TTM - 15

545 64 4
                                    

Dicaffe randa sudah cukup menunggu lama kedatangan selfi, ia benci menunggu tapi dengan menunggu menurutnya itu cinta. Aneh bukan?
Sebenarnya randa anak yg baik hanya saja ia telah terobsesi sejak lama dengan selfi entahlah randa juga tidak mengerti. Menurutnya, selfi punya daya tarik sendiri yg amat sangat menarik dirinya.

Berbicara soal perasaannya tentu saja randa tidak main-main i sangat ingin memiliki selfi

Saat 20 menit berlalu menunggu selfi akhirnya tampak sosok yang ia cintai memasuki pintu masuk dicaffe tersebut. Ia tersenyum senang karena pujaannya sudah datang dan dipastika jika selfi kan memberinya keputusan yg benar. Karena keputusan yang buruk takkan ia terima terlalu mengandung resiko

Dengan senyuman lebarnya ke arah selfi dan dalam sekejap berdiri menatap pujaannya melangkah kearahnya. Ia bahagia tapi tidak dengan selfi ia hanya menatap randa dengan wajah dingin nya

"akhirnya kamu datang juga". Keluh randa duduk dihadapan selfi

Selfi hanya menjawab dengan dehem lalu duduk dan memesan minuman tidak dengan makanan karena ia tak mau berlama-lama dengan randa

"bagaimana kabarmu?". Tanya randa tulus

"berhenti basa basi, aku kesini cuma mau ngasih keputusan, bukan untuk mengajakmu berbicara yg ga jelas sama sekali". Jawab selfi dengan ketus

Randa hanya menggeleng kan kepalanya, ia tau sikap selfi selalu saja seperti itu padanya tapi ia selalu sabar akan hal itu "bisa kah kamu baik padaku seperti kamu baik pada faul dan yg lainnya".

"no, i don't like u". Ketusnya membuat randa menghela nafasnya

Coffe yg selfi pesan kini datang, mereka menikmati nya dengan keheningan. Randa tidak mau berbicara takut membuat selfi pergi dihadapannya, dengan memandangnya seperti ini saja ia bahagia. Ia sangat suka pipi bakpau selfi dan ketika tersenyum mampu membuatnya nyaman, bahkan matanya yg teduh mampu membuat jantungnya berdetak.

Pesona luar biasa

"berhenti melihatku seperti itu atau ku colok matamu". Ujar selfi dengan nada sedingin mungkin

"kamu galak sekali".

"aku kesini ingin mengatakan bahwa aku menerima tawaranmu dan pastikan kamu tak mempermainkan ku".

"tentu saja aku tau, kamu ga akan ada pilihan lain bukan".

"lalu apa yg harus kulakukan selanjutnya padamu?".

.
.
.
.
.

.
.
.
.

Lesti telah pulang dari rumah ridwan, ia senang sudah memeliki kesempatan untuk berteman dengan ridwan yg keluarga nya. Keluarga unik pikirnya

Telah selesai dari rumah ridwan ia harus menerima ajakan billar. Karena billar sudah mengirimi pesan untuknya mengajak jalan-jalan sembari mengerjakan tugas nya. Tentu saja lesti langsung menerima nya dengan senang hati.

"kamu dari mana kenapa aku harus jemput di halte bis?". Tanya billar sembari menyetir mobilnya

"dari rumah temen". Jawabnya

Billar hanya ber oh ria, ia berpikir semoga lesti tidak sedang berbohong padanya.

"kamu udah makan?". Tanya lesti basabasi memecahkan keheningan

"iya, pagi tadi sama gunawan". Jawabnya "tak apa kalo kita ke caffe? Sekalian ngerjain tugas disana?".

"emang ga ramai jam segini?". Tanya lesti

"kita masuk tempat khusus kita sewa sehari".

"itu berlebihan lar".

"tidak kalo itu untuk kita berdua". Jawab billar tersenyum

Tasbihmu Tak MerestuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang