[23]

369 53 28
                                    

jika aku punya lebih banyak waktu 

aku ingin selamanya bersamamu 

menatap senja di kala petang 

dan terlelap dalam pangkuan di bawah taburan bintang 

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Saint terpaku menatap bangunan restorant yang menjulang tinggi dihadapannya, melirik jam tangannya ragu tapi jika mundur tak ada kesempatan meskipun esok hari baginya

Dua hari berlalu sejak zee menghampirinya, saint tak pernah sedikitpun memberikan respon baik chat ataupun panggilan telepon, zee berulang kali mengirimkan pesan sampah yang membuatnya mual, namun jauh di dalam lubuk hatinya

Saint penasaran

Bagaimanapun, hanya zee yang tau kemana dia membuang anak mereka bertahun-tahun lalu, bahkan rupa nya pun hanya zee yang mengingat dengan jelas. Karna dia bersamanya lebih lama

Karenanya—berbekal rasa penasaran yang sudah diubun-ubun saint memberanikan diri untuk menerima tawaran zee agar mereka bertemu, dan yang ia tak sangka adalah zee mengajaknya bertemu di restoran mewah sekaligus membawa kedua orang tuanya, bagi zee saint datang karna menerima tawarannya untuk kembali

Padahal—dia sebenarnya tak perduli

Lagian kenapa pulazee ngotot tiba-tiba ingin kembali padanya? Bukankah seharusnya mantan suaminya itu kini sudah berbahagia dengan kelahiran anak bersama selingkuhannya itu

" tuan hendak kemana?"

Saint tersentak, ternyata dia sudah sampai di depan pintu dan hanya berdiri diam seperti orang linglung hingga salah satu pelayan menghampirinya

Saint tersenyum tipis " saya mau bertemu teman.. umm" dirinya menatap sekeliling ragu " atas nama zee"

" baik, mari saya antarkan "

Saint hanya mengangguk, lalu ia mengikuti langkah pelayan itu dengan hati-hati. Separuh dari hatinya menyuruh saint untuk pergi saja namun rasa keingintahuan nya terlalu besar

Biarlah—resiko selanjutnya masih bisa mereka bicarakan baik-baik

Dari kejauhan saint bisa melihat zee dan kedua orang tuanya yang sedang bercengkrama, keringat dingin muncul dipelipisnya. Terakhir kali mereka bertemu—saint dan kedua orang tua zee, mereka menciptakan kenangan buruk yang sampai sekarang membuat saint membencinya

Karna mereka juga membuatnya nyaris seperti orang gila – karna depresi

" wah sudah datang, ayo duduk "

Saint memilih mengambil tempat duduk di depan zee, tepat di samping ibunya, merutuki para pelayan yang hanya menyediakan empat kursi

Atau disengaja? Padahal mejanya cukup luas

" saint semakin cantik ya, bagaimana kabarmu nak?" ibu zee yang bertanya manis

Saint sudah ingin mendecih malas jika tidak teringat tata krama—dia hanya tersenyum tipis membalas

" iya dong mae, saint selalu ingin terlihat cantik di depanku dari dulu. Iya kan saint?"

Dirinya tiba-tiba merasa mual

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang