Part 16

8 2 0
                                    

Semuanya sudah menyelesaikan misinya untuk mencari Lima Bintang yang sudah panitia sebar di setiap pos yang mereka lewati.

Kelompok tujuh sampai paling lambat, meskipun begitu mereka berhasil menyelesaikan misi.

"Oke semuanya sudah kembali, ketua kelompok coba hitung anggota kelompok kalian takutnya ada yang ketinggalan di hutan," intruksi sang Pembina.

Beni selaku ketua kelompok, menghitung anggotanya.

"7,8,9– eh anggotanya ada berapa si setiap kelompok?" tanya Beni merasa ada yang kurang.

"10 sama ketua."

"Lah kita kok cuma sembilan?!" panik Beni menghitung kembali anggotanya memastikan.

Rehan terkejut ia memastikan satu-satu teman se anggotanya.

"Reysya gak ada!" ucap Nisa setelah menyadari.

"Iya anjir! Kemana tuh bocah atu?!" panik Beni yang memiliki tanggung jawab atas kelompoknya.

***

"Plis siapapun tolong gue! Hiks," Reysya menangis. Dirinya terjatuh ke dalam lubang yang cukup dalam sampai ia tidak mampu untuk keluar sendiri.

Keadaan sekitar memang sudah tidak segelap tadi, namun tetap saja hal itu tidak mengurangi rasa takut yang Reysya rasakan berada di dalam lubang yang lebih tinggi dari tubuhnya seorang diri.

"Ya Allah, kirim siapapun buat tolong Reysya Ya Allah," ujar Reysya berdoa.

Dia berharap Allah mengirimkan seseorang untuk membantunya keluar dari tempat ini.

Tenaga Reysya perlahan menipis karena dia berusaha untuk menggapai ke atas. Kakinya juga terluka karena tadi sempat tergores ranting pohon.

"REYSYA LO DIMANA?!" teriakan seseorang membuat kesadaran Reysya kembali.

"GUE DISINI," Reysya berteriak keras berharap orang itu mendengar suaranya.

"GUE DI LUBANG SINI"

Tak lama kemudian Reysya mendengar langkah kaki yang mendekat. Dia mendongak dan merasa lega saat melihat Reyvan berhasil menemukannya.

"Pegang tangan gue yang erat!" perintah Reyvan menyodorkan tangannya agar digapai Reysya.

Beberapa kali Reysya mencoba namun tidak sampai. Reyvan tak kehabisan akal, dia mencari sesuatu agar bisa digapai Reysya. Akhirnya dia menemukan ranting yang cukup kuat untuk menarik Reysya.

Reyvan menyodorkan Ranting itu. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Reysya berhasil menggapai Ranting itu dan Reyvan segera menariknya keluar dengan sekuat tenaga.

Reyvan berhasil menarik Reysya keluar. Dia mendekap erat Reysya kepelukannnya. Gadis itu menenggelamkan wajahnya di dada Reyvan dengan menangis sesenggukan.

"Gu–gue takut Kak, hiks" Reysya menangis. Badannya bergetar. Dia menumpahkan segala ketakutannya sejak empat puluh menit yang lalu ia terjebak di lubang itu.

"Suuutt, jangan takut, gue disini," Reyvan mengusap punggung itu mencoba memberikan ketenangan.

"Kalo aja lo gak dateng, gue gak tau apa yang akan terjadi," Reysya mengurai pelukannya. Dia menghapus air mata yang terus saja mengalir.

ReysyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang