kembali menutup gerbang.

Pak satpam menerima kembali kunci gerbang setelah di tutup kembali.

Baru saja hendak berterima kasih, cowok itu sudah berlalu pergi.

"Eh- baru aja mau bilang makasih," gumam Reysya. Ya, gadis yang telat itu Reysya, Reysya Adriana.

Reysya menoleh ke arah Pak Satpam dengan tatapan sinis. "Fix Mulai sekarang kita udah bukan ce'esan lagi." Reysya buang muka, kemudian berlari menuju kelasnya.

Pak Satpam menggaruk kepalanya yang gatal. "Emang sejak kapan jadi Ce'es?" gumam Pak Satpam bingung.

...

"Woy, minum gue lo embat juga! Kemasukan setan apa sih lo?!" tegur Arin saat minumnya di tenggak habis tanpa sisa oleh temen gak ada ahlak bernama Reysya Adriana gadis yang telat datang sekolah tadi.

"Capek banget gue muterin lapangan segede gitu, tega banget emang Bu Ayu kalau ngasih hukuman." keluh Reysya. Tadi pagi setelah dari gerbang tadi Reysya berlari menuju kelasnya, dengan Pd-nya ia membuka pintu yang langsung mendapat pelototan tajam dari Bu Ayu, guru agama yang lumayan killer, Reysya tidak henti-henti merutuki dirinya yang lupa kalau saat ini mata pelajaran Bu Ayu.

"Cuma tiga puteran, lagian salah lo sendiri telat mulu!" omel Arin.

"Enak banget kalo ngomong! Coba sana lo lari lari muterin lapangan biar lo rasain apa yang gue rasain sekarang!"

"Dih, ogah! gue mah anak rajin gak suka telat kayak lo,"

"Lo ngapain aja sih telat mulu perasaan?" kini Windi yang bertanya.

"Gue nonton drakor, niatnya cuma mau nonton tiga episode eh malah kebablasan." cerita Reysya sambil menyantap makanannya.

"Kebiasaan banget begadang mulu, gimana mau glow up." celetuk Arin.

"Tau Sa, jaman sekarang kalau gak good looking gak bakal di hargain," sambung Windi.

"Buat apa Good looking kalau Attitudenya Nol." Arin dan Windi sama-sama bungkam tak menanggapi ucapan Reysya.

"Btw, lo kok di bolehin masuk Sya? Kan udah lebih dari tiga kali lo telat." pertanyaan Windi membuat Reysya kembali mengingat kejadian di gerbang tadi. Ia belum sempat mengucapkan terima kasih namun cowok itu sudah berlalu pergi.

...

Reysya melambaikan tangannya pada Arin yang sudah di jemput, tadi dirinya di ajak pulang bareng namun menolak soalnya rumah mereka tidak searah. Sedangkan Windi, ia sudah pulang bersama pacarnya. Padahal mereka baru kelas 11, namun Windi sudah berpacaran dengan Kakak kelasnya, Ares.

Reysya berdiri di samping post satpam, ia hendak memesan Ojek online namun sinyalnya bermasalah.

Dia berdecak kesal sambil memukul ponselnya. "Kentang banget si jaringannya,"

Tin tin

Refleks Reysya menoleh saat mendengar klakson mobil. Dia mengernyit mencoba mencari tau siapa orang dibalik kemudi. Matanya membelalak saat orang itu membuka jendela mobil.

"Ngapain?" tanya orang itu.

"I-ini lagi nunggu jemputan," bohong! Reysya bahkan belum memesan ojek online.

Tanpa membalas ucapan Reysya orang itu menutup kembali kaca mobil dan berlalu pergi begitu saja.

Reysya menepuk jidatnya. "Gue lupa bilang makasih sama dia. Btw, namanya siapa ya?" gumam Reysya.

◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌

Seenggaknya part ini lebih baik dari yg sebelumnya acak-acakan parah😭

BTW, Vote nya jangan lupaa.

IG @sykmila_ (about wattpad)
@syrfh.31

ReysyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang