One

4.4K 314 6
                                    

Jalan yang temaram dan lengang menjadi pemandangan pertama yang dilihat seorang gadis yang baru saja memasuki gang menuju rumahnya.

Tidak biasanya ia pulang pada pukul ini. Bahkan sudah lewat 4 jam dari jadwalnya pulang.

Itu semua karena ada masalah di minimarket tempat bekerjanya tadi. Ditambah lagi saat dirinya hendak berjalan ke halte bus, ia melihat seorang wanita dengan kaki yang terluka terduduk di tepi jalan. Merasa empati, iapun membantunya terlebih dahulu.

Gadis bersurai hitam sepinggang itu menghela nafas. Rasanya lelah karena bolak - balik dari kantor polisi lalu ke minimarket belum lagi ke rumah wanita yang ia bantu, tadi wanita itu memintanya untuk tinggal bersama saat tahu bahwa Hyunsoo hidup sendirian tanpa siapapun. Tentu saja Hyunsoo menolak, ia tidak mau menjadi benalu di kehidupan orang lain.

Kepala Hyunsoo terasa berat dengan mata yang mengantuk. Ia memukul kepalanya pelan, ia harus tetap sadar untuk sampai di rumah.

Dalam hening ia berjalan gontai. Namun, tak lama badannya ia tegakkan saat menyadari sesuatu. Matanya berubah cemas, ia melirik ke belakang.

Oh, tuhan. Ia benar - benar diikuti. Perasaannya menjadi kalut dengan ketakutan yang mendominasi. Dalam nafas yang mulai memburu ia berusaha untuk tetap tenang dan mempercepat langkahnya.

Gadis itu merapalkan doa - doa di dalam hati, seseorang di belakangnya masih belum berhenti. Tak ada pilihan lain, gadis itu berlari menghindari orang yang bahkan tak dikenalnya.

Ia memutar rute ke rumahnya. Berlari secepat mungkin, memasuki gang - gang yang ada dengan asal. Tindakan yang salah, otaknya tak bisa berfikir jernih saking kalutnya.

Dan ternyata takdir tak berpihak padanya. Seseorang yang memakai topi, masker, serta sarung tangan hitam itu kini telah berada di hadapannya.

Yang membuatnya kaget lagi benda yang ada di tangan orang itu kini terarah padanya. Ia menggeleng pelan lalu berusaha kabur. Namun, dengan cepat pria bermasker itu menahannya.

Hyunsoo didorong kuat ke dinding. Ia jatuh bersimpuh, menggosokkan kedua tangannya cepat. Memohon pada orang itu agar tidak melakukan hal buruk padanya.

Sayang, gadis itu lupa. Takdir tak pernah berpihak padanya. Lehernya dicekik erat oleh pria itu. Benda mengkilat yang ia takuti itu telah menyentuh lehernya.

Cairan kental berwarna kemerahan mulai keluar dari goresan yang dihasilkan oleh pisau kecil itu.

Sungguh, ia tidak tahu telah berbuat apa hingga dihadapi kejadian mengerikan begini. Apa ia pernah berbuat kesalahan sampai - sampai akan dibunuh seperti ini?

"Akh- aku m-mohon. Ja-jangan bunuh aku," ucap gadis itu terbata di tengah nafasnya yang tersendat. Kedua tangannya memegang lengan yang mencekik lehernya, "j-jangan bunuh. Aku a-akan melakukan a-apapun. Ku akh mohon," rintih Hyunsoo kesakitan.

Netra tajam milik pria itu membalas tatapan Hyunsoo yang mulai sayu. Mata itu memejam beberapa kali menahan sesak yang ia rasa.

"Apapun?" Sahut  pria itu. Di balik maskernya ia tersenyum miring.

Hyunsoo yang ia cekik mengangguk dengan susah payah, "j-jangan bunuh aku," gadis itu memejamkan matanya lagi. Pernafasannya terhambat, ia rasa ia tak bisa menahannya lagi.

Tinggal beberapa detik lagi hingga gadis itu ambruk, cekikan di lehernya lepas.

Hyunsoo langsung meraup udara dengan rakus, menghilangkan sesak yang baru saja menghimpit dadanya. Ia bahkan tidak sadar darah telah mengalir di lehernya.

Baju putih yang ia kenakan dihiasi bercak merah akibat darahnya sendiri. Perih karena luka yang digoreskan baru ia rasakan.

Badannya terasa sakit. Punggung rapuhnya di dorong keras kembali ke dinding. Rambutnya ditarik hingga ia mendongak memperlihatkan aliran sungai yang berhulu dari matanya.

"Pastikan untuk menepati perkataanmu. Ikuti aku," suara dingin milik pria itu menusuk pendengarannya. Terdengar sangat mengerikan juga dengan tatapan menakutkan itu.

Lengan Hyunsoo ditarik paksa. Ia berusaha untuk mengimbangi karena seluruh tubuhnya tiba - tiba terasa remuk. Kakinya lecet karena sneakers usang yang ia kenakan.

Mati - matian Hyunsoo menahan isakannya. Dirinya masih terkejut dan takut, hampir saja ia bertemu maut. Seluruh tubuhnya gemetar. Bahkan si pria itu dapat merasakan tangan gadis yang ia tarik bergetar hebat. Ia tersenyum puas. Melihat Hyunsoo ketakutan memberi kesenangan tersendiri baginya. Astaga, akhirnya ia memiliki mainan untuk menghiburnya.

○○○

Setelah memencet sederet angka, pintu yang ada di hadapannya ia buka. Ia menarik paksa gadis yang tadi ingin ia bunuh ini masuk ke dalam. Terlalu kuat hingga Hyunsoo terjatuh. Hyunsoo meringis kesakitan, sekujur tubuhnya tak baik - baik saja apalagi batinnya. Bisa - bisanya ia memilih masuk ke kandang harimau. Hyunsoo menyesali perkataannya, demi tuhan.

Jaket si pria yang tersampir di bahunya diambil. Pria itu sengaja menutupi pakaian Hyunsoo yang berlumuran darah. Ia tak mau orang - orang menjadi curiga.

Kaki pria itu menendang pelan Hyunsoo yang sudah tersungkur di lantai di hadapannya.

"Nikmati harimu hari ini karena besok kau akan bertemu neraka yang sesungguhnya," ucap pria itu. Ia membuka maskernya lalu memperlihatkan senyum remehnya pada Hyunsoo.

Sebelum meninggalkan Hyunsoo ia menyempatkan untuk menendang gadis itu lagi.

Seluruh wajah milik pria itu sudah terlihat oleh Hyunsoo. Tangan Hyunsoo mengepal kuat, ia memukul lantai beberapa kali. Air matanya mengalir tanpa suara.

Tak ada gunanya wajah tampan itu jika tak memiliki perasaan, psikopat bajingan. Hyunsoo memerhatikan sekelilingnya.

Apartemen yang mewah. Banyak fasilitas yang terlihat asing di mata Hyunsoo, yang sama sekali tidak ada di rumah kecilnya.

Pandangannya nanar. Hidup benar - benar tidak adil. Orang tak punya hati seperti pria itu dapat hidup dengan nyaman di sini sementara ia yang berusaha menghindari kesalahan di hari - harinya hidup malang sebatang kara.

Hyunsoo memejamkan matanya. Ia merebahkan tubuhnya di lantai, rasanya tak kuat lagi untuk bergerak. Kantuk perlahan menghampirinya hingga ia tertidur, melupakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

○○○

Haii, di sini castnya 00 line ya. Main castnya Treasure hehe, Stray Kids juga sih. Please vote and comment kalo mau lanjut, oghey. Kalo mau follow juga ehe, thank you

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang