(4) Penentuan Tipe Kekuatan

23 24 0
                                    

"Maafkan saya, Profesor. Maafkan saya. Maafkan saya. Maafkan sayaaaaa..." Layaknya orang tak waras yang baru saja kabur dari rumah sakit, Auristela meraung menangis tersedu-sedu seraya bersila menghadap pada Profesor Malfey yang sedari tadi hanya melongo melihat sikap aneh Auristela yang masih berlanjut. Tidak hanya Profesor Malfey saja, semua murid yang ada di kelas juga sama ekspresinya. Sungguh memalukan!

"Hey, hey, apa yang kau lakukan? Tolong berhenti!" Akhirnya Profesor Malfey berbicara setelah beberapa jam yang lalu seperti orang struk.

Auristela mengelap air matanya. "Saya mau minta maaf sama Profesor. Saya punya satu kesalahan."

"Satu?"

"Ya, suka buat kesalahan."

Dan saat ini pula, Profesor Malfey dan semua murid juga ikut-ikutan menangis. Sangat sedih mendengar jawaban dari Auristela.

Deborah menurunkan tangannya yang semula menopang dagu. Menyadari semuanya kini sedang menangis, kecuali dirinya dan Ivy. "Mengapa semuanya menangis?"

"Biasalah," sahut Ivy singkat lalu menghela napas. Lelah dengan drama buatan ini.

"Ya, saya maafkan. Sekarang, silahkan duduk!" jawab Profesor Malfey menghentikan tangisnya. Mendengar jawaban tersebut, Auristela langsung berdiri dari posisinya kemudian duduk di mejanya. Sebenarnya tidak ada alasan yang transparan Auristela melakukan hal itu. Gadis itu hanya sedang gabut saja. Makanya berdrama nyaris seperti gaya sinetron-sinetron yang biasa ia tonton di televisi.

Profesor Malfey membenarkan kacamatanya yang sudah merosot dari hidungnya. Akhirnya suasana yang mencekam dan menyedihkan sudah tergantikan dengan suasana serius. "Hari ini adalah penentuan tipe kekuatan. Saya harap semuanya hadir. Apakah ada yang tidak hadir sekarang?" tanyanya menatap seluruh meja murid.

"Sampah, Profesor," jawab Auristela.

Kontan mendapat pukulan dari Serliyana. "Diam, makhluk berlendir!"

"Hey, aku manusia! Bukan makhluk berlendir!"

"Tolong diam, Ela, Eli!" perintah Profesor Malfey yang terdengar tak bisa dibantahkan yang membuat kedua makhluk berlendir itu langsung terdiam.

Setelah terasa keadaannya kembali hening, Profesor Malfey melanjutkan perkataannya, "Baik, sekarang kita akan memulainya. Dimulai dari absen pertama, Alisha Yuranani."

Setelah itu penentuan tipe kekuatan dimulai. Sesuai nomor absen, Profesor Malfey memanggil satu per satu murid untuk melakukan pengetesan pada air yang ada di dalam cawan. Jika air cawan berwarna biru, maka disebut sebagai pelindung. Jika air cawan berwarna merah, maka disebut sebagai penghancur. Terakhir, jika air cawan berwarna kuning disebut penangkal.

Tipe kekuatan Deborah Beneviento dan Ivy Geovany sama-sama penangkal. Serliyana Carolina, membuat semua murid terkejut karena dia mendapat tipe kekuatan pelindung. Sementara Auristela Lauria diletakkan yang paling akhir karena tugasnya Reigne untuk membantu murid membacakan mantra saat memasukkan tangannya kedalam air cawan.

Kini, gantian Auristela yang menentukan tipe kekuatannya sendiri. Mata semuanya berbinar. Tidak sabar mengetahui apa masa depan Auristela untuk dunia. Mereka sudah dapat menebak Auristela pasti akan memperoleh type kekuatan pelindung.

"Nuveleon envuella Lumineous." Auristela membacakan sebuah mantra saat tangannya sudah masuk ke dalam air. Memejamkan matanya. Tidak lama Auristela terasa sebuah cahaya mulai muncul yang amat sangat bersinar. Cahaya yang mampu membuat Auristela sulit kembali membuka matanya.

"Penghancur."

Perkataan dari Profesor Malfey hampir saja membuat jantung Auristela hampir meledak. Ia segera membuka matanya saat menyadari perlahan cahaya mulai melenyap. Melihat ke cawan, dan benar warna merahnya sudah remang-remang.

Sakura Academy (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang