22

67 4 0
                                    

"Orang yang bijak adalah orang yang bisa menghargai karya orang lain"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orang yang bijak adalah orang yang bisa menghargai karya orang lain"

/happy reading/

.......

Hanna baru saja keluar dari dalam kamar mandi

"Astaga" Hanna terperanjat kaget ketika melihat bibi Jang yang tiba-tiba saja sudah berdiri didepannya  

"Bibi--" panggil Hanna saat melihat gelagat aneh yang ditunjukkan bibi Jang.  Hanna menaruh curiga, dengan bibi Jang yang tiba-tiba menyembunyikan kedua tangannya dibalik tubuhnya

"Arrghh"

Hanna spontan memekik ketika tanpa ia duga, bibi Jang langsung melayangkan sebuah suntikan kearahnya.  Beruntung, Hanna dengan cepat menyadari nya sehingga ia bisa langsung menghindar.

"Bibi--" Hanna terlihat sangat syok.  Jantung nya terasa berdebar kencang,  mungkin jika ia terlambat sedikit saja tadi , jarum suntik itu sudah menancap di tubuhnya. 

Bibi Jang terlihat kesal,  tanpa berkata apapun ia lantas kembali beringsut maju untuk menyuntikkan suntikan itu pada Hanna

"Ahhh"

Hanna berhasil menangkap tangan bibi Jang, dan menahan tangan bibi Jang dengan tenaganya.  Hanna bergidik ngeri saat melihat jarum suntik yang tajam itu sekarang berada tepat didepan wajah Hanna. 

"Bibi hentikan bibi!" rintih Hanna disela melawan tenaga bibi Jang.  Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut bibi Jang. Wanita itu telihat acuh sekarang. Sungguh perubahan yang sangat cepat,  berbeda dengan bibi Jang yang tadi Hanna kenal.

Hanna tidak habis pikir,  mengapa bibi yang awalnya ingin menolongnya kini berubah ingin menyakitinya.  Namun,  Hanna tidak ingin langsung menyalahkan bibi Jang.  Bisa jadi bibi Jang melakukan ini, karna ia takut terhadap Eun Sook. 

Sial!  Hanna kembali sadar sekarang, jika bibi Jang adalah pegawainya nya Park Eun Sook

"Arrggh sshh"

Hanna meringis, kedua tangannya yang terluka tentu saja membuat tenaga ditangannya terasa melemah.  Jika boleh jujur, kekuatan bibi Jang tidak bisa dianggap remeh. Hanna harus keluar dari situasi ini dan ia tidak boleh membiarkan dirinya lemah atau ia akan kalah.  Maka dari itu Hanna harus memikirkan cara lain untuk mengalahkan bibi Jang. 

Hanna tidak ingin lengah,  dalam keterbatasannya ia  mencoba untuk mengerahkan seluruh tenagannya "Bibi kumohon hentikan! " pinta Hanna.

Brukk

"Arghh" Hanna kembali mengerang saat bibi Jang berhasil mendorong tubuhnya dan menghimpit tubuhnya hingga ia terpojok disudut dinding. 

Hanna merotasikan pandangannya, dalam kepayahan ia mencari sebuah benda yang setidaknya bisa ia gunakan untuk melawan. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR J - JJH√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang