24

2.1K 415 58
                                    

Malam itu Yoonbin kalap. Saat sedang menenangkan pikiran nya yang kacau seorang diri di pinggir jalan yang sepi, musuh bebuyutannya dengan mudah memantik amarahnya.

Yoonbin yang melihat ada kobaran api, tentu dengan senang hati akan menuangkan bensin.
Yoonbin suka kobaran api, apalagi jika ada yang terbakar habis karenanya.

Karena Yoonbin adalah api itu sendiri.

Pukulan di wajah, tendangan di punggung, sayatan di kulit yang tak terhalang kain.

Yoonbin lelah, tapi dia tersenyum puas di atas kekalahan musuhnya

"Lo pikir gue bakal kalah kalau cuma sendirian? Ga ada otak lo nantangin gue."

Yoonbin meludah tepat disamping Seunghun, saingannya buat dapetin Jihoon—dulu.

"Ck, ga guna gue disini. Lo tidur aja disini bareng Byunggon. Temenan kok hobi nyari ribut."
Cibir Yoonbin, maaf saudara Yoonbin memangnya anda dan kawanan anda bukan biang ribut?

Anda bukan penyebar kedamaian ya.

Yoonbin naik kemotornya, melaju dengan cepat di gelapnya malam. Wajahnya kerasa kebas diterpa angin malam. Belum lagi matanya yang agak bengkak ditinju Seunghun.

Sialan banget si bangsat itu, bukannya fokus belajar buat nyari kampus malah suka kelayapan nyari ribut.

Saat ini rumah bukanlah pilihan yang tepat buat pulang.
Rumah Jeno, Junkyu dan Yoshi bukan pilihan yang bagus buat tumpangan semalam.
Kalau ke rumah Hyunjin dia tidak bisa, masih marahan. Cie

Maka dengan segala kekalutan, motor Yoonbin berbelok menyusuri jalanan ke apartemen Jihoon.

Bertepatan dengan motor Junkyu yang menjauhi kawasan apartemen, motor Yoonbin pun masuk.
Parkir di basement pengunjung seperti biasa. Yoonbin berjalan dengan tertatih menyusuri basement yang remang-remang.

"Waduh Yoonbin, berantem lagi ya?"

Yoonbin memaksakan senyum ke satpam yang udah dia kenal akrab itu. Meski bibirnya sakit luar biasa.

"Biasa pak."

Si satpam tertawa
"Aduh, emang ya anak muda masih segar bugar hobinya kelahi. Kalau udah tua baru tau gimana rasanya encok."

Yoonbin ketawa pelan
"Mari pak, saya ke atas dulu."

Satpam itu mengangguk

Yoonbin menatap luka sayatan di punggung tangannya, tidak dalam tapi tetap mengeluarkan darah.

"Berdoa aja semoga Jihoon ga nendang gue malam ini."

Yoonbin berharap Jihoon bersedia menampungnya malam ini, kalau tidak bisa jadi gelandangan dia.
Sebut saja dia gak tau diri, Yoonbin akan dengan senang hati mengiyakan.



LYSB



"Berantem karena apa lagi sih Bin?"

Yoonbin diem aja, nutup matanya ngerasain kapas basah yang di tekan ke wajahnya. Wajahnya masih kerasa kebas tapi udah mendingan berkat tangan terampil Jihoon.

"Jangan tidur, perhatiin punggung tangan kamu. Darahnya jangan sampe netes ke karpet aku. Mahal."

Yoonbin ketawa pelan, tapi kemudian mengaduh karena sudut bibirnya yang robek kerasa sakit.

Love You So BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang