Twenty Four

502 67 14
                                    

Kedua mata Hyunsoo mengerjap perlahan. Ia meringis saat kepalanya terasa sedikit pusing. Kemudian Hyunsoo menatap keselilingnya. Ah, sial. Ia sedang berada di kamar Yoshi.

Dan yah, pria itu ada di sampingnya, memeluk pinggang ramping miliknya. Hyunsoo mengepalkan tangannya, mengingat pertengkaran hebat antara mereka berdua kemarin.

Tanpa ia rencanakan, beberapa hal yang sengaja ia sembunyikan dari Yoshi terkuak begitu saja. Sejujurnya Hyunsoo meragukan keberhasilan seluruh serangkaian rencana yang sudah ia buat jauh-jauh hari. Ini semua karena tindakannya yang gegabah.

"Pagi." Suara serak khas orang bangun tidur memasuki pendengaran Hyunsoo. Yoshi tampak meregangkan tubuhnya kemudian mengalihkan pandangan sepenuhnya kepada Hyunsoo.

Hyunsoo tak membalas, hanya diam menatap pria itu. Yoshi tersenyum kecil lalu mengecup singkat bibir Hyunsoo.

"Apapun yang terjadi kemarin, akan berakhir kemarin, oke? Kita gak perlu membahas itu lagi. Yang penting kamu selalu ada di sisiku," ujar Yoshi sembari menangkup pipi Hyunsoo.

Benarkah? Apa pria itu akan melupakan semua perkataannya kemarin? Hyunsoo tidak yakin. Namun, ia tetap mengangguk menanggapi.

Setelah itu hening menyelimuti. Hyunsoo dan Yoshi larut dalam pikirannya masing-masing. Entah memikirkan apa, yang pasti keduanya menyesali tindakan mereka kemarin.

"Yoshi."

Yoshi menoleh dengan senyum lembutnya, "iya sayang?"

Hyunsoo terdiam sejenak, "apa kamu benar-benar suka padaku?" tanya Hyunsoo yang kemudian mengundang kekehan kecil dari Yoshi.

"Apa aku harus menjawab pertanyaan yang kamu sendiri pun udah tahu jawabannya?" Yoshi menaikkan sebelah alisnya.

Hyunsoo mengigit bibir bawahnya, "lalu wanita yang waktu itu ke apartemen mu siapa?"

Ya. Hyunsoo menanyakan Gaeul. Gaeul sudah beberapa kali ke sini, tapi hingga saat ini pun Hyunsoo tidak tahu ada apa di antara Yoshi dan Gaeul. Terlebih, Hyunsoo mengingat adegan mesra mereka yang tak sengaja Hyunsoo lihat di pesta ulang tahun Gaeul. Seketika Hyunsoo mendesis dalam hati.

"Ah, dia. Dia tunangan ku, namanya Gaeul," jawab Yoshi santai.

Menciptakan kerutan di pelipis Hyunsoo, mulutnya bahkan sampai terbuka sedikit. Apa pria ini benar-benar serius dengan ucapannya?

Melihat ekspresi Hyunsoo, Yoshi tidak tahan untuk tidak mencubit gemas pipi milik Hyunsoo.

"Ibu menjodohkan aku dengan Gaeul. Kamu ingat Ibuku kan? Dulu kita sering bermain di rumahmu karena Ibu kita berteman. Dan pada saat itu aku sudah mulai menaruh hati padamu, meskipun kita masih kecil, aku sudah merasakannya. Aku serius," ujar Yoshi lalu menempelkan keningnya dengan Hyunsoo sambil mengelus pelan pipi Hyunsoo.

Mata Hyunsoo terpejam, diam-diam menikmati usapan tersebut.

"Sekarang Ibu ada di Jepang. Ibu gak tahu kalau aku mencintaimu, makanya saat Ibu bilang aku akan tunangan dengan Gaeul aku menolak. Namun, ternyata Gaeul menyukaiku, jadi yah begitulah. Aku akan bilang pada Ibu dan memperkenalkan kamu kalau Ibu datang mengunjungiku. Ia masih sibuk dengan keluarganya di sana," lanjut Yoshi dengan senyum getir.

Hyunsoo bungkam, dalam hati ia menyahuti perkataan Yoshi, ya, keluarga yang kamu maksud itu Ayahku.

Terdengar helaan napas dari mulut Yoshi. Ia memeluk erat tubuh Hyunsoo sembari bergumam bahwa pria itu mencintai Hyunsoo, sangat.

Sementara Hyunsoo membisu tanpa berniat menanggapi omongan Yoshi.

***

Hari-hari berlalu seperti biasanya. Yoshi semakin menempel kepada Hyunsoo. Mereka benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih karena Hyunsoo tidak mengelak ataupun menolak perlakuan Yoshi sekarang.

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang