Twenty Two

689 88 10
                                    

Hyunsoo berjalan santai menuju unit milik Yoshi. Ia baru saja bertemu dengan Jeongwoo. Saat ia di toko roti, Jeongwoo mengajaknya mengobrol di kafe yang biasa mereka kunjungi.

Senyuman kecil terbit di bibir Hyunsoo. Ia sudah menerima kehadiran Jeongwoo dan jujur, perlahan ingatannya mulai kembali. Walau tidak jelas, ia ingat bahwa mereka pernah bermain bersama di taman belakang rumahnya dulu. Haha.

Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Hyunsoo bisa melupakan fakta bahwa ia memiliki seorang adik?

Itu semua karena Ayahnya. Pria itu iblis tak berhati, benar-benar kejam. Saat itu Hyunsoo ditampar karena membantah perkataan Ayahnya. Tubuh Hyunsoo yang masih ringkih terhempas saking kerasnya tamparan sang Ayah dan sayangnya, kepala Hyunsoo terbentur keras ke dinding. Oleh karena itu, Hyunsoo sempat kehilangan beberapa ingatannya. Dan ternyata belum seluruh ingatannya yang kembali.

Hyunsoo membuka pintu apartemen Yoshi. Baru saja dirinya masuk, tangannya langsung ditarik oleh Yoshi yang ternyata ada di dalam.

"Aw— ada apa? Kenapa menarikku seperti ini?" Hyunsoo meringis saat pergelangan tangannya terasa perih karena Yoshi menariknya dengan kasar.

Yoshi hanya diam dan menarik Hyunsoo ke dalam kamarnya, setibanya di sana ia langsung menyentak tangan wanita itu hingga Hyunsoo hampir terjatuh. Hyunsoo menoleh pada Yoshi, menatapnya dengan bingung?

"Kenap—"

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi Hyunsoo. Hyunsoo memegang pipinya dengan wajah terkejut. Ia segera menoleh kepada Yoshi.

Sebelum Hyunsoo sempat membuka suara, Yoshi terlebih dahulu melakukannya.

"Sudah kubilang masuk kembali ke apartemen, tapi apa yang kamu lakukan? Darimana saja?" tanya Yoshi dengan nada mengintimidasi.

Hyunsoo menatap Yoshi tidak percaya, "apa itu alasan yang pantas buat kamu memperlakukanku dengan kasar begini, Tuan Kanemoto?"

Tatapan tajam Yoshi layangkan kepada Hyunsoo. Pria itu menunjuk Hyunsoo dengan emosi menggebu.

"Aku sudah memperlakukanmu dengan baik selama ini, tapi kamu malah melunjak. Tolong ingat siapa diri kamu sebenarnya di sini!" tekan Yoshi yang membuat Hyunsoo tertawa sarkas.

Wanita itu bertepuk tangan sembari menggeleng tidak menyangka. Ia membalas tatapan Yoshi tanpa takut.

"Oh, tentu aku ingat. Aku diculik oleh manusia bajingan sepertimu dan apa aku kabur walau sudah diperlakukan buruk begini? Nggak. Aku pun selalu menurut, walau menolak di awal. Aku hanya ingin menghibur diriku sendiri, apa itu salah? Persetan siapa diriku, you just need to stop!" seru Hyunsoo dengan dada naik turun.

Mendengar itu Yoshi tergelak. Ia menaikkan kedua alisnya, menatap Hyunsoo dengan remeh.

"Tentu saja kamu gak kabur. You already knew, you can't run away from me karena aku akan menemukanmu bagaimana pun caranya. Di sini aku yang berkuasa, kamu hanya perlu menurut and you will safe. Kurasa aku terlalu longgar padamu belakangan ini, you really need to get punished, right?"

Hyunsoo berdecih. Emosinya sudah memuncak mendengarnya. Ia sudah tidak tahan lagi. Sudah cukup ia menahan diri selama ini.

"Wah, what a confidence from you. You know what? From now on, aku gak bakal nurutin semua perkataan kamu. I'm not afraid at all. Kamu gak lebih dari sampah!!" bentak Hyunsoo benar-benar meluapkan emosinya. Kedua tangannya mengepal kuat.

Sementara Yoshi menyunggingkan senyum miring sembari menyilangkan tangan, "yakin?"

Netra Hyunsoo menghunus tepat ke milik Yoshi. Tidak ada rasa takut sama sekali yang ia tunjukkan sekarang. Hyunsoo maju selangkah mendekati Yoshi.

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang