Part 11

27 8 0
                                    

Selamat Membaca~

"Sya,"

Reysya menoleh ketika ada yang duduk di sampingnya. "Eh, Ren," sapanya. Kelas 11 sedang praktek penjas di lapangan, namun saat ini sedang istirahat. Windi sedang mengantar Arin ke toilet jadilah Reysya duduk di tepi lapangan sendiri, tapi sekarang sudah ada Reno yang duduk di sebelahnya.

Reno menyodorkan air mineral dingin yang langsung di terima Reysya.

"Gue minta maaf sama sikap gue kemaren," ucap Reno. "gue cuma khawatir sama keadaan lo," lanjutnya.

Reysya mengangguk mengerti. "Iya gapapa. Makasih juga udah khawatirin gue," ucap Reysya di sertai kekehan kecil.

"Lo udah seratus persen sehat kan?" Reno memperhatikan wajah Reysya dan meletakkan punggung tangannya di dahi gadis itu.

Reysya berdecak seraya menyingkirkan tangan Reno. "Gue gak sakit ih,"

"Kemarin kemarin lo pingsan,"

"Pingsan doang bukan sekarat,"

"Emang lo mau sekarat?!"

"Nggak lah, entar lo pada kangen sama gue,"

"Pd lu! Siapa juga yang mau ngangenin bocah kaya lu!" cemooh Reno.

"Ya elo pada lah,"

"Kaya gak ada kerjaan aja ngangenin lo,"

"Bodo amat." sebal Reysya kalah bacot.

Tanpa keduanya sadari, di kejauhan sana seseorang memperhatikan keakraban keduanya sambil menahan rasa gejolak dihatinya.

"Udahlah bro, cepet cepet dah lo jeder kalo nanti-nanti keburu di embat orang, nyesel lo yang ada," usul Daren yang diangguki setuju oleh Kenzo.

"Jangan cepet-cepet njir, PDKT dulu. Dan seandainya lo ditikung sama tuh cowok, yaudahlah! Masih ada Sherin yang setia menanti lo," ujar Geo. Dia memang beda sendiri.

"Lo rela temen kita paling pinter sama si nenek sihir itu?" tanya Kenzo dengan nada ketus.

"Kenapa si, Ken? Lo sebel banget romannya sama si Sherin, awas lo entar malah suka." celetuk Geo. Kenzo langsung mengetuk-ngetuk kepalanya kemudian mengetuk tembok.

"Amit-amit ya Allah jangan sampe. Setiap hari isinya berantem mulu yang ada. Darah tinggi dah gua." ujar Kenzo bergidik membayangkan jika dirinya dan Sherin pacaran, pasti hari-harinya diisi dengan pertengkaran hebat keduanya. Apalagi ego mereka sama-sama tinggi tak ada yang mau kalah jika sudah berdebat.

Reyvan masih setia menatap keakraban dua orang yang sedang duduk di pinggir lapangan sana.

Fyi, Reyvan dan kawan-kawan sudah selesai mengerjakan ulangan harian jadilah mereka bertiga keluar kelas duluan. Sebenarnya Sherin juga sudah, namun entah dimana gadis itu sekarang, Reyvan tidak peduli.

"Van, samperin lah, seret ke tempat sepi,"

Tuk

"Sakit, jing!" protes Daren saat mendapat jitakan di dahinya, pelakunya tidak lain adalah Kenzo.

"Gila lo anak orang main bawa-bawa aja ke tempat sepi."

"Kan saran njir,"

"Waw Saran yang bagus tapi lebih bagus lagi diem, hehe" ucap Kenzo menahan kesal. Hal itu mengundang kekehan temannya.

"Eh, lo mau kemana, Van?" tanya Geo setengah berteriak.

"Paling mau PDKT," jawab Kenzo yang diangguki Daren.

ReysyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang