Twenty Five

441 64 5
                                    

Sudah satu jam berlalu dan Hyunsoo sudah selesai dengan tugasnya. Ia menutup buku yang ia gunakan kemudian mengembalikannya ke rak buku.

Hyunsoo melirik jam di tangannya lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Tak terlihat Jaehyuk ataupun Asahi.

Hyunsoo pun memutuskan untuk menunggu dua pria itu, ia memilih untuk memainkan ponselnya sembari menunggu mereka.

"Hyunsoo?" tegur seseorang yang membuat Hyunsoo mengalihkan pandangannya dari layar persegi di tangannya.

Mata Hyunsoo menatap pria yang baru saja menyapanya dari atas ke bawah dengan dahi berkerut. Ia tak mengenali pria ini.

Pria itu terkekeh pelan, "kamu gak berubah ya, masih sinis seperti awal kita bertemu," ujarnya yang semakin membuat Hyunsoo bingung.

"Excuse me?" Hyunsoo mulai menunjukkan wajah tak sukanya. Ia merasa pria ini berlagak sok kenal dengan dirinya di saat ia bahkan tak mengingat siapa pria ini.

"Baiklah, mungkin kamu lupa karena efek operasi atau kecelakaanmu waktu itu. Kenalkan lagi, aku Kim Seungmin, kita bertemu di rumah sakit dan banyak bermain di sana sampai kamu tiba-tiba menghilang tanpa kabar," ujar Seungmin sembari menjulurkan tangannya kepada Hyunsoo.

Hyunsoo tak membalas, melainkan mendesis pelan saat kepalanya tiba-tiba berdenyut nyeri. Kenapa rasanya ia melupakan banyak hal? Hyunsoo menatap Seungmin dengan napas berat.

"H-Hyunsoo, kamu kenapa? Maaf—"

"Gak papa, lanjutkan. Sepertinya aku lupa," ucap Hyunsoo sembari menahan sakit yang menyerang kepalanya.

Seungmin menatap ragu Hyunsoo, namun akhirnya memutuskan untuk mengingatkan Hyunsoo kembali. Wanita ini sepertinya benar-benar lupa karena hal tragis yang menimpanya dulu.

"Baiklah. Aku gak ingat persis, sepertinya saat kita berumur 10 atau 11 tahun ada seorang gadis kecil yang dibawa ke rumah sakit dengan kepala yang terluka parah. Aku ingat betapa banyaknya darah yang mengalir dari kepalamu waktu itu, mereka bilang kamu jatuh dari tangga. Selama kamu dirawat gak ada yang menemani kamu, makanya aku ingin menjadi temanmu." Seungmin menjeda kalimatnya. Ia melirik Hyunsoo yang masih setia mendengarkan dirinya.

"Kamu memang sulit didekati pada awalnya, namun pada akhirnya kamu luluh dan kita berteman setelahnya. Akan tetapi, kamu kabur saat kamu sudah mulai pulih dan aku gak pernah mendengar kabarmu sejak saat itu. Aku gak menyangka akan bertemu kamu di sini," jelas Seungmin panjang lebar berharap Hyunsoo dapat mengingat dirinya.

Hyunsoo tampak membisu. Jadi bukan karena kepalanya dihantukkan ke dinding, tapi karena dirinya didorong dari lantai dua. Hyunsoo tak menyangka masih banyak memori yang abu-abu di ingatannya.

"Sudah ingat aku?" tanya Seungmin.

Kepala Hyunsoo mengangguk pelan, "sedikit."

Seungmin tersenyum kecil, "syukurlah," ucapnya kemudian melirik arloji miliknya, "ah, aku ada kelas. Apa kita bisa bertukar nomor? I wanna keep in touch with you sebelum kamu hilang tanpa kabar lagi."

Hyunsoo terkekeh. Untuk yang satu itu ia ingat. Dirinya sengaja kabur sebelum Ayahnya kembali menjemputnya dan menyiksanya seperti yang biasa pria itu lakukan bahkan hingga ia hampir meregang nyawa,  memang iblis.

Setelah berbincang kecil dan bertukar nomor ponsel, Seungmin pamit karena kelas selanjutnya akan dimulai.

Kini Hyunsoo kembali sendiri, dirinya menatap seisi perpustakaan, namun tetap saja. Tidak ada Jaehyuk ataupun Asahi. Hyunsoo mendengus kemudian merapikan barang-barangnya. Ia memilih untuk pulang karena ia tak memiliki jadwal apa pun sekarang dan tidak ada tanda-tanda kehadiran Jaehyuk serta Asahi di perpustakaan.

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang