Twenty

1.2K 121 24
                                    

Hyunsoo tiba di lobby apartemennya. Ia keluar dari lift, hendak menuju pintu utama gedung ini. Namun, pergerakannya terhenti saat menyadari ada seseorang yang familiar.

Tanpa ragu, Hyunsoo mendekat ke pria itu dengan mata menyipit curiga. Sadar bahwa ia akan dihampiri oleh Hyunsoo, pria itu tidak panik ataupun takut sama sekali. Ia malah tersenyum miring sembari melipat tangannya.

"Han Jisung," tegur Hyunsoo dengan nada mengintimidasi, "bisakah kau berhenti?"

Satu alis Jisung terangkat. Kemudian terdengar tawa remeh dari mulutnya. Ia menatap Hyunsoo sembari menggeleng.

"Kenapa? Apa kau takut semua perbuatanmu terungkap?" tuding Jisung, balik mengintimidasi Hyunsoo.

Sebisa mungkin Hyunsoo mengontrol ekspresinya. Ia tidak boleh terlihat tertekan dengan kalimat Jisung. Seharusnya itu yang ia lakukan kepada Jisung, bukan sebaliknya.

Hyunsoo mendorong kecil bahu Jisung, "entah apa maksudmu, aku hanya ingin kau berhenti mengikutiku. Apa kau seorang stalker?" Hyunsoo memajukan langkahnya lalu berbisik, "bukankah ada banyak kehajatan yang terjadi akhir-akhir ini? Kenapa polisi sepertimu malah menguntit seorang gadis kuliahan?"

Jisung ikut dalam permainan Hyunsoo. Ia menunduk lalu berkata tepat di telinga Hyunsoo, membuat Hyunsoo mengepalkan tangannya.

"Aku sedang mengurusi satu kejahatan yang ada di hadapanku ini dan juga— apa kau yakin kau masih gadis?" Jisung kembali menegakkan badannya. Ia tersenyum puas melihat Hyunsoo yang tak dapat berkutik.

Tenggorokan Hyunsoo tercekat. Ia ingin membalas ucapan Jisung, namun tak dapat menemukan kata yang tepat. Gadis katanya? Sial, Hyunsoo tidak bisa membantah itu karena semalam Yoshi baru saja merenggutnya. Bodoh, bodoh, bodoh!

Mata Hyunsoo sedikit bergetar saat menduga bahwa pria ini sepertinya tahu segalanya. Bagaimana tidak jika ia saja hampir setiap saat ada di sekitar Hyunsoo.

Huh, ia kira Hyunsoo tidak tahu? Dari awal Hyunsoo sudah curiga ada yang aneh dengan Jisung. Maka dari itu, ia selalu berhati-hati dalam bertindak. Pria ini mengawasinya.

"Shut your fu*king mouth. Aku bisa melaporkanmu—" ucapan Hyunsoo disela oleh Jisung dengan cepat.

"Oh, kalau begitu aku bisa melakukan hal yang sama. Bagaimana? Aku rasa tuntutanmu akan lebih berat dariku. Hyunsoo, Hyunsoo.... Kau terlalu ambisius untuk membalaskan dendammu," ujar Jisung yang membuat Hyunsoo mati kutu.

Cukup, ini berlebihan. Hyunsoo memejamkan mata untuk meredam amarahnya. Jisung selalu bisa menyulut emosinya, bahkan melebihi Yoshi. Tingkahnya yang seakan tahu segalanya— tunggu, sepertinya Jisung memang tahu segalanya. Argh, sial. Benar-benar membuat Hyunsoo kesal.

Detik selanjutnya interaksi mereka diinterupsi oleh kehadiran seseorang. Menahan Hyunsoo untuk menimpali semua tuduhan tidak langsung dari Jisung.

"Apa yang kalian lakukan?" Yoshi menatap Hyunsoo dan Jisung bergantian.

Hyunsoo mengernyitkan dahinya melihat kehadiran Yoshi. Kenapa pria itu di sini? Bukankah tadi ada Gaeul yang datang?

Jisung mengedikkan bahu. Yoshi melirik Jisung lalu memberikan isyarat untuk meninggalkan mereka berdua.

Jisung yang paham pun menurut. Ia beranjak pergi, menyisakan Hyunsoo bersama Yoshi.

"Hyunsoo, ikut aku." Yoshi menarik pelan tangan Hyunsoo keluar dari gedung apartemennya.

Entah kemana Yoshi akan membawanya, Hyunsoo hanya bisa pasrah. Ia tidak boleh melawan atau semua rencananya akan gagal.

***

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang