[26]

401 61 70
                                    

Kelahiran bukan suatu kesalahan

Belakangan orang sering memaki semesta mengapa memaksa untuk mempertahankan

Padahal mereka yang berbuat

Padahal mereka yang ingin menciptakan

Tapi pada akhirnya

Kata sesal akan selalu menjadi ujung penantian

.

.

.

.

Seminggu berlalu, tapi saint tak lagi merasakan bahagia yang sejak awal dinanti. Semua perbuatan berujung sesal yang setiap hari terasa semakin menyakiti.

Saint mengelus kepala putrinya sembari menatap keluar jendela, memandangi senja yang sudah separuh menghilang

" kalian hanya boleh mengunjunginya setiap weekend, sekarang mereka sudah menjadi tanggung jawabku dan kalian tidak boleh sedikitpun mencampuri urusan kami lagi"

Berapa kali saint menghela nafas hari ini, dirinya tak mampu menghitung. Setiap menitnya kini adalah hal terberat untuk saint, serta merta suara pintu yang selalu membuat tubuhnya bergetar tak menentu

Dirinya lelah, tapi melawan pun percuma

Semesta benar-benar membencinya sekarang, tapi apakah saint pantas menerima semua ini? Dirinya sudah menyesal—apakah itu tidak cukup?

" daddy...."

Saint menatap kyara yang kini terbangun dan menatapnya sayu "momma.... Apa daddy sudah datang?"

Saint tersenyum pedih, ia menggeleng pelan " belum sayang—tidur lagi ya..."

Dan kyara kembali meletakkan kepalanya di atas bantal, memejamkan mata padahal hati membantin berharap dan menunggu

Kini saint tau, keputusan mengambil kyara dari perth adalah keputusan terbodoh yang kesekian kali ia sesali.

Saint fikir setelah membawa putrinya ke dalam kehidupan mereka, saint akan mendapatkan bahagianya kembali, meski harus menjatuhkan harga diri—tadinya ia pikir begitu

Tapi bahkan dari sejak hari pertama ia menginjakkan kaki dirumah mantan suaminya ini, saint merasa terkunci dan tak mampu melakukan apapun

Dengan paksa dia di bungkam, meski putri kecilnya merintih sakit sekalipun ia tak mampu melakukan apapun untuk sekedar memberi ketenangan, hari itu saint menangis hebat

Betapa dunia—begitu kejam membiarkan mereka menderita

" mulai hari ini panggil aku papa dan dia mama. Tidak ada daddy-daddy mu itu karna kau bukan anaknya"

Kyara memberontak di dalam dekapan pho saint, menangis keras hingga suaranya menghilang

" tidak mau—mau daddy hiks hiks kakek ayo pulang"

Zee mengusap wajahnya kasar " diam atau aku akan marah! Kau tidak di ajarkan sopan santun oleh orang itu hah?"

" sudah-sudah zee, dia masih anak-anak—belum mengerti apapun" mae saint segera menyudahi kemarahan zee, mencoba mengambil alih kyara yang sekarang terbatuk-batuk keras

" dengar—segera kemasi barang-barngmu saint dan pindahkan ke kamarku. Bawa semua barang-barang anak itu ke kamar nya dan biarkan dia memereskannya sendiri—jangan manjakan dia!"

Saint tau, zee melakukan semua ini bukan karna dia menginginkan putrinya. Saint tau keserakahan pria itu yang menginginkan dirinya kembali dan hanya menjadi miliknya seorang

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang