Love You So Bad

32

Selamat malam
🚬

—LYSB—

"Rokok?"

"Thank's"

Jaemin senyum tipis, nyalain rokok yang terselip di bibirnya. Ngehembusin asapnya ke udara.
Yoonbin di sebelahnya ngelakuin hal yang sama.
Keduanya duduk diteras rumah Jaemin yang berhadapan langsung dengan taman bunga milik mamak nya.

"Jadi— gue harus mulai dari mana?"
Yoonbin buka suara, natap Jaemin yang ngisep rokoknya dalam-dalam.

Jaemin ngehembusin asap rokok itu ke udara, ngelirik Yoonbin yang natap dia.

"Sebelum saya ngomong panjang lebar atau kelepasan mukul kamu. Saya mau denger sendiri dari mulut itu, apa arti Jihoon bagi kamu?"

Jaemin ketawa pelan
"Saya ga perlu kenalan sama kamu buat tau siapa nama kamu. Sekali liat juga saya udah tau kalau kamu itu Yoonbin."

Yoonbin senyum, mainin rokok ditangannya
"Jihoon udah cerita apa aja?"

Jaemin senyum miring
"Menurut kamu?"

Yoonbin natap rokoknya yang menyala
"Pasti dia kecewa."

Jaemin nyenderin badannya ke kursi dibelakang punggungnya.
Natap langit sore yang berwarna oranye.

"Dia kecewa, tapi juga ngebela kamu. Dia sendiri yang bilang kamu ga salah. Saya ga ngerti apa maksudnya ngebela kamu mati-matian. Cinta ya?  Tapi saya iyakan saja asal dia lega."

Yoonbin diem

"Awalnya saya marah, siapa yang berani main-main sama Jihoon yang saya jaga selama ini? Jihoon yang saya jaga dengan sungguh-sungguh dan sudah diberi kepercayaan sama abangnya. Saya sayang sama dia dan saya benci ketika tau ternyata dia nangis sendirian di perantauan yang jauh dari rumah."

Yoonbin nunduk
"Banyak yang sayang sama Jihoon ya disini."

Jaemin ketawa
"Kenapa? Kaget? Kita disini nganggap satu sama lain itu keluarga."

Yoonbin senyum, dia jadi tau darimana sifat peduli Jihoon datang. Dia tumbuh di lingkungan yang berisi orang-orang baik.

Jaemin nginjek puntung rokoknya sampai mati. Lanjut ke batang kedua.
"Kembali ke awal, apa arti Jihoon bagi kamu?"

Yoonbin berdehem, nginjek puntung rokoknya. Dan dia nolak pas di tawarin rokok lagi sama Jaemin.
"Jihoon itu sosok cinta, sosok yang gue sayang dan gua jaga sepenuh hati."

"Kalau emang kamu ngejaga dia, kenapa dia bisa pulang dengan beban berat di pundak?"
Tanya Jaemin sarkas

"Itu kesalahan gue, gue yang terlalu bodoh dan ga bisa baca situasi."
Yoonbin ketawa miris
"Dia bahkan sampai pulang ke rumahnya yang indah buat lupain masalahnya."

Jaemin diem, natap kedepan dengan pandangan menerawang. Yoonbin di sebelahnya natap cowok itu
"Menurut lo sendiri Jihoon itu apa?"

Jaemin senyum, ngehembusin asap rokoknya
"Jihoon segalanya bagi saya. Dia temen pertama saya. Yang pertama kali ngulurin tangan buat bantu saya pas saya jatuh dari atas pohon karena mau maling mangga. Ketika inget sosok dia yang penolong saya langsung bertekad buat jagain dia. dia nasehatin saya kalau nyuri itu ga baik tapi dia juga ngobatin luka saya yang berdarah dengan penuh pengertian."
Jaemin ngelus keningnya yang terdapat bekas luka kecil. Tersembunyi di balik poni.