[8]

524 63 5
                                    

perth menatap bayi mungil yang sedang tertidur dengan nyaman di gendongannya itu dengan nanar, menatap pria yang terlihat kacau di depannya bingung, apa maksud dari semua ini?

"zee, apa maksudnya ini?"

perth bertanya kesal, tak mengerti dengan zee yang tiba-tiba menghampirinya lalu memberikan bayi itu kepadanya. perth sama sekali tak faham dimana letak permasalahannya disini

"perth untuk yang pertama dan terakhir kalinya aku meminta bantuanmu, tolonglah bawa bayi itu ikut serta bersamamu kemanapun" zee menatapnya memohon

perth menyeritkan keningnya dan menatap zee tak mengerti, mata nya beralih menatap bayi itu yang kini bergerak-gerak gelisah, menatap bayi mungil yang masih berwarna merah itu dengan perasaan kalut, sangat mirip dengan saint membuat perasaannya nyaman, entah karna apa.

tak salah lagi, ini adalah anak dari laki-laki didepannya ini dan mantan istrinya, tapi yang perth tak mengerti kenapa zee dengan tega memberikan putri kecilnya yang bahkan belum mereka beri nama kepadanya?, sebenarnya ada apa dengan semua ini

apa salah bayi mungil ini? Perth mulai mempertanyakan kewarasan mereka berdua sebagai orang tuanya

"zee aku tak mengerti, ini anakmu dan saint tapi kenapa kalian malah memberikannya padaku?, aku tak ada sangkut pautnya lagi dengan urusan rumah tangga kalian" perth berkata geram dan hendak memberikan kembali anak itu kepada ayahya

namun ze mundur satu langkah dan menggeleng-gelengkan kepalanya

"tidak perth, aku dan saint serta keluargaku sepakat tidak akan mengurus bayi ini "zee berkata lirih, dengan berat hati mengucapkan semuanya

Ia menatap bayi itu dengan perasaan sakit, namun ia tak ingin mengorbankan apapun hanya karna anak itu

jujur ia sebenarnya tak sanggup namun ini semua demi masa depan karirnya, saint dan juga demi menjaga nama baik keluarga besarnya

apa yang salah disini?

"beri aku alasan yang jelas kenapa kau dan keluargamu tega membuang bayi ini, kalian ini sudah tak waras lagi hah?!!" perth berkata dengan emosi yang sudah diubun-ubun, jika saja bayi mungil ini tak sedang tertidur dengan nyaman dipelukannya mungkin saja ia sudah menghajar laki-laki tak tau diri itu sekarang juga

zee menghela nafas pelan, lalu matanya menunduk tak sanggup menatap perth " anak itu.... cacat " zee berkata dengan nafas berat

perth semakin tak mengerti " lalu dimana salahnya? bagaimanapun juga ini bayi kalian, hasil dari pernikahan kalian, seharusnya kau menjaganya bukan malah ingin membuangnya "

" tidak, aku tidak ingin anak ini sampai terliput di media dan malah jadi penghambat karir kami perth, dan juga orang tua ku tak ingin keluarga kami dipermalukan karna cucu pertamanya adalah anak yang cacat, kami sudah memutuskan untuk mengatakan kepada media bahwa anak kami sudah meninggal saat dilahirkan" zee menjelaskan dengan suara yag parau

" hanya karna itu ? hanya karna alasan bodoh itu kau dengan teganya ingin membuang anak ini!! otakmu dimana hah!! kau itu ayahnya !!" perth tak sadar berkata dengan nada tinggi, membuat bayi itu terusik dan malah menangis kencang membuatnya panik

perth panik, tak mengerti harus berbuat apa

"ini, kau tenangkan dia" perth menyerahkan bayi itu ke gendongan zee dengan paksa

zee tersentak kaget, dan semakin tak mengerti ketika anak nya menangis semakin keras, ia berusaha menenangkan anak itu dengan menimang-nimangnya pelan namun tetap saja anaknya tak berhenti menangis

" perth ini bawalah masuk ke kamarmu " zee menyerahkan kembali anak itu ke dalam gendongan perth

"sial" perth mengumpat kasar

" zee mungkin ia ingin menyusu kepada ibunya " perth berkata tak tega, tak sampai hati ia melihat bayi mungil itu menangis sampai terisak-isak seperti itu

zee menggeleng lagi, membuat perth mendengus lelah dan memilih mendiamkan bayi tersebut dengan menimangnya pelan dan sesekali menciumnya lembut

bayi itu kembali tenang dan tertidur kembali dengan nyaman membuat perth bernafas lega

"perth anak itu kini milikmu, aku dan saint tidak akan memerikannya nama" zee berkata pelan

perth menatapnya tajam " aku tidak ingin merawat anak ini, menyusahkan saja. bawa saja ia pergi dan serahkan kepada orang lain" perth berkata sarkas, ingin mengembalikan bayi itu

zee menatapnya sayu " perth jika kau menolak maka aku akan membawa anak ini ke tempat anak terlantar dan membiarkannya disana" zee berkata pelan dengan wajah sedih

perth menatapnya benci " aku tak mengerti kenapa bisa-bisa nya tuhan memberikan titipan bayi ini kepada kalian"

perth menatap bayi itu sebentar, ia tak sejahat itu membiarkan bayi ini ditelantarkan oleh kedua orang tuanya bahkan didepan matanya sendiri

"pergilah zee, pergilah dan jangan temui aku lagi. aku akan membawa anak ini bersamaku dengan catatan saint dan seluruh keluargamu tak boleh mengetau hal ini, dimana pun kalian bertemu aku nanti hiraukan dan anggaplah kita tak pernah saling kenal, aku akan memberikan nama belakangku padanya" perth berkata tegas

"terimakasih perth , terimakasih sudah mau membantuku" zee berkata dengan senang membuat perth diam diam menyumpah serapahi orang didepannya di dalam hati

zee berkata terimakasih sekali lagi dengan sungguh-sungguh lalu dia pamit dengan sebelumnya menepati janjinya untuk tidak menemuinya lagi

"bodoh"

lirih perth pelan

matanya menatap bayi mungil ditangannya itu dengan sedih

dengan hati hati ia membawa anak itu ke dalam pelukannya

"tidak perlu takut apapun lagi sayang, dady disini "

"kyara"

"ya, kyara intouch tannappon"

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang