Brugh!
Tanpa disengaja, insiden tabrakan terjadi membuat tubuh Auristela terpental dan jatuh dalam kondisi memalukan. Kekuatan orang tadi sepertinya sangat kuat sehingga membuat Auristela bisa terjatuh. Benar-benar, hari ini tiada waktu tanpa keemosiannya. Pasti dia sengaja menabraknya.
Auristela segera berdiri lalu mendongakkan kepala, hendak memarahi orang yang menabraknya. Namun belum juga mulutnya terbuka untuk mengeluarkan segala penuh rasa emosinya, mulut Auristela langsung lemah untuk marah-marah.
"Kalau jalan gunakan matamu dong!" bentak lelaki itu menatap tajam Auristela.
Untuk sementara waktu, Auristela hanya terdiam saat melihat seseorang di depannya ini. Baginya, dia terlihat sangat familliar. Dari wajahnya mirip sekali dengan seseorang yang Auristela tolong semalam. Hanya perawakan wajahnya yang ini lebih garang daripada semalam.
"Kau Kal?" tanya Auristela memastikan.
"Kal?" Wajah lelaki itu tampak kebingungan. Namun tetap tidak merubah ekspresi datarnya.
"Iya, kau Kal yang semalam aku tolong itu bukan?"
"Bukan."
Jawaban darinya sontak membuat jantung Auristela berdetak lebih keras. Menurutnya itu sangat tidak mungkin. Oleh karena itu, Auristela tetap mengeyel bahkan Auristela menunjuk wajah lelaki itu.
"Tapi wajahmu mirip dengannya," katanya berusaha kekeh.Lelaki itu hanya menaikkan pundaknya.
"Aku tak peduli. Sekarang kau harus minta maaf padaku atas aksimu yang sangat keterlaluan, menabrak seorang Royal secara sengaja." Mata lelaki itu kian menajam menatap Auristela. Merasa kesal ada seseorang yang terlalu kekeh pada pendiriannya, padahal jelas tebakannya itu salah."Hey, bukankah kau yang sengaja menabrakku? Pasti kau juga sama seperti mereka, bukan? Ingin membully ku? Iya kan? Iy——Tunggu! Tadi kau bilang apa? Ro—royal? Kau seorang Royal?" Untuk beberapa alasan nada suara Auristela yang menggebu-gebu sedikit demi sedikit mulai mencicit. Langkah Auristela mundur beberapa langkah sembari menatap sosok di depannya dengan bingung. Jadi dia seorang Royal? Pemimpin dari Akademi Sakura?
Padahal baru saja lelaki ingin menyerang Auristela menggunakan apinya karena kekurangajarannya, mendadak wajahnya langsung berubah menjadi terkejut. Bagaimana bisa sosok di depannya ini tidak mengenalnya? Padahal ia sangat terkenal?
"Dasar orang tak berterimakasih! Sudah ku tolong, masih saja mau mencelakaiku!" sungut Auristela. Ekspresinya yang bingung kontan berubah kembali menjadi marah-marah.
"Sudah ku bilang aku bukan orang yang kau tolong!" kelit lelaki itu. "Yang terpenting kau harus bersikap sopan sekarang kepada Royalmu!"
"Entahlah. Aku tak peduli kau jadi Royal atau tukang sampah. Haha. Aku sedang sibuk sekarang, ada tugas yang belum selesai kukerjakan. Daripada berbicara dengan manusia tak berguna, lebih baik aku pergi. Selamat tinggal!" pamit Auristela kemudian dengan santai melewati lelaki itu.
Akan tetapi jangan harap Auristela bisa kabur dengan mudahnya. Tangan Auristela ditarik paksa oleh sosok itu lalu tubuh Auristela ditempelkan ke dinding. Dengan satu tangan kanan yang berada di samping kanan dan satu tangan kiri yang berada di samping kiri kepala Auristela, itu cukup membuat Auristela langsung terdiam. Dalam jarak sedekat ini, Auristela dapat merasakan degup jantungnya berdetak dengan cepat, menatap sosok berparas tampan yang memortalnya ini. Bukan karena cinta, tapi Auristela masih terlalu terkejut diperlakukan seperti ini.
Cukup lama keduanya tatap-tatapan sampai pada akhirnya sosok itu berbicara, "Siapa yang menyuruhmu pergi!?" tanyanya dingin.
"Itu—tidak ada. Hanya saja aku—aku—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Academy (ON GOING)
FantasyMendapat gelar 'Reigne' (calon 'Queen' masa depan) tidak mudah bagi Auristela Lauria. Kepercayaan Academynya yang menjadikan gelar terbaik, gadis berusia 18 tahun itu mengharuskannya untuk melindungi penjuru dunia dari berbagai kecaman. Suatu hari...