Eighteen

1.1K 128 12
                                    

Yoshi memejamkan matanya sembari menunggu Hyunsoo mengeluarkan suara. Entahlah, Yoshi tidak tahu apakah Hyunsoo sudah mengingat semuanya atau gadis itu hanya bingung dengan segala sesuatu yang terjadi padanya. Gadis ini membingungkan.

Di sebelahnya, Hyunsoo meneguk ludah kasar. Ia memainkan kedua jarinya dan sesekali melirik Yoshi yang memeluk lengannya.

Astaga. Posisi ini membuat pikiran Hyunsoo buyar. Tiba-tiba semua pertanyaan yang telah ia siapkan hilang begitu saja. Ingin rasanya Hyunsoo menendang kepala Yoshi agar pria itu berhenti memeluk lengannya. Ayolah, ia tidak nyaman.

Hyunsoo berdeham pelan, "kalungmu bagus..."

Mendengar itu, Yoshi membuka sebelah matanya. Di dalam hati ia bertanya apakah Hyunsoo benar-benar sudah sadar atau hanya berbasa-basi padanya.

"Hm, sama seperti punyamu," balas Yoshi kemudian beralih memeluk pinggang Hyunsoo dan menyenderkan kepalanya di perut Hyunsoo.

Hyunsoo terkesiap. Hampir saja ia berteriak saking terkejutnya. Bisakah kalian membayangkan bagaimana posisi mereka saat ini?

Tangan Hyunsoo mengelus bandul kalung miliknya sembari mengatur nafas. Pria ini membuat Hyunsoo gila. Dan yah, kalung mereka memang mirip— tidak, benar-benar persis sama.

"Yoshi, apa harus seperti ini?" Tanya Hyunsoo, berdecak di dalam hati.

Yoshi mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya, "cepatlah bertanya. Sepertinya aku akan terlelap sebentar lagi, ini sangat nyaman."

Kalau saja ia tidak mengingat nyawanya, mungkin Hyunsoo sudah mencabik-cabik mulut Yoshi. Enteng sekali Yoshi berkata. Nyaman? Huh, yang benar saja.

Hyunsoo mencebikkan bibirnya, "aku lupa ingin bertanya apa...."

Seketika Yoshi mengangkat kepalanya, ia menatap Hyunsoo tepat di hadapan gadis itu dengan jarak yang sangat dekat. Hidung mereka saja hampir bersentuhan.

"Apa aku membuatmu tidak fokus, hm?" Tanya Yoshi dengan suara yang err, kalian bisa membayangkan suara seksi seorang pria?

Tidak, Hyunsoo tidak takjub. Sungguh, ia malah membenci suara semacam itu, cih.

Hyunsoo menghindari kontak mata dengan Yoshi. Astaga, apa yang pria ini lakukan?!

"Apa sih? Aku biasa aja, jangan besar kepala, Tuan Kanemoto." Hyunsoo hendak mendorong bahu Yoshi untuk menjauh.

Namun, pria itu malah menahan kedua tangan Hyunsoo lalu ia letakkan di atas kepala Hyunsoo. Hyunsoo melebarkan matanya gugup.

"Kau yakin?" Lagi, Yoshi bertanya dengan nada setengah berbisik. Pandangannya mulai jatuh ke bibir ranum milik Hyunsoo.

Oh, tidak. Ini pertanda bahaya. Hyunsoo harus menghentikan pria ini sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi. Benarkan?

"T—tentu. Apa kau bisa menyingkir? Ini terlalu dekat," ucap Hyunsoo dan sialnya ia sempat terbata. Ia memundurkan kepalanya saat Yoshi— dengan seringaian andalannya, mulai memajukan kepalanya perlahan.

"Kenapa? Bukankah kau menyukai ini?" Yoshi mengusap bibirnya dengan ibu jarinya kemudian menyentuh bibir Hyunsoo dengan jari yang sama.

Oh, tidak.

***

Matanya mengerjap perlahan, menyesuaikan pandangannya dengan cahaya ruangan. Satu ringisan keluar dari mulutnya, merasakan bekas tusukan di perutnya yang tak kunjung sembuh. Padahal sudah cukup lama ia berada di rumah sakit ini.

Kim Junkyu menghela nafas lelah. Tatapannya kosong, hatinya berdenyut memikirkan tragedi yang menimpanya. Entah apa yang membuat orang itu menyakitinya seperti ini. Padahal mereka teman.

FIB || Kanemoto YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang