Chapter 8

23 10 0
                                    

Meskipun kali ini kali ke dua cuaca tidak mendukung, tapi tidak menyurutkan semangat Kyra untuk pergi ke restoran di antar Deon.

"Kamu gak mampir dulu?" tanya Kyra yang masih berada dalam mobil Deon.

Deon menggeleng pelan. "Enggak, nanti siangan aku juga ke sini,"

Kyra mengeratkan jaket yang di pakainya karena cuaca yang dingin di tambah gerimis. "Oke nanti aku tunggu."

"Jaga diri baik-baik, jangan terlalu cape, pakai jaketnya, aku gak mau nanti kamu sakit." nasihat Deon dengan kedua tangannya sibuk mengusap dan menyelipkan sejumput rambut Kyra kebelakang telinga gadis itu.

Kyra tersenyum, meskipun senyum itu tidak sampai mata. "Kalo sakit itu udah takdir kali, yaudah aku keluar dulu."

Deon mengangguk. Dan Kyra keluar dari dalam mobil langsung masuk ke dalam restoran.

"Kenapa tuh muka udah kayak kanebo kering?" tanya Fanny begitu Kyra datang.

Kyra melirik Fanny malas. "Gue lagi gak mood, Fan"

"Tumben" gumam Fanny

"Entahlah, Fan." jawab Kyra lesu

"Lagi berantem sama Deon?" Fanny masih di liputi rasa penasaran.

Kyra menggeleng lemah. "Enggak. Nanti temenin gue ke mall, yak? Kayaknya gue butuh belanja."

Mata Fanny berbinar hijau dengan kepala yang mengangguk semangat.

"Siap! Asal lo traktir, gue."

Kyra mendengus jengkel. "Iya,"

Kalo soal gratisan aja tu mata udah kayak mao keluar! dumel Kyra.

Sejujurnya yang Kyra inginkan saat ini adalah bergelung di dalam selimut tebalnya, karena sejak semalam mood nya benar-benar anjlok.

Dia mencoba untuk terlihat baik-baik saja di hadapan Deon agar pria itu tidak menanyakan hal-hal yang malas di jawab oleh Kyra.

Dia berharap setelah di mall nanti, moodnya kembali naik drastis. Entah mengapa sekarang Kyra sedang malas untuk pergi ke dapur. Yang di pikirannya sekarang adalah baju-baju dengan potongan harga melambai-lambai minta di borong.

Haduhh nikmatnya berkah diskonan!

Jadi saat jam istirahat di mulai dirinya segera keluar dari ruangan dan menunggu Fanny dekat mobil gadis itu.

"Aishh....lo lama banget, sih?" omel Kyra ketika Fanny menampakkan batang hidungnya.

"Lo tuh yak! Udah gue anterin juga....masih aja gak ada sukur-sukur nya hidup lo."

"Kan gue juga traktir lo, Fan!" debat Kyra tak mau kalah.

"Susah emang kalo debat sama yang punya banyak duit. Bawaan nya tuh salah mulu," sekarang Fanny yang menggerutu dan duduk di kursi kemudi.

Selama di perjalanan di isi dengan celotehan Fanny tentang seseorang yang dia suka semalam membalas chatnya yang selama bertahun-tahun dirinya kirim.

Miris bukan?

Tapi balik lagi, kalo cinta itu bisa membuat kita tidak waras.

Bukannya merasa bangga kepada Fanny, Kyra malah merasa ngenes pada sahabatnya ini. Ternyata sampai segitunya cinta kepada seseorang.

Tapi bersama Deon Kyra belum merasakannya!

"Lo tahu gak gimana seneng nya gue malam itu? Gue bakal tandain tanggalnya biar bisa di rayain." ocehan Fanny masih berlanjut setibanya mereka di mall.

You Are My Memory [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang