Kematian

198 15 0
                                    

Seberapa banyak di antara kita yang pernah berkata;

"Orang hidup pasti akan meninggal" ?

Tapi saat kita harus kehilangan orang-orang terkasih kita masih diam tak sanggup berkata-kata menandakan kita takkan pernah siap sampai kapanpun.

Seberapa kuat logika mencoba menguasai kita sambil bersuara; 

"Kematian adalah hal nyata." ?

Namun saat harus berhadapan dengan rasa sesak akibat ditinggal selamanya oleh orang terdekat kita diam-diam berdoa kepada Tuhan semoga hari kematiannya hanya mimpi belaka.

Hari demi hari yang kita lalui tanpa orang itu menjadi bagian tersulit.

Menerima bahwa sampai selamanya kita takkan lagi mendengar sang pemilik suara itu,

Seakan-akan kita dipaksa melupakan dirinya oleh semesta.
Segala tata bahasa dan gaya bicara ciri khas yang hanya dimiliki oleh satu-satunya orang di dunia ini.

Seakan-akan kehidupan dan kematian berkonspirasi agar kita semua tetap melanjutkan perjalanan hidup dengan lubang di dada yang dibiarkan menganga, menjadi kosong karena kepergiannya. 

Kematian memang tak mengenal umur, ia tak peduli bagaimana kau menjalani hidup. Tak bertanya seberapa banyak hutangmu yang tersisa dan tidak bisa kau ajak bekerja sama demi mengulur waktu sekalipun dengan tangisan kau memohon sambil meraung-raung.

Kenyataannya rasa kehilanganlah yang dapat kita rasakan sepenuhnya, bertanya-tanya 

"Apakah setiap manusia dapat tergantikan?" , "Apa setelah ini kita masih akan baik-baik saja?", "Mengapa Tuhan tak ijinkan aku dan dia bertukar nyawa?"

Kita pun menciptakan sebuah situasi yang tak dapat disusun oleh rangkaian kata, tapi isak tangis orang disekeliling sudah cukup untuk menggambarkan berbagai kepedihan.

Apakah kematian orang tercinta merupakan teguran bagi kita? Teguran agar kita berusaha untuk memperlakukan setiap orang dengan penuh kebaikan semasa hidupnya? 

Beri tahu aku, sebab yang kurasakan hanyalah kehampaan.. 



Two Faced (Bipolar Disorder)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang