[20]

449 63 6
                                    

" sayang, lihat apa yang dady bawa "

perth menunjukkan sebuah jam tangan mungil di depan wajah putrinya yang sedang asik melukis di atas kanvas kecil

Kyara menatap nya bingung " jam tangan? Tapi kyara sudah punya banyak dady..." gadis itu berlagak acuh lalu kembali sibuk melukis, perth tersenyum kecil

" tapi yang ini beda sayang... lihat dady..." ucap perth sembari sibuk mengotak-atik jam kecil yang dibawanya tadi lalu membuat nya mengeluarkan bunyi " lihat... keren kan? Dady belikan untuk kyara dan ae "

Kyara menyambut jam itu dari tangan perth, menatapnya penasaran " tapi untuk apa ?"

Perth tersenyum lembut " agar kyara dan ae tidak lupa meminum vitamin sayang..."

Perth memutuskan berkonsultasi kepada dokter untuk memberikan ae vitamin agar kyara tak merasa aneh ketika dirinya harus meminum berbagai macam obat, ia tak ingin putri kecilnya itu berfikiran buruk membuatnya harus pura-pura mengatakan bahwa mereka harus meminum vitamin. Bedanya jika ae hanya sebuah vitamin biasa yang hanya satu macam sedangkan kyara harus meminum obat hingga empat macam

Awalnya gadis kecil itu bingung mengapa dirinya harus meminum lebih banyak, namun perth mencoba memberi pengertian bahwa ae lebih kecil sehingga obatnya lebih sedikit

Kyara menangguk pelan " umm terimakasih dady..." perth tersenyum gemas, mengacak kepala putrinya itu singkat " dady ke atas dulu oke..."

" dady....."

Perth menoleh, menatap putrinya yang memandangnya ragu, menunggunya berbicara

Kyara terlihat gelisah " apa besok kyara sudah bisa pergi ke sekolah?" perth tertegun, namun sedetik kemudian ia tersenyum " nanti dady berbicara dengan dokter dulu oke" perth mencoba membujuk

" kenapa harus dady?"

" iya sayang.. karenaa..."

" dadyyyy........."

Ucapannya terhenti saat ae berlari kencang hingga menabrak kakinya

" loh? Ae baru pulang hmm" perth mengangkat ae ke dalam gendongannya, mencubit pipinya pelan dan tersenyum gemas

" umm...." Ae mengangguk antusias, bergerak-gerak meminta perth menurunkannya

Setelah ditturunkan, ae langsung sibuk membongkar beberapa paper bag di lantai

" dady tau tidak, tadi glanma beli banyak coklat" ujarnya senang, lalu matanya bergulir menatap sang kakak yang sedari tadi hanya diam mengamati

" lihat...lihat phi!!"

Perth tersenyum tipis "loh kenapa ae meminta banyak coklat hmm.... Ingat apa yang dady katakan tentang monster gigi?"

Ae berlagak acuh, menatap perth sebentar lalu kembali fokus mengoceh dengan phinya yang menanggapi dengan serius

" no dady, glanma bilang akan mengucil monstel nya"

Perth tertawa gemas, mengusak rambut putranya itu palan

" oke, tapi janji makan sedikit-sedikit oke?"

" oke ..."

.

.

.

.

" saint ayo makan dulu..."

Saint tersentak kaget, berbalik menatap maenya yang datang dengan nampan berisi makanan

" saint bisa ambil sendiri mae, tidak perlu repot-repot"

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang