Banyak sekali lukisan-lukisan dari seniman yang terkenal terpampang pada dinding ruangan ini. Lukisan yang terlihat gelap, mistis, dan sangat mengerikan. Ada satu lukisan yang menarik perhatian Auristela. Lukisan yang berada di tengah-tengah itu menggambarkan sebuah bangunan kuno berwarna biru tua. Banyak pisau yang memutari bangunan itu.
Tunggu!
Sepertinya Auristela merasa sangat familiar terhadap bangunan tersebut.
Tangan Auristela segera mengambil lukisan itu kemudian mengusap bawah lukisan yang tertutup oleh debu. Mata tajam Auristela dapat menemukan segelintir kata-kata. Itu membuatnya menebak-nebak apa isi tulisan tersebut.
Dan selesai.
Auristela segera meniup tangannya lalu melihat kembali tulisan tersebut. Saat ini juga, Auristela langsung membelalakkan matanya ketika membaca deretan tulisan tersebut.
Advillence Academy.
The best traitor of all time
(Pengkhianat terbaik sepanjang masa)"Pengkhianat? Siapa pengkhianat? Advillence? Akademiku? Siapa? Apa mungkin ada sebuah rahasia yang tidak aku ketahui sampai sekarang?" Auristela bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Pasalnya selama dua tahun Auristela bersekolah di Akademi Advillence, Auristela tidak pernah mendengar kisah Akademi Advillence yang menceritakan pengkhianatan.
Auristela mengalihkan pandangannya ke tempat lain. "Ada pintu lain? Padahal sepertinya pintu itu belum terlihat saat aku masuk ke dalam sini," gumamnya. Kemudian Auristela menaruh lukisan itu pada tempatnya baru setelahnya pintu menghilang.
"Oh, ternyata karena ini."
Auristela mengambil lukisan misteri ini lagi lalu ditaruh di atas meja. Kedua kakinya kemudian melangkah ke pintu merah yang ada di ujung sana. Berjalan dengan lamban. Jika saja pintu itu terdapat jebakan, Auristela sudah siap menghindar.
Ceklek!
Pintu merah sudah terbuka. Dan itu bukan berisi jebakan seperti yang Auristela pikirkan. Yang Auristela lihat di depannya ini justru tempat yang sama. Seluruh letak dan gambar lukisan tetap sama seperti tempat sebelumnya. Hanya saja ada yang berbeda dari sebelumnya. Lukisan yang sebelumnya menjadi tempat lukisan misteri itu berubah menjadi lukisan Akademi Sakura yang permukaannya masih dipenuhi salju.
"Ini terlihat seperti menjelaskan dari buku Akademi Sakura yang pernah aku baca waktu itu. Dan ternyata memang benar, wilayah di Akademi Sakura ternyata awal mulanya ditutupi oleh salju."
Kemudian pandangan Auristela menemukan pintu merah yang berada di ujung sana lagi. Karena penasaran, Auristela segera berjalan ke sana dan segera membuka pintunya lagi.
Ceklek!
Tempat yang sama.
"Apa yang terjadi padaku?" tanya Auristela pada dirinya sendiri. Bingung kenapa saat memasuki ruangan selalu semuanya sama. Ini mungkin di antara tempat yang sama atau mungkin Auristela terjebak dalam ruangan ini.
"Tapi tunggu! Lukisan yang berada di sini berubah lagi." Auristela mengamati lukisan yang menggambarkan ada tiga orang yang berdiri di halaman Akademi Sakura. Semuanya menyambut sosok itu dengan gembira. Dan kalau Auristela perhatikan lebih jelas, lambang seragam yang dikenakan tiga orang itu yakni lambang Akademi Advillence.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Academy (ON GOING)
FantasyMendapat gelar 'Reigne' (calon 'Queen' masa depan) tidak mudah bagi Auristela Lauria. Kepercayaan Academynya yang menjadikan gelar terbaik, gadis berusia 18 tahun itu mengharuskannya untuk melindungi penjuru dunia dari berbagai kecaman. Suatu hari...