Chapter 21

20 4 2
                                    

Kyra berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak itu. "Hai..." sapanya dengan senyum hangat menghiasi bibir.

Anak itu mendongak dengan wajah yang di penuhi air mata menatap Kyra dengan raut wajah ketakutan.

Dikira culik kali yak gue? batin Kyra miris.

"Hey....jangan takut sayang. Nama kamu siapa?" tanya Kyra lembut. Tangannya terulur mengelus puncak kepala anak itu yang terasa licin di tangannya.

"Fa---farel."

"Hallo Farel.....kamu tinggal dimana sayang?"

"Ak---aku tersesat, tante."

Seketika Kyra terdiam kaku.

"Dia manggil lo tante?"

Kyra mengerjapkan matanya kemudian mendelik kebelakang dimana Fanny tertawa sampai memegangi perutnya dengan mulut menganga lebar. Sejak kapan anak setan ini ada di belakangnya?

"Bisa diem gak lo?!" sentak Kyra kesal

"Ibu itu siapa, tante?" tanya Farel menatap Fanny polos.

Kali ini giliran Kyra yang tertawa keras melihat Fanny yang langsung memasang wajah datar menatap Farel.

"Gue oma lu, tong...oma luu!"

"Tante takutt." Farel meringsek mendekati Kyra karena melihat Fanny murka.

"Gak apa-apa sayang, ibu itu gak bakal gigit kok." goda Kyra. Mendengar itu wajah Fanny semakin memerah, dengan kedua tangannya dia memperagakan seakan-akan akan mencekik orang. Dan itu membuat Farel semakin ketakutan.

"Heh! Udah jangan mainin anak orang, ah." cegah Kyra gemas karena sahabatnya ini sangat kekanak-kanakan.

Kemudian Kyra memusatkan kembali perhatiannya pada Farel. "Orang tua kamu kemana?"

Farel menggeleng, kemudian menjawab pelan. "Aku gak punya."

"Oh...." Kyra meringis dalam hati.

"Yaudah kalo gitu kakak anter kamu pulang yak?" ajak Kyra antusias, melirik Fanny penuh arti. Yang di lirik hanya bisa memutar mata malas.

Rupanya Farel anak yang cepat akrab pada orang yang baru di kenalnya. Terbukti ketika saat ini anak itu sedang mengoceh ria sembari melahap roti yang Kyra ambil dari tas Fanny. Rencananya sekarang Kyra dan Fanny akan mengantar Farel ke panti asuhan tempat anak itu tinggal selama ini. Farel tersesat ketika bermain keluar dari panti.

"Ih, Ra. Gue gak tahu panti asuhan permata kasih itu dimana! Lo sih bukannya lapor polisi aja, malah kita yang nganterin. Ini kalo kesasar gimana?"

"Ya lo pake GPS aja kenapa sih ribet amat?" balas Kyra yang dengan santainya memainkan ponsel sembari bersandar pada jendela.

"Lo gak liat? Itu panti asuhan kagak ada di GPS, makanya gue bingung!"

"Ah masa sih?"

"Iya.....lo gak percayaan banget sama gue, Ashaduuu..."

"Ini nya aja kali yang jelek. Mobil butut masih aja lo pake, Fan!" hina Kyra tak berperasaan.

"Hinaa aja terosss. Caci gue sampe lo puas, Ra. Besok-besok gue bawa kijang punya bokap gue biar lo puas!" sarkasnya. Kyra tertawa geli, kemudian kepalanya menengok kebelakang guna melihat Farel yang kini tengah asyik memainkan tablet milik Fanny. Kyra tersenyum, kemudian mengalihkan lagi pandangannya ke depan.

"Ini belok kiri atau kanan?" tanya Fanny ketika melihat pertigaan di depannya. Sungguh sial nasibnya, niat hati mau cepat-cepat pulang tapi masih mengendarai mobil dengan warna langit yang sudah berubah gelap.

You Are My Memory [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang