Two Faced (Bipolar Disorder)

Tak Bisa Merindu

Jika harus membicarakan perasaanku

Mungkin akan begitu sulit bagimu

Maksudku, bisakah kau mengartikan rindu 

yang tak mungkin lagi menjadi temu?

Sibuknya pikiranku setiap hari

Tak dapat menyangkal ada sesak yang ikut mengantri

Nyatanya rasa ini sudah tak bisa tersampaikan 

Aku harus menerima kebersamaanmu dengannya sebagai bagian dari kehidupan

Kamu pernah berkata bahwa aku sangat memahamimu

Jiwa kita bagaikan menyatu, tambahmu

Beri tahu aku apa itu hanyalah permainan imajinasimu?

Sebab aku masih saja merasa kosong sejak kepergianmu.

Orang bilang kau hanya bertemu dengan soulmate sekali seumur hidupmu,

walau bukan berarti harus bersatu pada akhirnya

Lalu apakah aku belahan jiwamu?

katakanlah, karena aku masih terus bertanya-tanya.

Aku takut untuk menulis ini, 

kamu bagian masalalu yang tak ingin ku ungkit lagi.

Kesalahan & pembelajaran terbesar dalam hidupku

Aku takkan berhenti menjadi naif bila kita tak bertemu.

Apakah kau telah mendapatkan kehidupan yang kau mau?

Sampai setahun lalu dihari bahagiamu aku belum bisa memahami pilihanmu

Bukankah dia adalah sosok yang sering kita bahas?

Perempuan yang membuat hubungan dan hidupmu menjadi tidak selaras. 

Tapi dalam tahun ini dapat ku mengerti

Betapa kamu membutuhkan seseorang untuk mengusir rasa kesepian 

Seseorang yang tidak pernah berhenti memperjuangkan walau terus di sakiti

Pada akhirnya dia mampu membuatmu berhenti berkeliaran.

Kini aku tahu rasanya terbunuh sepi tanpa henti karena merasa tidak cocok dan di mengerti orang lain.

Pelan-pelan ternyata proses kehidupanku tak jauh berbeda, hidup tak sesederhana teorinya.

Setelah ku alami semuanya, ku pastikan aku sudah mengenalmu lebih dalam

Namun bukannya aku masih mencintaimu, hanya saja tak lagi bisa menyalahkan kamu sepenuhnya.

Aku telah menerima perpisahan kita, semoga kamu bahagia bersama dia selamanya.

(Kata-kata yang tidak bisa ku ucapkan langsung padamu)