(3) Akademi Sakura

31 25 0
                                    

"Apa yang ingin kau lakukan disini?" Mistress Liza, pengajar sekaligus penjaga perpustakaan yang sangat mencintai buku-buku kini tengah menatap tajam Auristela yang tiba-tiba memasuki perpustakaan ini.

"Tentu saja mau lihat-lihat buku lah, Mrs."

"Maaf, tapi di sini bukan museum."

"Mistress Liza, saya kesini karena disuruh oleh Profesor Malfey untuk mengambil buku-buku baru."

"Benarkah?"

Tentu saja Mistress Liza curiga karena terakhir kalinya Auristela ke sini sempat membuat heboh satu perpustakaan karena melepas seekor ular kobra. Sehingga mengakibatkan perpustakaan hampir runtuh akibat banyak serangan dari berbagai elemen dari murid-murid yang panik.

"Benar," jawab Auristela. "Kalau Mistress Liza tidak percaya, lihat saja mata saya. Apakah ada kebohongan?"

Walaupun masih waspada, Mistress Liza menuruti apa yang dipinta oleh Auristela. Ditatapnya mata Auristela untuk waktu yang cukup lama sehingga Auristela membuka suaranya. "Aduh, Mrs! Saya tahu saya cantik. Jadi Mistress tidak perlu terpesona seperti itu," katanya yang dilebay-lebaykan.

Mistress Liza menghembuskan napasnya. Tidak mau membalas omongan makhluk absurd sejenis Auristela sebab pasti tidak ada habis-habisnya yang dibicarakannya, malah jadi emosi sendiri. "Yasudah, kau diperbolehkan masuk," pungkasnya yang membuat Auristela tersenyum lebar.

Meskipun sudah diizinkan,
Mistress Liza tetap memandang Auristela yang sudak masuk perpustakaan dengan tatapan penuh waspada. Takutnya Auristela kesini menyelundupkan senapan AK-47 lalu menghancurkan kembali perpustakaan tercintanya ini.

Auristela menatap banyaknya buku-buku yang tertata di perpustakaan. Mengambil satu buku lalu menghirup aromanya. Harum buku baru Auristela sangat menyukainya.

"Aku menyukai buku."

"Betapa banyaknya manfaat dalam buku. Semua yang kau ingin ku pelajari tentu saja buku panduannya. Kecuali buku mengajarkan kebodohan tentunya. Lagipula orang bisa bodoh secara alami, tanpa buku."

Setelah puas, Auristela lantas mengambil buku lainnya. Profesor Malfey menyuruhnya kesini untuk membawakan buku beredukasi untuk pelajaran kelas akhir. Tidak banyak. Namun ini cukup berat karena lapisan bukunya yang tebal.

Alih-alih Auristela langsung pergi, ia masih berada disini. Kedua matanya tertuju pada bagian belakang buku berlapisan super tebal. Seingat Auristela, ia tidak pernah melihat buku tersebut. Karena penasaran, Auristela turut mengambil buku berwarna pink dengan gambar sakura.

Sakura Academy

Itulah judul yang tertera pada buku tersebut.

Auristela menimang-nimang buku yang bentuknya tidak terlalu tebal. Setahunya, Akademi Sakura merupakan akademi yang terletak di benua sebelah. Akademi yang terkenal tertutup oleh media dan jarang mengadakan perkumpulan dengan akademi lainnya. Akademi dingin yang tersimpan banyak misteri.

Sebenarnya Auristela tertarik untuk membuka buku ini. Namun waktunya tidak cukup. Mungkin kapan-kapan saja jika Auristela memiliki waktu luang, maka Auristela akan membaca sejarahnya. Dan Auristela berencana akan membawa buku ini pulang.

🌸🌸🌸

Kalian tahu bagaimana rasanya menunggu berjam-jam di sini dengan keadaan tubuh yang tak bisa digerakkan? Bagi Serliyana, ini sangat... sangat menyebalkan. Banyak orang yang melewatinya dan menertawakan dirinya yang diam nyaris seperti patung sembari kahyang. Memang efek sihir dari Auristela tidak bisa bergerak, dalam maksud tidak bergerak dalam artian jalan kemana-mana. Kecuali bergerak pada tempatnya. Karena pegal jadinya Serliyana sekalian kahyang saja agar mereka yang melihatnya menyangka kalau Serliyana sedang olahraga.

Sakura Academy (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang