[2]

824 71 7
                                    

warning!! dilarang salah lapak

.

.

.

.

.

For months on end I've had my doubts

Denying every tear

I wish this would be over now

i'm not the only one-sam smith


" uhhh perrrthh "

Perth tersentak pelan dari lamunannya, berbalik cepat menatap saint yang saat ini hendak bangun dari tidurnya

"Hei tidur saja dulu"

Perth berucap lembut, dengan sangat hati-hati kembali membaringkan tubuh saint

"Kenapa aku dirumah sakit perth?"

Perth menghela nafas pelan, menatap mata saint yang memandangnya bingung

Ia ragu hendak menjawab

" Aku akan menunggu sampai Zee datang, setelah itu aku akan menjelaskan padanya. Nanti Zee yang akan menyampakan hal ini padamu" perth menjelaskan dengan suara yang serak

Bibirnya hanya tak mampu mengatakan hal ini kepada saint secara langsung

Sakit, hatinya sangat sakit

Tuhan tak pernah berpihak padanya

" Kenapa tidak kau saja yang jelaskan, memangnya aku kenapa perth?" Saint bertanya bingung, tak mampu menangkap maksud dari ucapan perth

Kenapa harus menunggu zee padahal perth sudah tau, fikirnya

" Tunggu saja saint, hanya Zee yang berhak tau keadaan mu oke" perth mengelus kepala saint pelan, menikmati kelembutan rambutnya yang selalu menjadi miliknya dulu

Benar-benar tak ada yang tersisa


Bahkan ketika perth masih ingin membuat saint mencintainya kembali terlebih belakangan saint kerap mengunjungi apartemennya dan kantornya dengan alasan hanya ingin bertemu, perth fikir saint masih mencintainya

Hanya saja tuhan telak memberitahunya bahwa saint bukanlah lagi milik perth

Dan setelah ini perth tak mungkin masuk kedalam kehidupan mereka

Perth tak ingin menjadi seseorang yang jahat

Perth tak ingin menyakiti siapapun bahkan Zee sekalipun

" Saint! " Zee buru-buru masuk kedalam ruangannya dan memeluk saint erat

" Kau? Kau tak apa-apa kan? Apa yang terjadi ? Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?" Zee langsung bertanya bertubi-tubi dengan rasa khawatir yang begitu kentara

Perth sedikit menjauh, dan memberi mereka ruang

Saint tersenyum kecil, mengusap pipi Zee yang menatapnya khawatir lalu mengecup bibirnya singkat

"Aku tak apa-apa zee, hanya sedikit kelelahan"

Perth sakit hati melihatnya, namun tak mampu melakukan apapun

"Maaf saint, maaf aku tak melihat ponselku, maaf" zee berkata menyesal lalu memeluk saint erat

"Tidak apa-apa zee, aku mengerti"

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang