Part 02

84 14 6
                                    

Tinggalin jejaknya yuk biar semangat ngelanjutin ceritanya🤗

•Happy Reading•

Setiap pagi hari Reysya selalu menyesal bangun terlambat. Sepertinya hari ini Pak satpam tidak akan mau membukakan pintu gerbang untuknya. Lagi-lagi ia mengingkari janjinya pada Pak satpam.

Meskipun begitu Reysya tetap akan pergi sekolah, ia akan melakukan 1001 cara agar Pak satpam mau membukakan gerbang untuknya. Dengan langkah tergesa-gesa ia berlari sekuat tenaga agar cepat sampai sekolah, akan makan waktu lama jika ia harus menunggu angkutan umum lewat.

Akibat tidak hati-hati saat berlari kakinya tersandung sesuatu hingga mengakibatkan dirinya terjatuh.

"Ah anjir pake acara jatoh segala, gak tau orang lagi buru-buru apa." dumelnya. "awh, lutut gue berdarah, perih ih." Reysya meringis karena lututnya terluka dan cukup perih.

Mengabaikan rasa perih di lututnya ia mencoba berdiri namun sulit hingga pada akhirnya ada seseorang yang mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri.

Reysya menatap orang itu kemudian tersenyum. "Makasih," ucapnya ketika sudah berdiri.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, orang itu hendak pergi namun ditahan oleh Reysya yang memegang lengannya.

"Gue boleh nebeng gak? Pliss kali ini aja," pinta Reysya memohon. Dia menganga ketika orang itu tak merespon ucapannya dan malah masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata.

"Mau tetep disitu atau gue tinggal?" Reysya tersentak dan buru-buru masuk dengan menahan perih di lututnya.

Reysya tersenyum sinis ke arah Pak satpam yang mau membukakan gerbang padahal saat ini mereka sudah sangat terlambat sampai di sekolah. Ia jadi penasaran siapa sebenarnya cowok di sampingnya ini hingga Pak satpam dengan sukarela mau membukakan gerbang tanpa harus di bujuk terlebih dahulu.

Reysya dan cowok itu keluar dari mobil bersamaan.

"Ma-makasih udah mau tolongin gue ketiga kalinya." ucap Reysya tulus. Dan cowok itu hanya menaikkan sebelah alisnya.

Reysya berbalik dan akan segera pergi ke kelas namun suara cowok itu menghentikan langkahnya.

"Kaki lo bisa busuk kalau gak di obatin," Reysya melotot dan kembali membalikkan badannya menghadap cowok tadi.

"Serius? Ba-bantuin obatin kaki gue, gu-gue gak mau di amputasi takuutt," mohon Reysya dengan wajah ketakutan yang kentara. Tanpa di sadari senyum tipis terbit dibibirnya.

"Ikut gue!" ajak cowok itu yang diikuti Reysya dengan langkah tertatih.

Reysya meniup lututnya yang sudah di bersihkan dan diberi obat merah.

"Makanya kalau lari hati-hati." ucapan cowok itu mengalihkan perhatian Reysya.

"Mana sempat keburu telat," balas Reysya.

"Ehiya sekali lagi makasih ya udah mau obatin kaki gue, btw nama-"

"Udah jam delapan, gue balik ke kelas." pamit cowok itu kemudian pergi meninggalkan Reysya sendiri di UKS.

ReysyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang