Matahari masih malu-malu untuk menampakan sinarnya di pagi hari ini. Udara yang dingin semakin mendukung untuk kembali menarik selimut tebal dan bergelung di dalamnya. Jika ini hari libur kemungkinan orang-orang akan melakukan hal itu, tapi sayangnya ini adalah hari senin yang sialnya hari dimana di mulainya semua orang untuk kembali beraktivitas dengan segudang pekerjaan.
Seperti pagi ini disebuah rumah berlantai dua dengan warna dasar putih tulang, seorang gadis cantik tengah berkutat dengan berbagai peralatan masaknya di dapur. Demi menghidangkan makanan yang lezat tentunya butuh proses dan usaha yang tidak main-main.
Rambut panjang pirang yang di cepol asal-asalan, kaos lengan pendek dan celana jeans biru, tidak lupa juga apron berwarna coklat tua melekat di tubuhnya.
"Pagi....."
Mendengar sapaan tersebut si gadis menengok ke belakang tepat pada asal suara tersebut dan kemudian tersenyum manis.
"Pagi, Bunda."
"Kamu masak apa, sayang?" tanya Naina, Bundanya. Kemudian menghampiri sang anak.
"Yang special dong, bun."
"Kamu harusnya gak usah repot-repot masak kayak gini. 'Kan ada bi Santi, kamu pulangnya larut kan semalam? Pasti cape kan?"
"Gak cape kok, bund. Udah biasa soalnya, bi Santi lagi ke pasar bahan-bahan di kulkas hampir habis." jelasnya. Matanya masih tidak mengalihkan perhatiannya dari opor ayam yang masih mengepul di atas kompor.
"Ya ampun, bunda lupa. Kemarin harusnya bunda belanja yak?" kekeh Naina menepuk jidatnya pelan.
Tuh 'kan kebiasaan banget. Mana udah ngomel-ngomel duluan, eh tahu nya bunda juga yang salah!
"Gak apa-apa, bund. Bunda juga sibuk! Ayah mana bund kok belum keliatan?."
"Masih di kamar. Lagi mandi," jawabnya
Sekitar lima menit kemudian makanan pun sudah terhidang di meja makan. Membuat siapa saja yang melihatnya akan meneteskan air liurnya. Aroma yang tentunya sudah pasti lezat menyeruak di sekitaran ruang makan.
"Pagi....."
Sapaan itu mengalihkan perhatian ibu dan anak yang sedang asyik bercengkrama di meja makan.
"Pagi, Ayah."
"Pagi Kyra, pagi juga bunda!"
"Karena Ayah udah datang, kita sarapan sekarang!" seru Naina yang mulai mengisi piring dengan nasi kemudian di serahkan kepada Pandu, Ayah Kyra.
Mereka makan dalam diam, hanya dentingan sendok dan garpu saling bersahutan mengisi keheningan di meja makan.
"Aku pamit ke atas dulu, mau siap-siap." pamit Kyra setelah selesai mencuci piring yang tadi di gunakannya.
Setelah mendapat jawaban dari kedua orang tuanya, gadis berusia dua puluh tujuh tahun itu berlalu menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
Nesya Kyra Maheswari, gadis cantik yang berprofesi sebagai seorang chef di restoran cukup terkenal miliknya. Anak tunggal dari pasangan Naina dan Pandu Maheswari, Nesya atau yang biasa akrab di panggil Kyra oleh orang terdekatnya termasuk sang pacar. Kyra sangat di manja oleh kedua orang tuanya, apalagi setelah kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawanya dan sebagai gantinya dia kehilangan ingatannya di masa lalu.
Dan sampai saat ini ingatan itu juga belum pulih.Masih mengenakan pakaian yang sama, hanya saja di tambahkan jaket kulit berwarna hitam. Rambutnya pun sudah ia urai dan tas kecil berwarna hitam tersampir di pundak kirinya.
Perlahan tapi pasti, Kyra turun menuruni setiap undakan anak tangga."Non? Di depan sudah ada den Deon," ucap bi Santi yang baru saja kembali dari pasar.
"Iya, bi. Makasih!"
"Ayah, bunda. Aku pamit dulu," teriaknya karena kedua orang tuanya masih ada di ruang makan.
Dan ternyata benar, di halaman rumahnya sudah ada mobil hitam terparkir menunggunya dengan seorang laki-laki jangkung yang bersandar disana.
"Pagi, sayang." sapa Deon sembari membuka 'kan pintu untuk Kyra.
"Pagi. Kamu gak mau masuk dulu?"
"Takut gak sempat, nanti aja yak?"
"Yaudah."
Deon Jovan Pramudya. Seorang yang kini menyandang status sebagai kekasih dari Kyra sejak Kyra bangun dari koma sembilan tahun lalu. Meskipun Kyra tidak ingat, tapi ada beberapa kilasan tentang kebersamaannya bersama Deon yang di ingatnya. Walaupun masih samar-samar.
"Nanti kamu makan siang di resto aku 'kan?" tanya Kyra
"Iya seprti biasa. Aku ada rapat penting hari ini bahas soal proyek baru," jelasnya dengan pandangan lurus ke depan dan satu tangannya yang bebas menggenggam tangan Kyra di pahanya.
"Semangat!"
"Makasih" balas Deon tulus dan mengecup punggung tangan Kyra lembut. Sementara Kyra hanya tersenyum kecil.
Pandangan mata Kyra kini tertuju pada Deon. Lebih tepatnya pada cara Deon mengemudikan mobilnya.
"Kenapa?" tanya Deon heran
"Enggak. Aku cuma mau tanya, kapan aku bisa belajar mobil?"
"Bahaya, sayang. Aku gak mau terjadi sesuatu lagi sama kamu."
"Kan itu dulu, Yon. Aku juga sekarang bakal hati-hati bawanya."
"Sekali enggak tetap enggak, yak! Udah aku gak mau debat."
Kyra menghel napas pelan. Kemudian menarik tangannya yang di genggam oleh tangan Deon, memalingkan wajahnya pada jendela samping.
Selalu saja seperti ini. Dia lupa bagaimana cara mengendarai mobil. Dan saat meminta di ajarkan lagi, bukan hanya Deon yang melarangnya, tetapi kedua orang tuanya pun kompak tidak setuju.
Kyra paham mungkin mereka trauma hampir kehilangan dirinya. Tapi 'kan kembali lagi, kalau urusan hidup dan mati itu di tangan Tuhan.
Bukan apa-apa Kyra ingin belajar mobil lagi. Dia cuma tidak mau merepotkan Deon karena lelaki itu harus bulak-balik mengantar jemputnya. Apalagi pejerjaan Deon sebagai CEO di perusahaannya sendiri pasti lebih sibuk di bandingkan dirinya.
"Aku cuma gak enak sama kamu," ucap Kyra pelan
"Aku pacar kamu! Apapun untuk kamu, Kyra."
Setelah menempuh kurang lebih sepuluh menit di tambah macet, akhirnya Kyra sampai di restoran yang berlantai dua itu.
"Makasih.....hati-hati di jalan," ucap Kyra. Sebelah tangannya sudah siap untuk membuka pintu mobil.
"Iya," balas Deon kemudian menahan tangan Kyra.
"Kenapa?" tanya Kyra bingung
Tanpa di duga, Deon malah merentangkan kedua tangannya dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Peluk dulu......"
Kyra hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dengan senyum geli dia tetap meringsek maju dan masuk ke dalam pelukan Deon.
"I love you" bisik Deon. Satu tangannya mengusap rambut kyra lembut.
"Iya"
Melupakan mu bukanlah kemauanku!
😜
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Memory [ON GOING]
RomantizmKehilangan ingatan akibat kecelakaan yang di alaminya, membuat Nesya Kyra Maheswari tidak mengingat momen-momen manis yang di alaminya bersama sang kekasih pada masa putih abu-abunya itu. Cerita mereka belum usai, tapi Kyra sudah membangun kisah bar...