Two Faced (Bipolar Disorder)

Kesenian Jiwa

Menurutmu apakah tulisan adalah bentuk dari jiwa seseorang? Kalau iya, mungkin jatuh cinta terindah adalah saat kita bisa melihat jauh kedalam jiwanya. Mari kita lupakan dulu mengenai latar belakang, penampilan, materi, agama, maupun ras. 

Karena jatuh cinta sifatnya impulsif, jelas ini berbeda dari konsep menyayangi seseorang. 
Terkadang aku juga bertanya-tanya sendiri; apa ada seseorang yang jatuh cinta diam-diam padaku ketika membaca semua tulisan-tulisanku? 

Mungkin seseorang itu  akan mengagumi cara berpikirku dalam menyusun kata demi kata. Aku menyukai kata-kata yang indah, tapi jauh dari itu aku lebih menyukai para pembuatnya. Pasti mereka mempunyai pemikiran mendalam, imajinasi yang hebat, dan rasa sesak di dada yang menggumpal beramai-ramai minta dicurahkan. 

 Setelah mengetahui apa-apa cerminan jiwanya, kita tidak bisa memilih untuk berpura-pura tidak tahu. 

Lalu pujian seperti apa yang layak diutarakan ketika hatimu menjadi gelisah dan pikiranmu kerap menyangkal? Semua akan menjadi membosankan bila terlalu cepat mengatakan kejujurannya, tapi berpura-pura tidak tertarik malah memaksa kita untuk mengeja kata mustahil.

Seseorang yang begitu mencintai seni, akan mencoba menciptakan seninya sendiri. Ini adalah kalimat tidak langsung yang ingin ia sampaikan agar jiwanya dicintai juga oleh orang lain. Tapi terkadang dia akan dihadapkan dengan orang-orang yang tak mempunyai hasrat pada keindahan itu, sehingga seberapa cantiknya mahakarya yang telah mati-matian dipahat-- tidak mampu membuat orang lain menyadari eksistensinya. 

Singkatnya dia membuat seni karena dia menyukainya, dia berharap ada orang yang mau menjelajahi minatnya sedalam hati dan pikirannya yang tak pernah mau diam. Dia tidak ingin dipandang dari luarnya saja, karena cantiknya penampilan hanya berlaku untuk beberapa standar yang diterapkan. Para seniman memang tukang mengkhayal yang penuh dengan keputusasaan.