TTM - 14

521 63 4
                                    

Malam ini terdapat 4 orang manusia yg tengah melakukan makan bersama. Hening, tentu saja ia melakukan makan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun hnya dentunan sendok yg beradu diruang makan itu

Sebenarnya selfi cukup kecewa atas perbuatan pamannya yg menekan sang abah hanya untuk perusahaan tapi jika tak begitupun mau gimana dan harus apa ini demi kemajuan perusahaan paman nya dan kakaknya akan menjadi penerus tersebut

Ia tak harus mengorbankan kakaknya bukan, lebih baik ia memikirkan bagaimana caranya agar semua berjalan dengan baik untuk menghindari kenyataan sementara

Setelah mereka selesai kini mereka berkumpul diruang tamu sambi minum dan makan makanan yg ada

"bagaimana kuliah selfi sayang". Tanya surya melihat kearah selfi yg masih sibuk dengan cemilan nya

"lancar, cuma sedikit ribet karena berbeda cara belajar nya dari kampus selfi sebelumnya tapi selfi perlahan bisa atasi". Jawabnya tersenyum kearah pamannya

Yayat melihat selfi dengan penuh harap dan bangga ia tak menyangka jika suatu hari nanti akan melihat anaknya memakai baju jas dokter didepannya

"syukurlah, paman harap kamu bisa jadi dokter hebat nantinya". Ucapnya membalas senyuman selfi

"lalu kantor paman bagaimana apa semua baik-baik saja? Selfi pikir abah selalu sibuk akhir ini". Tanya selfi

Surya menatap yayat dengan senyuman, sebenarnya ia tak tega namun mau gimana lagi ini untuk keponakan nya nanti

"iya selfi, kantor sedikit bermaslah jadi abahmu dan paman harus mengatasi semuanya. Tapi tenang aja besok lusa akan kembali normal jika kita bisa mengajukan proposal dengan baik. Doain paman biar berjalan lancar". Jawabnya dengan tampang yg seakan akan tidak terjadi apa apa

Selfi hanya mendengar dan pura-pura tersenyum

"selfi pasti doain. Kalo berhasil selfi mau minta hadiah laptop baru hihihi". Celetuk nya dengan cengiran bodohnya, tentu saja itu untuk menyembunyikan sesuatu yg ia tau

"hanya itu?". Tanya surya yg diangguki oleh selfi dengan mulutnya yg masih mengunyah

"kalo cuma itu paman bisa ngatasin, tenang aja bahkan paman bisa beliin sepuluh".

"sombong sekali". Sahut yayat membuat ketiganya tertawa lepas sedangkan lesti hanya berkutat dengan ponselnya sedari tadi

"lesti lagi ngapain hayo, chattingan sama siapa sih fokus banget sampai ga liat kita semua disini". Sahut surya dengan nada mengejek kepada keponakan nya tersebut

"heii lesti". Panggilnya membuat lesti tersentak

"oh iya paman kenapa?". Tanya ny bingung

"itu kmu chattingan sma siapa kok paman perhatiin sedari tadi kmu fokus kesana sampai lupa paman dan kita disini".

"hmm oh itu paman chattingan sama temen". Gelagap lesti membuat pamannya tersenyum tipis

"temen apa demen hmmm". Ledek sang paman membuat lesti memerah merona

"ya! Paman jangan mengejekku". Celetuk lesti dengan kesaltingannya

"emang paman ga tau, kalo kaka lesti lagi kasmaran". Tambah selfi membuat lesti menatap tajam kearahnya. Bukannya takut selfi masih saja meledeknya

"jangan dengerin selfi paman, itu tak benar". Bantah lesti tak terima

"paman bingung harus percaya selfi atau lesti". Ucap surya dengan gaya sedang berpikir "mmm ponaan paman udah gede hmm". Lanjutnya sambil menaik turunkan alisnya menggoda lesti

Tasbihmu Tak MerestuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang