Suara bel pertanda pintu terbuka berbunyi. Tiga orang pemuda berlarian memeriksa arah pintu meninggalkan buku-buku yang mereka sedang rapikan dan bersihkan. Wajah tampan tiga pemuda itu cukup kecewa saat yang muncul hanyalah beberapa siswi yang datang untuk mencari buku.
"Selamat datang di Arc Book, ada yang bisa kami bantu?" Chanyeol yang menjadi sosok paling tua di sini menyudahi wajah kecewanya.
Pemuda yang sebentar lagi akan lulus dari kuliahnya itu nampak ramah melayani pembeli. Mungkin Sehun dan Jeno lebih lama bekerja di sini, tetapi masalah melayani pelanggan, Chanyeol jagonya. Berdasarkan pengalaman menjadi pelayan di banyak tempat sejak masih duduk di bangku SMA, membuat Chanyeol luwes melayani pembeli.
"Terima kasih, silakan datang lagi." Chanyeol memberikan senyum terbaiknya pada pelanggan yang baru saja membayar.
Chanyeol menyusun uang yang didapatkan dari penjualan buku hari ini. Ia tak lupa membuat laporan keuangan di komputer yang ada di sana. Awalnya ia tak ingin begitu mengambil alih, tetapi Sehun dan Jeno tak bisa diharapkan. Kedua orang itu hanya tahu merapikan buku dan membersihkan debunya. Selebihnya, keduanya tak pernah terlibat.
"Kita tutup lebih awal kan? Harusnya hari ini akan ada beberapa Circle Dungeon yang muncul," ucap Sehun yang mendekat pada meja kasir.
Jeno ikut mendekat, tetapi perhatiannya malah jatuh pada kalender yang ada di meja. Ia mengambil kalender tersebut dan membuat satu tanda silang pada tanggal hari ini.
"Sudah satu bulan. Sensei akan kembali kan?" Jeno kembali murung.
"Sudah-sudah, kita kan sudah sepakat jika akan terus menunggu Kyungsoo sampai ia pulang. Sekarang bagaimana kalau kita berlatih di Dungeon? Jeno, kita harus menyusul Sehun dan menjadi Master empat!" Chanyeol untungnya sangat baik dalam menaikkan atmosfer ceria di sekitarnya.
"Benar! Ayo kita susul Sehun sunbae!" Jeno kembali bersemangat.
"Kalian pikir akan mudah menyusulku hah? Maaf saja, aku tak akan mengalah." Sehun tersenyum senang.
Tiga orang pria tampan tersebut bersama-sama menuju Circle Dungeon yang sudah mereka dapatkan koordinatnya dari sistem. Lokasi kali ini berada di pinggiran kota Seoul, mereka memang sengaja memilih Dungeon yang letaknya jauh dari pusat kota, alasannya supaya tidak ada player yang datang mengganggu mereka.
Sesampainya di depan portal, ketiganya langsung meregangkan otot-otot di tubuh atletis mereka. Belum sempat masuk sekumpulan player tiba-tiba mendekat. Setidaknya ada sekitar sepuluh player yang ranknya campuran antara Master dan juga Elite.
"Hei, kalian bertiga. Lebih baik cari Dungeon lain, berikan ini pada kami!" Pria yang nampaknya pemimpin dari kelompok itu mendekati Chanyeol.
"Kami datang lebih dulu," ungkap Jeno.
"Aish, anak kecil sepertimu lebih baik diam. Hei, dengar ya wilayah di luar Seoul itu menjadi wilayah teritorial kami."
"Memangnya siapa kalian? Semacam organisasi? Atau hanya sekumpulan preman," sahut Sehun dingin.
"Apa kalian tak pernah mendengar Predator? Organisasi kami cukup terkenal di luar Seoul, dan lebih baik kalian pergi selagi kami memintanya baik-baik."
"Jeno, buat cube." Chanyeol yang sejak tadi diam akhirnya bersuara.
Jeno menciptakan cube dengan hanya satu jentikan jari. Para player yang baru datang tadi nampak terkejut, membuat cube memang tidak sulit, tetapi hanya dengan satu jentikan jari saja sudah bisa membuat cube, artinya player itu bisa dikatakan hebat.
"Jadi kalian mau bertarung? Semuanya! Bersiap! Kita tunjukkan bagaimana organisasi kita!" Teriak pria tadi.
Pria yang besar mulut itu mendadak terdiam saat ia merasakan hawa dingin baru saja melewatinya. Saat ia melihat ke depan, satu dari tiga orang pemuda yang ia tantang menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCADE
FanfictionPark Chanyeol terselamatkan dari kematiannya. Ia diselamatkan oleh seorang pria bernama Doh Kyungsoo yang ternyata seorang 'player' berperingkat Grandmaster. Masuk dalam dunia yang tak pernah diketahuinya, Chanyeol harus berkecimpung dengan bahaya d...