Bagian 20: The Fall of Lightning Warlock

825 143 43
                                    

Menjalani kehidupan di dua dunia membuat banyak player harus membagi waktunya sebaik mungkin. Mereka harus dapat memisahkan kapan mereka harus menjadi seorang player atau menjadi non-player. Walaupun sekarang perbedaan dua dunia tersebut semakin tipis saja, banyak kemampuan para player mulai bisa diaplikasikan ke dunia digital dan hal itu mulai banyak dipertanyakan orang-orang.

Meski begitu, banyak juga yang tetap tak mau terlihat. Mereka punya kehidupan normal yang harus mereka lindungi dan menjadi player biarlah tetap menjadi rahasia. Hal itu rata-rata dilakukan oleh para player yang di kehidupan dunia digitalnya memiliki latar belakang yang tidak biasa. Sebut saja Byun Baekhyun yang punya usaha resort mewah, lalu Kim bersaudara yang memang punya sebuah perusahaan keluarga, ada Ji Eun yang namanya terdaftar sebagai pengusaha wanita termuda yang sukses. Lalu tentu saja Doh Kyungsoo yang diam-diam namanya sekarang diketahui sebagai pemilik saham terbesar dari bisnis hotel Josong Group.

Malam itu seperti biasanya Kim bersaudara keluar dari gedung kantor mereka. Ditemani oleh Kim Jongdae yang sudah aktif lagi sebagai sekretaris dan juga tangan kanan dari segala urusan dua pengusaha muda tersebut.

"Apa jadwal untuk besok Jongdae?" Minseok bersandar di kursi belakang mobil sambil memejamkan matanya.

"Besok kita ada rapat dewan direksi. Kerjasama kita dengan perusahaan dari Jepang kemarin menunjukkan kemajuan yang lebih baik," jelas Jongdae.

"Sepertinya kita harus langsung pulang hari ini hyung. Besok kita akan sibuk," sambung Junmyeon.

"Benar. Jongdae, batalkan saja pertemuan dengan Ji Eun. Katakan saja apapun keputusannya kita pasti menyetujuinya." Minseok memberikan perintah.

"Baik hyung."

Jongdae menghubungi nomor Lee Ji Eun, tetapi ada sesuatu yang terjadi. Sebuah selubung tak kasat mata terbentuk di sekitar jalanan yang lengang dan saat ketiga orang ini menyadarinya, mereka sudah berada di dalam sebuah cube yang cukup besar.

Belum selesai sampai di sana, sebuah bongkahan batu besar melayang ke arah mobil yang dikendarai Jongdae. Spontan Jongdae membanting setir dan akhirnya mobil mereka keluar dari jalur dan hampir saja terbalik.

"Apa-apaan itu tadi?!" Junmyeon buru-buru keluar begitu mobil mereka berhenti.

Sebuah batu besar teronggok di tengah jalan. Membuat mereka semakin yakin jika saat ini mereka sedang diserang oleh seseorang. Junmyeon bisa merasakan cube yang dibuat oleh player ini sangat kuat dan ketiganya tak akan mudah keluar dari sini, tidak tanpa sebuah pertarungan.

"Ini jelas bukan kekuatan player lokal," gumam Minseok yang sudah ikut keluar dari mobil.

"Hyung, apa yang harus kita lakukan?" Jongdae juga ada di sana.

"Mereka menginginkan pertarungan, kita juga tak akan bisa keluar dari cube ini jika kita tidak bertarung," jawab Junmyeon.

Ketiganya kemudian saling memandang dan setuju untuk berjalan ke arah jalan raya. Mereka berdiri di jalanan yang kosong dengan sorot lampu jalan yang begitu terang. Sampai akhirnya tiga orang pria muncul dari balik kegelapan.

"Wah, wah aku tidak menyangka akan bertemu dengan Grandmaster dari Korea secepat ini," ungkap salah seorang pria itu.

Junmyeon, Minseok dan Jongdae cukup terkejut dengan apa yang mereka lihat. Orang yang berdiri paling depan adalah seorang player yang sangat terkenal di Arcade. Seorang Challenger dari Rusia bernama Dmitry.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan seorang Challenger seperti Anda, Tuan Dmitry," ungkap Minseok.

"Kehormatan untukku juga sebenarnya, tetapi aku tidak datang hanya untuk menyapa." Dmitry menarik ujung bibirnya.

ARCADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang