Chapter 20

28 7 21
                                    

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*******

"Gue juga heran, kenapa bisa Varo jadi kehilangan kontrol." Ucap Arkan.

"Maksud lu?" Tanya Aksa.

"Habis gue bilang kalo Ziva balik lagi, dia langsung gak fokus." Jelas Arkan.

"Berarti lu penyebabnya dong." Ucap Kiora.

"Lah kok gue?"

"Gue mah cuma menyampaikan kabar gembira doang." Ucap Arkan tak Terima dirinya disalahkan.

"Ya lu liat situasi kondisi lah." Sahut Kiora.

Dan terjadilah adu mulut antara Arkan dan Kiora, adu mulut itu terhenti saat Varo memisahkan mereka.

"Udah, udah, gue juga gapapa."

"Santuy aja." Ucap Varo.

"Apa? Lo bilang santuy?" Ucap Safella sambil mendekati tempat Varo duduk.

"Ini lu bilang santuy?" Ucap Safella sambil iseng menabok pelan bibir Varo.

"Ahh Fellaa." Ucap Varo geram.

"Panggil dokter ajalah." Ucap Aksa.

"Cie perhatian sama gue." Ledek Varo.

"Geli gue." Balas Aksa berjalan keluar ruangan dan memanggil dokter.

Audrey datang tiba tiba, macam jelangkung tidak diundang. Langsung lari memeluk Varo.

"Kamu kenapa sayang? Ada yang sakit?"

"Mata lu katarak apa? Udah jelas keliatan." Batin Varo. Ia menahan diri agar tak membuat Audrey marah dan membocorkan tuduhannya atas ayah Varo.

"Gue gapapa, bentar lagi Aksa dateng sama dokter." Ucap Varo.

Aksa datang bersama dokter dan perawatnya, Aksa kaget melihat Audrey sudah ada diruangan bercat putih berudara dingin. Siapa yang memberitahu rumah sakit dan kamarnya ke Audrey.

"Loh Audrey? Dari mana lu tau kita ada disini? Kan ga ada yang ngasih tau." Ucap Aksa yang mulai curiga akan gerak gerik Audrey.

Audrey gugup, apa yang harus ia katakan. Ia tau dari supir truk yang menabrak Ziva alias orang bayarannya.

"Ehm.. Anu.. Dari.."

Bidadari Untuk Alvaro (ZIVARO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang