Jaehyuk berjalan beriringan dengan Mashiho di koridor kampusnya. Mashiho sudah pulih setelah insiden penyerangan yang dilakukan terhadap dirinya.
Malam itu, ia hanya melaksanakan syarat yang diberikan 'gang motor' nya untuk keluar dari perkumpulan orang-orang itu. Namun, ternyata targetnya bukan orang yang lemah. Malah berbalik ia yang diserang oleh targetnya sendiri di dekat minimarket waktu itu. Walaupun lukanya sangat parah, Mashiho sungguh bersyukur ia dapat selamat. Dan ia sengaja tidak melaporkan peristiwa ini ke pihak polisi karena ada banyak tekanan yang menghambatnya.
"Kau yakin sudah baik-baik saja?" Tanya Jaehyuk untuk yang kesekian kalinya.
Dan Mashiho tetap menghela nafas lelah, "aku baik-baik saja, Yoon Jaehyuk. Jangan lebay," balas Mashiho.
Bibir bawah Jaehyuk maju beberapa senti. Ia merasa sedih karena Mashiho sepertinya tidak paham maksud dirinya menanyakan hal demikian.
"Jangan begitu. Aku hanya—"
"Khawatir. Iya, aku tahu dan kamu sudah mengatakan itu berulang kali. Gak perlu mencemaskan apapun, Jaehyuk," sela Mashiho sebelum Jaehyuk menyelesaikan kalimatnya.
Tentu, Mashiho pun paham. Namun, sepertinya percuma menjawab pertanyaan Jaehyuk jika pria itu terus menanyakan hal yang sama berulang kali. Apakah Jaehyuk tidak percaya pada ucapannya? Ckck.
Jaehyuk berdecak pelan, "ya sudah, maaf. Syukurlah kau sudah keluar dari perkumpulan orang-orang tidak benar itu. Aku harap kau tidak mengulanginya lagi. Asahi sudah terlanjur sakit hati saat mengetahui ternyata kau yang menyakiti adiknya," terang Jaehyuk. Ia melirik Mashiho yang tampak menunduk.
"Aku tahu. Maafkan aku, aku menyesal," lirih Mashiho. Ia rasakan Jaehyuk menepuk pelan bahunya.
Gang motornya itu memang terkenal karena kebrengsekan para anggotanya. Entah apa yang merasuki Mashiho saat itu, sampai-sampai ia ingin menjadi bagian dari gang berandalan kampus. Sepertinya, ketenaran yang disabet gang yang beranggotakan pria-pria semacam Zhong Chenle, Lai Guanlin, ataupun Yang Jeongin itulah yang membuat Mashiho buta sesaat.
Tidak sembarang orang yang dapat bergabung. Mashiho sudah dikenal karena keahliannya di berbagai bidang olahraga. Mashiho rasa karena hal itulah ia dapat bergabung, walaupun dirinya tidak memenuhi satu kriteria khusus mengenai kekayaan.
Mashiho sudah sadar. Keputusannya salah. Dahulu ia dan Asahi sangat dekat. Mereka pertama kali bertemu di toko roti sebagai pekerja paruh waktu di sana. Namun, karena tindakan bodohnya, Asahi menjauhinya. Mashiho menyesal, sungguh.
Langkah Mashiho terhenti saat melihat seorang gadis di depannya. Ia meneguk ludahnya. Jaehyuk pun mengikuti arah pandang Mashiho dan mendapati Hyunsoo di sana.
Degup Mashiho kian berpacu saat melihat petugas yang saat itu menghampirinya di rumah sakit ada lima meter di belakang sana. Tidak ada yang sadar Mashiho meremat ujung bajunya.
Hyunsoo melirik sekilas kepada Mashiho, "Yoon Jaehyuk," panggilnya kepada Jaehyuk.
"Hm? Ada apa manis?"
Sebelum Hyunsoo menjawab, Mashiho lebih dulu berpamitan lalu melenggang pergi meninggalkan Jaehyuk bersama Hyunsoo. Jaehyuk menatap bingung kepergian Mashiho, sementara Hyunsoo tampak tidak peduli.
"Uhm— apa hubungan kakakmu dengan pria bernama Yoshinori?" Tanya Hyunsoo langsung pada intinya.
Jaehyuk mengangkat sebelah alisnya. Ia melangkah mendekati kursi taman kampus yang ada di dekat sana, diikuti Hyunsoo. Mereka duduk bersebelahan lalu Jaehyuk mulai bersuara.
"Kau mengenal Kak Yoshi?" Jaehyuk balik bertanya. Hyunsoo tersentak, namun segera menetralkan ekspresinya.
"Ah, aku tahu dari Han Jisung, kau ingat kan? Teman sma kakak mu dulu." Hyunsoo melirik Jaehyuk cemas. Takut-takut jika Jaehyuk tidak percaya alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIB || Kanemoto Yoshinori
Fanfiction"Kamu serius? Bermain-main dengan seorang psikopat?" ˚gddbby, may 2021