Four

1.7K 223 15
                                    

Pukul sembilan pagi Hyunsoo terbangun. Ia duduk sembari mengumpulkan kesadarannya. Matanya mengerjap pelan sembari melihat ke sekitar, pintu kamar Yoshi terbuka dan tidak ada sosok pria itu di dalam.

Hyunsoo bangkit dari sofa lantas berjalan ke dapur. Sesampainya di dapur ia dikejutkan dengan keberadaan Yoshi. Matanya yang tadi mengantuk kini sudah terbuka lebar.

Jantungnya berdegup cepat mengingat benda yang ia lihat kemarin di ruang tersembunyi itu. Sebisa mungkin Hyunsoo bersikap biasa saja agar tidak terlihat mencurigakan di mata Yoshi.

Sementara Yoshi menatapnya sekilas dan kembali melanjutkan aktivitasnya. Hyunsoo terdiam di tempatnya. Setelah berfikir beberapa saat, iapun memutuskan untuk pergi dari dapur, ia ingin menghindari Yoshi. Pria psikopat yang kejam.

Saat satu kakinya melangkah mundur, suara Yoshi masuk ke gendang telinganya lantas membuat Hyunsoo merutuki pria itu dalam diam.

"Hei, kemari." Panggil Yoshi. Ia berjalan ke kulkasnya kemudian meraih mug hitam dan menuang sirup ke dalamnya, "ini minum,"

Yoshi menyodorkan mug itu kepada Hyunsoo. Hyunsoo bergeming, ia bimbang apakah harus menerimanya atau kabur. Dan ia tahu pasti, opsi kedua akan membawanya pada kesialan yang berlanjut. Maka dari itu dengan berat hati Hyunsoo mengambil mug itu dari Yoshi.

Melihat tindakan itu, Yoshi menyeringai kecil. Ia menatap Hyunsoo agar Hyunsoo segera meminumnya.

Keringat dingin mulai mengucur di pelipis Hyunsoo. Perlahan ia mengangkat mug itu dan meminum sirup yang diberikan Yoshi. Namun, baru saja sirup itu mengenai lidahnya, Hyunsoo langsung menyemburkan cairan itu.

Beruntung ia sempat menoleh ke kanan, bukan ke hadapannya. Jika itu terjadi maka tamatlah ia karena meludahi Yoshi.

"M-maafkan aku, aku-"

"Apa yang kau lakukan? Kau gila?!" Nada bicara Yoshi terdengar lebih tinggi dari biasanya, ia menarik kasar lengan Hyunsoo, "apa karena aku belum menyiksamu kau jadi membangkang seperti ini? Sialan," umpat Yoshi sembari menarik Hyunsoo ke sebuah ruangan yang ia jadikan gudang di apartemen ini.

Setibanya di sana ia merebut mug di tangan Hyunsoo lalu mendorong Hyunsoo untuk masuk, kemudian tanpa berkata apapun mengunci pintu gudang. Membiarkan Hyunsoo terkurung di dalam.

Lidah Hyunsoo kelu, tak bisa mengeluarkan satu katapun. Ia masih shock. Degup jantungnya kian berpacu. Perlahan aliran itu mulai menetes keluar dari matanya.

Hyunsoo berjongkok dan terisak. Bukan maksudnya ingin membangkang kepada Yoshi. Alasan ia melakukannya adalah karena cairan yang diberi Yoshi itu bukanlah sirup. Melainkan cairan yang kemarin ia temukan di ruangan tersembunyi milik Yoshi.

○○○

Setengah jam berlalu. Yoshi tampak gusar, mondar - mandir dengan ponsel di tangannya. Ia menunggu seseorang di seberang untuk menjawab panggilannya. Saat terdengar nada sambung, kaki Yoshi berhenti melangkah.

"Ada apa?"

"Ada yang harus kita bicarakan." Balas Yoshi sembari mengetuk - ngetukkan ujung sepatunya ke lantai.

Seseorang di seberang sana terdengar menjauh dari keramaian, ia membalas dengan berbisik.

"Tapi aku sedang bersama Junkyu. Tidak bisa sekarang, undur hingga pukul lima sore. Kurasa itu aman,"

Yoshi berdecak. Ia mengacak rambutnya, "baiklah. Aku akan bertemu Hyunjin nanti,"

Panggilan ditutup. Yoshi melempar asal ponselnya lalu mendudukkan dirinya di kursi. Keningnya berkerut menandakan dirinya tengah berfikir keras.

Decakan keluar lagi dari mulutnya. Ia meraih gelas yang berisikan alkohol di meja. Dengan tergesa menenggak cairan itu hingga habis.

"Apa dia sudah tahu?" Monolog Yoshi pada dirinya sendiri. Sekali lagi ia mengacak rambutnya karena tak tahu jawaban dari pertanyaannya. Jangan sampai semuanya kacau.

Yoshi bangkit dari kursi. Ia meraih ponselnya dan mengambil coat hitam miliknya lantas keluar dari apartemennya. Ia sudah setengah jalan, Yoshi benar - benar tidak mau rencana yang sudah ia rancang sedemikian rupa gagal. Jangan sampai.

○○○

Langit yang tadinya cerah perlahan berubah semakin kelam. Seorang pria bermarga Kim tengah berjalan ke suatu tempat. Ia sudah membuat janji untuk bertemu dengan seseorang. Walaupun ia bingung kenapa harus di tempat itu.

Ia baru saja keluar dari gedung tempatnya bekerja. Langkahnya berbelok ke celah kecil antara gedung kantornya dengan gedung sebelah. Di sini sepi dan hening. Juga sedikit kotor dan gelap karena tak ada penerangan.

Junkyu belum mendapati sesosok yang ia tunggu. Maka dari itu ia mengeluarkan ponsel dari sakunya lantas bersandar pada dinding di sampingnya.

Lima menit kemudian ia mendengar derap langkah mendekat. Junkyupun menyimpan ponselnya. Baru saja ia mengangkat kepala, tusukan benda tajam mengenai perutnya.

Junkyu terperangah. Dahinya mengerut menatap pria di hadapannya. Giginya bergemeletuk menahan perih. Perutnya mulai kesakitan seiring darah yang merembes jatuh megotori pakaiannya.

"J-Junkyu! Brengsek apa yang kau lakukan, jangan kabur bajingan!!" Teriakan seseorang dari ujung gang membuat sang pelaku berdecak. Ia beranjak dari sana sebelum dapat ditangkap.

Seseorang yang berteriak tadi mengumpat saat sang pelaku berhasil kabur. Ia menghampiri Junkyu dengan cemas. Kedua tangannya menahan bahu Junkyu agar tidak jatuh.

"Junkyu, bertahanlah. Aku akan menghubungi bantuan, t-tolong jangan tutup matamu," ucap orang itu ketakutan. Ia semakin khawatir melihat retina Junkyu yang mulai sayu.

Mulut Junkyu terbuka ingin mengatakan sesuatu. Susah payah ia mengeluarkan suara di nafasnya yang tercekat.

"Ji- Ji.. Hoonhh." ucap Junkyu sebelum kedua matanya terpejam.

○○○

Sudah lebih sebelas jam Hyunsoo dikurung di gudang ini. Yoshi belum juga membuka pintunya.

"Yoshi brengsek," desis Hyunsoo dengan nafas memburu.

Perut Hyunsoo terasa melilit karena belum diisi dengan makanan sedikitpun. Bahkan minumpun tidak. Ah ini gawat, bukan waktu yang tepat penyakitnya kambuh.

Menjadi gadis yang hidup sebatang kara, banting tulang demi hidupnya sendiri sering membuat Hyunsoo lupa untuk memberi cacing - cacing di perutnya makan. Ia kerap kali merasakan perih di perutnya. Setelah ia cek ke klinik di dekat rumahnya, ternyata ia maag karena sering sekali telat makan.

Dan hari ini, sudah tidak telat lagi, tetapi benar - benar telat. Seharian ia memang tidak makan. Perutnya benar - benar kosong. Hyunsoo meringkuk meremat perutnya. Kepalanya mulai terasa pening. Hingga tak lama pandangannya menjadi hitam.

○○○

Teuhaaa menurut kalian yang nusuk ama nyamperin Junkyu siapa hayoo

Jangan lupa vote and commentnya ya. Salam dari bininya trejo :p

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang