Five

1.7K 235 22
                                    

"Kenapa kau menusuknya terlalu dalam? Bagaimana kalau lukanya parah?!"

"Tenang saja. Aku yakin dia tidak akan mati sekarang. Belum waktunya,"

"A-apa maksudmu?"

"Sudahlah. Jangan berlebihan,"

"Apa yang sudah kau rencanakan?! Jangan macam-"

"Ah, aku sibuk. Masih ada kasus yang harus kuselesaikan, sampai jumpa."

○○○

Langkah kaki Yoshi tampak tak bersemangat. Wajah lesunya terpampang jelas sejak mendengar kabar sahabatnya yang ditikam seseorang. Beruntung Junkyu tepat waktu diselamatkan. Kalau tidak, entah bagaimana nasib pria itu. Yoshi baru saja balik dari rumah sakit sehabis menjenguk Junkyu. Junkyu belum sadar, membuat Yoshi begitu khawatir.

Saat menapakkan kaki di lantai apartemennya, suasana hening dan temaram menyambut Yoshi. Yoshi melirik pintu gudangnya selagi berjalan menuju kamarnya. Langkahnya terhenti, keningnya mengerut karena merasa ada yang janggal. Detik itu juga matanya terbuka lebar ketika sadar apa yang sudah ia lupakan.

Ia segera membuka pintu dan menemukan Hyunsoo yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Satu helaan kasar keluar dari mulutnya.

○○○

Mata Hyunsoo mengerjap pelan. Ia menatap ke sekelilingnya. Aneh, walaupun gelap Hyunsoo tahu betul ini bukan ruang tengah tempat ia biasa tidur. Lagipula sofanya terlalu empuk untuk disebut sofa.

Oh, tunggu. Apa ini? Pinggangnya terasa berat. Sesuatu menimpa pinggangnya- bukan, tangan itu memeluknya. Hyunsoo membelalakkan matanya, tangannya dengan cepat menutup mulutnya sebelum satu jeritan lolos.

Ia menoleh ke sampingnya dan benar saja pria itu tengah tertidur pulas. Hyunsoo meneguk ludahnya. Bagaimana bisa ia ada di sini? Tidak mungkin pria ini yang membawanya, kan.

Sial, bagaimana caranya agar Hyunsoo bisa keluar dari sini sedangkan untuk bangun saja ia susah karena ada satu penghalang di pinggangnya.

Tidak, ini terlalu dekat. Hyunsoo harus menjauh. Dengan hati - hati Hyunsoo menyingkirkan tangan yang mengunci pergerakannya. Namun, tangan itu malah mendekapnya semakin erat.

"Biarkan seperti ini dulu," gumam Yoshi dengan suara seraknya. Hyunsoo diam, ia menatap Yoshi tak mengerti.

Baru saja ia hendak membalas perkataan Yoshi, rasa perih menyerangnya perutnya.

"Awh," rintih Hyunsoo pelan. Tangannya meremat perutnya dengan kuat walaupun tak akan mengurangi rasa sakit yang mendera.

Kedua mata Yoshi terbuka, "ada apa? Apa aku menyakitimu?" Tanya Yoshi sembari bangkit duduk. Ia menatap wajah dan perut Hyunsoo bergantian. Hyunsoo meringis, ia menggeleng.

"Aku belum makan dari kemarin, bodoh." Jawab Hyunsoo pelan dan tentunya tak menyebutkan kata terakhir itu karena ia masih sayang nyawanya.

Tak ada tanggapan dari Yoshi. Pria itu turun dari kasur dan berjalan keluar kamar meninggalkan Hyunsoo yang masih meringis kesakitan. Sebelum ia benar - benar keluar, ia berkata.

"Tidur dan jangan coba - coba untuk kabur kalau kau tidak mau pingsan lagi,"

Hyunsoo tertegun. Matanya mengerjap beberapa kali kemudian melakukan perintah Yoshi. Ia kembali merebahkan tubuhnya dan berusaha mengabaikan rasa sakit di perutnya.

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang