Thirty

355 31 8
                                    

Setelah lift berhenti di lantai unitnya, Yoshi keluar dari lift dengan pandangan yang tak lepas dari tabnya. Akhir-akhir ini pekerjaannya menumpuk hingga terkadang ia tak sempat pulang ke apartemennya. Ia juga jarang berinteraksi dengan Hyunsoo sejak Gaeul mengacaukan makan siang mereka waktu itu. Entahlah, sepertinya Hyunsoo menghindarinya. Yoshi butuh waktu untuk istirahat agar dapat menghabiskan waktu bersama Hyunsoo.

Yoshi memasukkan sandi unitnya kemudian masuk ke dalam. Ia terlalu fokus dengan tabnya hingga tak menyadari keberadaan seseorang di ruang tengah. Wanita itu menatap Yoshi dengan tangan dan kaki yang menyilang.

"Kamu bahkan gak mau menyapa Ibumu?"

Sontak kalimat itu membuat Yoshi mengalihkan pandangannya. Ia terkejut dalam diam saat melihat Ibunya menghunus dirinya dengan tatapan tajam.

"Oh, aku gak lihat Ibu tadi," ucap Yoshi. Ia menghampiri Ibunya sembari mengedarkan pandangannya, "Ibu sendiri, gak bersama pria itu?"

Ibu Yoshi menghela napasnya. Ia mengusap rambut putranya, "ayahmu, dia ayahmu sekarang. Sampai kapan kamu gak mau menerimanya?"

Yoshi yang awalnya menikmati usapan Ibunya, seketika menepis pelan tangan sang Ibu, "terserah Ibu, aku gak kenal dia dan gak pernah mau mengakuinya." Yoshi kemudian berjalan menuju kamarnya, meninggalkan sang Ibu yang memijit pelipisnya melihat tingkah Yoshi.

Ibu Yoshi menyusul Yoshi menuju kamarnya, ia berdiri di ambang pintu kamar putranya. Matanya menatap sang putra yang kembali sibuk dengan tab miliknya.

"Ibu sudah dengar semuanya dari Gaeul. Apa maksudmu melakukan itu?"

Yoshi menoleh ke Ibunya, "kurasa Gaeul juga memberitahu Ibu apa yang kukatakan padanya. Aku gak perlu menjelaskannya lagi," balas Yoshi acuh tak acuh.

Kerutan terpatri di dahi Ibunya, "kenapa kamu terus membangkang begini? Ibu bahkan gak memaksa kamu untuk menerima Ayah sambungmu, hanya permintaan sederhana untuk menikah dengan Gaeul apa sesulit itu?"

Mendengar itu, Yoshi tergelak. Ia menggeleng heran, "pertama, apa nama pria itu Kanemoto? Jika tidak, memang gak ada alasan bagiku untuk mengakui orang lain sebagai Ayahku. Lalu, menikah dengan Gaeul? Aku sudah berulang kali menolaknya, Bu. Aku mencintai gadis lain, biarkan aku memilih orang yang kucintai seperti yang Ibu lakukan hingga berpisah dengan Ayah." Yoshi tersenyum pahit setelah mengatakannya.

Mungkin 10 tahun yang lalu, Yoshi tidak ingat pasti karena ia enggan mengingat masa-masa itu. Ibu dan Ayahnya memilih untuk berpisah dan pada saat itu Yoshi ikut dengan sang Ayah ke Jepang, sementara Ibunya menikah lagi dua bulan setelahnya. Yoshi tahu, Ibunya tidak mencintai Ayahnya, melainkan pria yang beliau nikahi itu. Yoshi sama sekali tidak peduli, bahkan ia tidak menghadiri pernikahan sang Ibu, siapa yang Ibunya nikahi saja Yoshi tidak tahu.

Setelah memilih keputusan yang egois itu, Ibunya malah mengatur pasangan untuk dirinya sekarang. Yoshi tak habis pikir, ia benar-benar kesal dan sedikit merasa sedih melihat kondisi keluarganya saat ini.

Sang Ibu mematung tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun. Napasnya nampak tak beraturan, menatap sang putra nanar.

"Kita akan makan malam bersama keluarga Gaeul nanti, tidak ada penolakan. Ibu akan mengirim alamatnya," ujar Ibu Yoshi hendak pergi, "sebaiknya kamu gak mengacau kali ini, kalau tidak mau sesuatu terjadi pada gadis yang kamu sukai itu. Ibu gak peduli."

Seperginya sang Ibu, Yoshi mendengus kasar. Ia melempar tabnya ke kasur lalu mengusap wajahnya. Ia hanya ingin hidup bersama Hyunsoo. Kenapa semesta selalu mempermainkan hubungan mereka?

***

"Nanti akan kubagikan bagian kalian masing-masing setelah kuselesaikan proposalnya. Jangan mengabaikan pesanku," ujar Hyunsoo sembari merapikan barang-barangnya.

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang